Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 June 2019

BPS: Mei 2019 Harga Gabah dan Beras Turun, NTP Naik

BPS: Mei 2019 Harga Gabah dan Beras Turun, NTP Naik
12 June 2019

BPS: Mei 2019 Harga Gabah dan Beras Turun, NTP Naik

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan pada harga gabah kering panen di tingkat petani dan harga beras medium di penggilingan masing-masing turun 0,02 persen pada Mei 2019. Kendati demikian, pada bulan Mei 2019 pun Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) yang menunjukkan daya beli petani semakin meningkat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tercatat dari data yang dirilis BPS, NTP bulan tersebut sebesar 102,61 atau naik 0,38 persen dari NTP bulan April yang hanya 102,23. Kemudian NTUP bulan Mei sebesar 111,94, naik sebesar 0,73 persen dari bulan April sebesar 111,13.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, dari 2.007 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Mei 2019, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 72,50 persen, gabah kering giling (GKG) 11,26 persen, dan gabah kualitas rendah 16,24 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selama Mei 2019, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 4.356,00 per kg atau turun 0,02 persen dan di tingkat penggilingan Rp 4.445,00 per kg atau turun 0,01 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya,” kata dia, di kantornya, kemarin Senin (10/6/2019).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani adalah Rp 5.172,00 per kg atau naik 0,88 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.298,00 per kg atau naik 1,47 persen. Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp 4.022,00 per kg atau turun 0,01 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.118,00 per kg atau turun 0,01 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dibandingkan Mei 2018, rata-rata harga pada Mei 2019 di tingkat petani untuk semua kualitas, yaitu GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah, mengalami penurunan masing-masing 4,36 persen, 1,80 persen, dan 6,58 persen,” ujar dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Demikian juga di tingkat penggilingan, rata-rata harga pada Mei 2019 dibandingkan dengan Mei 2018 untuk GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah juga mengalami penurunan masing-masing 4,23 persen, 1,40 persen, dan 6,34 persen. Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.462,00 per kg, turun sebesar 0,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.143,00 per kg, turun sebesar 0,02 persen. Sementara rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.953,00 per kg, naik sebesar 0,19 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dibandingkan dengan Mei 2018, rata-rata harga beras di penggilingan pada Mei 2019 untuk semua kualitas, yaitu premium, medium, dan rendah, mengalami penurunan masing-masing 0,65 persen, 0,52 persen, dan 0,54 persen,” ujar dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa menjelaskan kenaikan NTP dan NTUP bulan Mei 2019 ini didukung oleh kenaikan NTP pada subsektor pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kenaikan NTP bulan Mei 2019 ini banyak ditopang oleh kenaikan NTP subsektor hortikultura sebesar 102,41, naik 1,42 persen, NTP peternakan 107,71, naik 0,83 persen dan NTP tanaman perkebunan rakyat 96,02, naik 0,43 persen dari bulan sebelumnya,” jelas Kariyasa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sama halnya dengan NTP, prestasi kenaikan NTUP pada periode tersebut banyak ditopang dari naiknya NTP subsektor hortikultura 114,11, naik 1,72 persen, NTP peternakan 117,37, naik 1,03 persen dan NTP tanaman perkebunan rakyat 106,01, naik sebesar 0,99 persen dari bulan sebelumnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara terkait dengan harga gabah, penurunan harga menjadi bukti bahwa ketersediaan cenderung stabil saat bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Khusus Ramadan, kebutuhan masyarakat biasanya meningkat tajam. Karena itu, kami memasang target produksi 20 persen di atas produksi normal. Dengan begitu ketersediaan pangan tetap terpenuhi,” jelas Kariyasa. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *