Pilarpertanian - Pilar – Permintaan terhadap komoditas bawang putih terus mengalami peningkatan. Sementara produksi bawang putih dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mencukupi kebutuhan bawang putih, pemerintah harus impor dari luar negeri. Selain untuk bumbu masakan, bawang putih bisa digunakan untuk pengobatan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih adalah terbatasnya jumlah petani yang membudidayakan bawang putih karena keterbatasan varietas bawang putih. Saat ini, varietas yang tersedia hanya cocok untuk ditanam di dataran tinggi (> 800 m dpl).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tapi, BPTP Balitbangtan Sultra bersama Dinas Pertanian Kabupaten Buton, Kamis, (11/10/2018) bisa panen bawang putih pada dataran rendah (750 m dpl) ke dataran rendah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Produktivitas yang diperoleh dari penelitian ini adalah varietas Tawangmangu (6,29 t/ha) disuusul Lumbuh Hijau (3,60 t/ha dan Lumbuh Kuning (2,27 t/ha). Berdasarkan hasil produksi tersebut, maka varietas yang dapat dikembangkan untuk wilayah Tuangila dan sekitarnya adalah Tawangmangu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kab. Buton, Ir. Dewangga, penyuluh Sukamto, SP dan petani Harianto, menyatakan varietas yang dapat dikembangkan disini adalah varietas Tawangmangu. Terlihat dari pertumbuhannya dan umbi yang lebih besar dari varietas lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut peneliti BPTP Balitbangtan, Ir. Agussalim, MP bahwa produktivitas tersebut masih dapat ditingkatkan dengan melakukan modifikasi iklim mikro seperti penambahan pupuk organik, pemulsaan dan penggunaan penaung untuk menurunkan suhu tanah.(Rusdin, BPTP Sultra)