Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

10 April 2020

Cegah Stunting, Kalimantan Timur Panen Raya Inpari Nutri Zinc

Cegah Stunting, Kalimantan Timur Panen Raya Inpari Nutri Zinc
Foto : Panen Raya Padi Inpari Nutri Zinc di Kalimantan Timur
10 April 2020

Cegah Stunting, Kalimantan Timur Panen Raya Inpari Nutri Zinc

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya. Umumnya hal ini disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia cukup tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Pada tahun 2018, di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-3 untuk jumlah stunting terbanyak, walaupun jumlahnya turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masih ada 3 dari 10 balita Indonesia yang mengalami stunting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu data terakhir di laman publikasi Dinas Kesehatan Prov. Kaltim menyebutkan bahwa dari 83.145 balita di Kalimantan Timur, terdapat ada 17.432 balita stunting. Pendataan, yang lakukan melalui pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) secara online ini telah mencakup semua wilayah di Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dan kasus stunting terbanyak berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).Sangat disayangkan mengingat Kab. Kukar merupakan wilayah yang memiliki Sektor Pertanian yang cukup dominan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk itu, dalam rangka mendukung upaya Pemerintah mengatasi persoalan kekerdilan (stunting), Kementerian Pertanian menawarkan Inpari Nutri Zinc, yaitu varietas padi sawah yang kaya kandungan Zn, salah satu zat yang penting untuk mengatasi masalah kekerdilan (stunting).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hadirnya inovasi varietas pangan fungsional ini menurut Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Fadjry Djufry pada sebuah rilis adalah dalam rangka percepatan hilirisasi teknologi pertanian, riset-riset Balitbangtan mulai 2020 dibumikan atas kebutuhan masyarakat, petani dan pelaku usaha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Varietas yang dilepas pada tahun 2019 ini mulai diadaptasikan pada beberapa wilayah di Indonesia, salah satu di wilayah Kalimantan Timur. Tim BPTP Balitbangtan Kaltim telah melakukan uji adaptasi varietas ini di IP2TP BPTP di Samboja, Kab.Kukar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala BPTP Kaltim (Dr. Muh. Amin) menyatakan uji adaptasi pertama Inpari Nutri Zinc di lakukan di wilayah Kab. Kukar, mengingat kabupaten ini memiliki kasus jumlah balita stunting terbesar di Kalimantan Timur,
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk itu uji adaptasi dilakukan di wilayah ini (Kukar), agar kita bisa cepat menyebarluaskan pemanfaatan varietas ini dengan rekomendasi budidaya yang tepat dan spesifik lokasi,” ujar Amin kala waktu uji adaptasi dimulai.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan didampingi oleh peneliti dan tim IP2TP, Kepala BPTP akhirnya melakukan panen varietas nutri zinc yang dikenal agak tahan terhadap WBC biotipe 1, 2 ini. Penampakan fisik bulir padi varietas yang agak tahan HDB patotipe III, memiliki ketahanan blas, serta agak tahan terhadap tungro terlihat cukup bernas, dengan deretan bulir padi yang padat pada setiap tangkainya. Suatu hasil yang cukup menggembirakan bagi tim BPTP mengingat kondisi di lahan tanam yang sering terendam air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kesuksesan tim BPTP dalam membudidayakan varietas padi Inpari Nutri Zinc selanjutnya akan di disebar luaskan pemanfaatannya kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita berharap varietas ini bisa adaptif dan berkembang di Kalimantan Timur, ini merupakan salah satu upaya kita untuk mendukung Pemerintah dalam mengatasi masalah stunting, khususnya untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara,” Ujar Dr. Muh. Amin.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mengingat wilayah Kalimantan Utara masih merupakan wilayah yang harus didampingi dalam kegiatan tim BPTP Balitbangtan Kaltim”, lanjutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Umumnya hal ini disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia cukup tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015 Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Indonesia merupakan negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil). Dan pada tahun 2018, di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-3 untuk jumlah stunting terbanyak, walaupun jumlahnya turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masih ada 3 dari 10 balita Indonesia yang mengalami stunting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu data terakhir di laman publikasi Dinas Kesehatan Prov. Kaltim menyebutkan bahwa dari 83.145 balita di Kalimantan Timur, terdapat ada 17.432 balita stunting. Pendataan, yang lakukan melalui pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) secara online ini telah mencakup semua wilayah di Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dan kasus stunting terbanyak berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).Sangat disayangkan mengingat Kab. Kukar merupakan wilayah yang memiliki sektor Pertanian yang cukup dominan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk itu, dalam rangka mendukung upaya Pemerintah mengatasi persoalan kekerdilan (stunting), Kementerian Pertanian menawarkan Inpari Nutri Zinc, yaitu varietas padi sawah yang kaya kandungan Zn, salah satu zat yang penting untuk mengatasi masalah kekerdilan (stunting).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Varietas yang dilepas pada tahun 2019 ini mulai diadaptasikan pada beberapa wilayah di Indonesia, salah satu di wilayah Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tim BPTP Balitbangtan Kaltim telah melakukan uji adaptasi varietas ini di IP2TP BPTP di Samboja, Kab.Kukar.Ka. Balai (Dr. Muh. Amin) menyatakan uji adaptasi pertama Inpari Nutri Zinc di lakukan di wilayah Kab. Kukar, mengingat kabupaten ini memiliki kasus jumlah balita stunting terbesar di Kalimantan Timur, “untuk itu uji adaptasi dilakukan di wilayah ini (Kukar), agar kita bisa cepat mendiseminasikan varietas ini dengan rekomendasi budidaya yang tepat dan spesifik lokasi (Kukar)”, ujar Dr. Muh. Amin kala waktu uji adaptasi dimulai.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan didampingi oleh peneliti dan tim IP2TP, akhirnya melakukan panen varietas yang dikenal agak tahan terhadap WBC biotipe 1, 2. Penampakan fisik bulir padi varietas yang agak tahan HDB patotipe III, memiliki ketahanan blas, serta agak tahan terhadap tungro terlihat cukup baik, dengan deretan bulir padi yang padat pada setiap tangkainya. Suatu hasil yang cukup menggembirakan bagi tim BPTP mengingat kondisi di lahan tanam yang sering terendam air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kesuksesan tim BPTP dalam membudidayakan varietas padi Inpari Nutri Zinc selanjutnya akan di diseminasikan kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita berharap varietas ini bisa adaptif dan berkembang di Kalimantan Timur, ini merupakan salah satu upaya kita untuk mendukung Pemerintah dalam mengatasi masalah stunting, khususnya untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara” Ujar Dr. Muh. Amin, “mengingat wilayah Kalimantan Utara masih merupakan wilayah yang harus didampingi dalam kegiatan tim BPTP Balitbangtan Kaltim”, lanjutnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *