Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

19 February 2020

Efek EWS: Petani Panen Raya, Stok Terjaga

Efek EWS: Petani Panen Raya, Stok Terjaga
Foto : Direktorat Jenderal Hortikultura Prihasto (kanan) Bersama Dinas Pertanian Terkait Saat Mengunjungi Lahan Penanaman Bawang Merah
19 February 2020

Efek EWS: Petani Panen Raya, Stok Terjaga

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kehadiran Early Warning System (EWS) yang notabenenya bisa memantau ketersediaan stok bawang di daerah-daerah, berimbas positif. Terbukti sinergi yang dibangun melalui EWS membuat pasokan dan distribusi bawang lancar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Hortikultura, bisa dengan optimal mengkoordinasikan sekaligus memantau sentra-sentra komoditas strategis hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sistem EWS yang dikembangkan Kementan, merujuk pada data aktual pola tanam dan pola pasokan bawang, sehingga kondisi pasokan bawang 3 bulan kedepan sudah dapat diprediksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal tersebut sebagaimana arahan dan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan. Mentan SYL mengingatkan jajarannya untuk menggunakan data yang akurat dalam setiap analisis pengambilan kebijakan penyediaan pangan nasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Data harus akurat, mengambil kebijakan harus berdasarkan data. Cara mengolah dan menyajikannya pun harus semakin maju dan modern. Cepat namun akurat. Termasuk dalam menghitung perkiraan kebutuhan dan skenario pasokan,” ungkap Syahrul Yasin Limpo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bahkan sejak awal kepemimpinannya, Mentan Syahrul langsung melakukan gebrakan Satu Data Pangan dengan menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Demak, Jawa Timur misalnya, terdapat 2.800 hektare pertanaman bawang merah. Kabupaten ini diketahui menyumbang sekitar 3 persen dari total produksi bawang merah nasional. Sebagai penyangga dan pemasok Jabodetabek harian, total neraca dari kabupaten ini mencapai kurang lebih 4 ribu ton di bulan Januari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan kebutuhan Jabodetabek yang mencapai 13 ribu ton per bulan, Demak mampu memenuhi 30 persennya. Begitupun dengan neraca positif pada Februari sebesar 5 ribu hektare dan 2 ribu hektare di bulan Maret,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Wibowo, sekaligus anggota Satgas Pangan Daerah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Wibowo menambahkan jika di Demak terdapat 2800 hekatre pertanaman bawang merah. Sementara panen di bulan kemarin mencapai 2.130 hektare di Kecamatan Mijen, Dempet dan Karanganyar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Harga juga terpantau normal yaitu Rp 13-5 ribu per kg sedangkan BEP petani Rp 9 ribu. Jadi petani masih mendapat keuntungan,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Produksi bawang lokal mereka surplus hingga 40 ribu ton lebih. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Efendi, menyebut kebutuhan pasar lokal Pati hanya 8 ribuan ton per tahun. Sedangkan produksi mencapai 48 ribu ton atau terdapat surplus 30 ribu ton per tahunnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan produksi yang cukup besar, Pati mampu menopang kebutuhan pasar Jabodetabek melalui pasokan rutin ke Pasar Induk Kramat Jati dan Cibitung tiap harinya,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Adapun di Pamekasan, para petani di sana beramai-ramai menanam bawang merah pada puncak musim penghujan. Mereka menerapkan sistem budidaya di luar musim (off season).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Data Januari – Februari tahun lalu, tidak kurang dari 2.000 hektare bawang merah ditanam oleh para petani di Pamekasan. Diperkirakan pada panen 2-3 bulan lagi, atau Maret-April nanti akan memasuki panen raya. Sehingga pasokan menjelang hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang, diprediksi aman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan, Nolo Garjito mengatakan, data yang sudah dihimpun petugas di lapangan sampai dengan Minggu ke-3 Januari, luas bawang merah sudah mencapai 800 hektare dengan umur tanam 0-25 hari setelah tanam (HST).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penanaman bawang merah di Pamekasan banyak dilakukan pada lahan tegalan, bisa sampai 3 kali setahun untuk lahan yang cukup tersedia air. Bulan Januari-Februari menjadi waktu puncak para petani menanam bawang merah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Paling luas penanaman di Kecamatan Batumarmar. Sekarang ini banyak petani yang sudah olah lahan dan siap tanam. Perkiraan kami, sampai akhir bulan ini saja penanaman sudah mencapai 1.500 hektare. Dari luasan tanam tersebut, kami perkirakan produksi bulan Maret – April mencapai 16 ribu ton. Prediksi kami harga akan stabil pada bulan itu karena sudah banyak panen,” jelas Nolo. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *