Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

26 April 2019

Genjot Produksi Padi, Aceh Canangkan IP 300

Genjot Produksi Padi, Aceh Canangkan IP 300
26 April 2019

Genjot Produksi Padi, Aceh Canangkan IP 300

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Meskipun saat ini sudah surplus beras dengan menjual gabah ke propinsi tetangga, tapi Aceh akan terus genjot produksi padi, karena diyakini bahwa peningkatan produksi padi akan berdampak signifikan terhadap pendapatan petani. Demikian Plt Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT menyatakan dalam acara Pencanangan Penanaman Cluster Padi Indeks Pertanaman (IP) 300 di Kecamatan Indragiri, Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh tadi siang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Nova mengatakan bahwa Aceh tidak hanya focus di hulu saja dengan genjot produksi di lahan petani tetapi, juga Aceh harus garap di industri ilir karena added value (nilai tambah) keuntungan di ilir jauh lebih besar dibandingkan di ulu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai contoh saat ini petani Aceh sebagian besar jual gabah dengan harga sekitar Rp 4.500,-/kg padahal kalau dijual dalam bentuk beras harganya jauh lebih tinggi, yaitu sekitar Rp 10.000-11.000,-/kg, apalagi beras premium bisa mencapai Rp 13.000,-/kg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tampak bahwa petani Aceh hanya mendapat keuntungan sekitar 40% saja sedangkan para middle man dari propinsi tetangga mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di acara yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi mewakili Mentri Pertanian menyatakan bahwa pencanangan penanaman padi IP 300 di Kabupaten Aceh Besar merupakan terobosan yang luar biasa karena program ini pasti meningkatkan produksi padi secara signifikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pembangunan infrastruktur pertanian berupa bendung di Krueng Aceh dan Krueng Jreu mampu mengairi lahan sawah di Aceh Besar sekitar 29.000 ha termasuk di dalamnya ada yang IP 100 dan IP 200 bahkan hari ini dimulai IP 300 untuka lahan sawah seluas 500 ha, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil padi Propinsi Aceh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain infrastruktur, inovasi teknologi pertanian juga merupakan pengungkit utama produksi padi ujar Dedi. Saat ini, BPTP Balitbangtan Aceh mulai memperkenalkan varietas Inpari 32 yang mempunyai potensi hasil tinggi sekitar 12 ton/ha GKP; cara tanam jajar legowo, pemupukan berimbang dan lain-lain. Dedi menambahkan pula bahwa mekanisasi pertanian berupa penggunaan alsintan: traktor roda 4, jarwo transplanter, combine harvester, dan lain-lain mutlak diperlukan untuk mendukung IP 300 agar biaya produksi hemat dan prosesnya berlangsung cepat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Aceh A. Hanan SP, MM mengatakan bahwa dengan produktivitas rata-rata sekitar 8 t/ha GKP, harga gabah sekitar Rp 4.500,-/kg, dan IP 300, maka setiap hektar sawah dapat menghasilkan sekitar Rp 108 juta/tahun atau untuk 500 ha dapat hasil sekitar Rp 54 milyar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tahun depan IP padi 300 akan dikembangkan di 3 Kabupaten lainnya, yaitu di Aceh Barat Daya, Pidie, dan Aceh Utara seluas 2000 ha. Dengan demikian maka produksi padi Aceh akan meningkat signifikan dan tentu pendapatan petani juga meningkat, pungkas Hanan.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *