Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

29 January 2018

Harga Beras Sudah Turun Sebelum Impor

Harga Beras Sudah Turun Sebelum Impor
29 January 2018

Harga Beras Sudah Turun Sebelum Impor

Pilarpertanian - Pilar – Akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) Dr. Bagus Santoso menanggapi kabar harga beras yang turun Rp.300 dan harga gabah petani yang anjlok hingga Rp.800 sebelum beras impor masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Harga beras eceran ternyata sudah turun sendiri sebelum barang impor beras masuk pelabuhan kita. Berita ini merupakan sesuatu yg menggembirakan sekaligus mengkhawatirkan”, ujarnya, Minggu (28/1/2018)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dr. Bagus mengatakan berita turunnya harga beras eceran premium sebesar 300 per kg merupakan berita menggembirakan karena ini mengindikasikan bila supply beras di dalam negeri sebenarnya sudah cukup, tidak perlu impor. Harga beras yang sempat melambung tinggi pada minggu-minggu sebelumnya nampaknya harga psikologis hasil goreng-gorengan pedagang untuk mendesak Menteri Perdagangan (Mendag) merekomendasikan impor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Apa boleh buat, rekomendasi impor sudah terlanjur diteken dan pihak importir juga sudah terlanjur ditunjuk. Tetapi masalah tidak berhenti di situ. Kita perlu khawatir bahwa banjir impor beras yang tidak diperlukan ini sebenarnya punya maksud yang perlu diwaspadai” urainya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Apa itu? Dr. Bagus menjelaskan bahwa harga gabah hasil panen raya yang sudah mendekati pintu gerbang rezeki melimpah untuk petani ini akan terhempas ke titik rendah lagi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pedagang akan memborong gabah petani pada harga yang murah. Setelah panen raya selesai, harga langsung melambung lagi. Pedagang untung, petani buntung. Jika benar dugaan tersebut, maka petani jelas dirugikan oleh niat politik yang sehat ini”, tandasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Dr. Bagus, komitmen Pemerintah untuk pro rakyat seharusnya dimaknai dengan memberi kesempatan petani menikmati panen rayanya. Pemerintah harus melindungi petani agar warga mau jadi petani sehingga Indonesia memiliki ketahanan pangan yang andal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk itu saya cenderung merekomendasikan pada Mendag untuk membatalkan impor beras dari luar negeri tersebut. Sekiranya pembatalan punya risiko yang tidak siap ditanggung, pilihan terbaik berikutnya adalah agar pengiriman barang dilakukan dua-tiga bulan setelah panen raya usai”, ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penundaan ini juga, kata pengajar Ekonomi Bisnis UGM ini, sekaligus memberi ruang yang cukup pada Bulog untuk merencanakan stabilisasi harga beras yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ditanya apakah perlu melakukan re-ekspor kembali, Dr. Bagus mengatakan dirinya merasa tidak perlu di-re-ekspor. Kebijakan re-ekspor akan membuat pemerintah seperti tidak cermat membuat perencanaan pangan karena miskin data yang akurat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk tahun ini cukup dengan pembatalan impor atau second bestnya penundaan pengiriman barang setelah panen raya sudah benar-benar usai. Dan yang paling penting, perlulah koordinasi yang lebih matang sebelum akan impor lagi.”, pungkasnya.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *