Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

28 January 2020

Dukung Program Gratieks, Ekspor Leather Leaf Kian Menjanjikan

Dukung Program Gratieks, Ekspor Leather Leaf Kian Menjanjikan
Foto : Tanaman Pakis Jenis Leather Leaf yang Menjadi Andalan Baru Bisnis Florikultura
28 January 2020

Dukung Program Gratieks, Ekspor Leather Leaf Kian Menjanjikan

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Gairah bisnis florikultura saat ini kembali menggeliat. Selain Anggrek, Mawar, dan Krisan, kini daun pakis pun banyak diminati pasar. Pakis berpotensi menjadi andalan baru untuk diekspor. Jenisnya pun bermacam-macam, ada Pakis Kelabang (Neprolepis Exaltata), Pakis Emas atau Monyet, Sikas Biru (Cairnsiana atau Glen Idle Blue) dan Leather Leaf.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal tersebut senada dengan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). SYL seperti diketahui tengah menggenjot program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan saat ini terus fokus mendorong ekspor. Salah satunya di sektor florikultura seperti halnya pakis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di antara berbagai jenis tanaman pakis tersebut, ada jenis pakis yang digunakan bagian tangkai daunnya saja sebagai daun potong, yaitu Leather Leaf yang banyak dibutuhkan untuk dekorasi di pesta, misalnya untuk rangkaian bunga. Peluang pasarnya pun cukup luas, tidak hanya pasar lokal, daun yang berwarna hijau pekat dan mirip daun cemara ini mulai dilirik negara Sakura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Erna Sapta Rini, Direktur PT. Sinar Equator saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa potensi bisnis Leather Leaf sangat menjanjikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saat ini, Leather Leaf masih banyak peminatnya. Negara Jepang pun menerima Leather Leaf dari Indonesia tanpa dibatasi kuota,” kata dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Namun, semua usaha pasti akan ada surutnya, apalagi tanaman hias. Tanaman hias tergantung dari selera masing-masing.Jika sekarang sedang booming Leather Leaf, maka beberapa tahun mendatang selera kegemaran tanaman hias akan berubah lagi dan begitu seterusnya, jadi untuk berbisnis tanaman hias harus bisa mengikuti tren,” tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Erna mengaku memulai bisnis tanaman hias sejak tahun 2005, dengan menyewa lahan di daerah Gekbrong, Kabupaten Cianjur yang saat ini luasnya mencapai lebih dari 5 Hektare.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Lahan yang kami sewa ini sebagian besar kami tanami Leather Leaf dan sebagian kecil adalah Ruscus dan Asparagus,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Harga jual Leather Leaf cukup bagus yaitu mencapai Rp 500-700/tangkai. Untuk yang diekspor, harga yang ditawarkan Rp 2.000/stems. Harga tersebut berlaku untuk ukuran S, M, L, dan XL. Yang membedakan antara keempat ukuran tersebut adalah berdasarkan ukuran panjang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini, PT. Sinar Equator telah rutin mengekspor Leather Leaf ke Jepang dua kali sebulan, yaitu dengan menggunakan pesawat dan container. Sekali kirim kurang lebih sebanyak 120.000 stems atau 120 box.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dalam satu tahun kami telah mengekspor lebih dari 1,2 Juta stems Leather Leaf dan 1,1 Juta Stems Ruscus, beber Erna. Leather Leaf yang kami kirim ini berasal dari kebun milik sendiri dan sebagian dari petani di daerah Cipanas. Leather Leaf yang dikirim ke Jepang harus kualitas super, bersih dan bebas dari OPT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ditemui di tempat terpisah, Prihasto Setyanto, Direktur Jenderal Hortikultura menyampaikan apresiasi atas adanya ekspor Leather Leaf ke negara Sakura tersebut. Komoditas florikultura memberikan kontribusi ekspor yang cukup tinggi selain komoditas buah-buahan dan sayuran. Dari catatan BPS, pada tahun 2018, volume ekspor komoditas florikultura tercatat sebesar 4.600 Ton senilai 150 Milyar rupiah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ekspor florikultura khususnya Leather Leaf ini akan terus kita dorong, kawasan-kawasan baru kita bangun dan kita perluas,” ungkap pria yang biasa disebut Anton itu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sejalan dengan program Gratieks yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pada tahun 2020, Ditjen Hortikultura berkomitmen mendukung program tersebut melalui program pengembangan kawasan florikultura seluas 225.000 m2 dengan total anggaran sebesar 35 Milyar,” jelas Anton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Anton berharap ekspor komoditas florikultura khususnya Leather Leaf ini dapat tetap rutin dilaksanakan dengan volume yang lebih besar, dan tidak hanya dari daerah Kabupaten Cianjur saja, namun juga bisa dari daerah lainnya seperti Lembang, Sukabumi dan Semarang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pasar Jepang tidak membatasi kuota, jadi ini adalah kesempatan emas buat menduniakan florikultura Indonesia,” pungkasnya. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *