Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

27 February 2020

Gagalnya Menjadi Petani Pengusaha Milenial Karena Tidak Bisa Memanfaatkan Teknologi dan Manajemen yang Tidak Baik

Gagalnya Menjadi Petani Pengusaha Milenial Karena Tidak Bisa Memanfaatkan Teknologi dan Manajemen yang Tidak Baik
Foto : Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi Saat Membuka Forum Nasional di Politeknik Pertanian, Lombok Raya
27 February 2020

Gagalnya Menjadi Petani Pengusaha Milenial Karena Tidak Bisa Memanfaatkan Teknologi dan Manajemen yang Tidak Baik

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan penumbuhan petani pengusaha milenial melalui pendidikan vokasi merupakan salah satu program yang ada di kementan. “Tujuan pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor”, tambahnya saat membuka Forum Nasional Politeknik Pertanian di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, saat ini kementan sedang menghadapi situasi yang kurang menggembirakan bagi petani. Pasalnya dari 33,4 juta petani yang ada, hanya 2,7 juta petani yang berusia muda atau petani milenial. Banyak petani yang sudah mendekati fase yang kurang produktif. “Kita harus melakukan strategi mengatasi hal ini, karena tidak mungkin pembangunan pertanian bisa tercapai kalau mengandalkan petani yang sudah tua. Harus ada regenerasi petani, salah satunya melalui pendidikan vokasi politeknik pertanian yang lulusannya nanti akan menjalankan pembangunan pertanian kedepan”, ujar Dedi Nursyamsi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“10 tahun mendatang bukan tidak mungkin, akan terjadi krisis petani. Maka mulai dari sekarang kita gembleng dan bina petani pengusaha milenial dari sekarang khususnya melalui politeknik pertanian agar krisis petani tidak terjadi, karena mereka yang akan menjalani pertanian 10 tahun kedepan. Kalau yang kita bisa hebat, maka pertanian kedepan akan menjadi hebat, begitupun sebaliknya”, tegas Dedi Nusyamsi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirinya menambahkan bahwa kementan melalui program penumbuhan petani dan pengusaha pertanian milenial, sudah mulai nampak hasilnya. Terlihat semangat ekspor produk pertanian saat ini, adalah para petani muda. Sekarang kita tinggal bimbing agar tumbuh dan berkembang pesat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pendidikan vokasi harus diarahkan untuk mendorong penumbuhan petani milenial dan bersinergi untuk mencetak petani milenial yang profesional, handal dan berjiwa enterpreneurship yang tinggi. Politeknik pertanian harus memikirkan dan menyiapkan sarana prasarana, membuat kurikulum yang bagus. “Karena sebelum mencetak petani yang handal, harus dimulai dari dosen yang handal. Untuk itu, harus tingkatkan kapasitas dosen, meningkatkan kerjasama antar politeknik, network dengan dunia usaha dan industri dan internasional”, ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pembangunan pertanian harus diiringi dengan membangun tenaga kerja. Dunia usaha dan industri sangat memerlukan tenaga kerja yang handal, maka politeknik harus menyiapkan pekerja yang handal, terampil untuk melaksanakan dan menguasai tugasnya, serta membangun informasi pasar pertanian, sehingga petani pengusaha milenial tidak menjadi korban permainan pasar. Dedi Nursyamsi mengungkapkan bahwa menjadi petani pengusaha pertanian membutuhkan modal, dan pemerintah telah memberikan kemudahan mengakses modal tersebut melalui KUR. Agar pembangunan pertanian berhasil, terlebih dahulu harus merubah minset bahwa pertanian itu tidak kotor karena sudah ada alsintan serta IT dan menghasilkan banyak duit. “Gagalnya menjadi petani dan pengusaha milenial, karena tidak bisa memanfaatkan teknologi dan manajemen yang tidak baik”, tambahnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *