Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

04 June 2020

HKTI Dukung Strategi Kementan Siapkan Pasokan Pangan Saat Pandemi Covid-19

HKTI Dukung Strategi Kementan Siapkan Pasokan Pangan Saat Pandemi Covid-19
04 June 2020

HKTI Dukung Strategi Kementan Siapkan Pasokan Pangan Saat Pandemi Covid-19

Pilarpertanian - Dalam menghadapi pandemi Covid-19, HKTI sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang agrikultur dan pengembangan pedesaan tidak tinggal diam dalam mendukung penyediaan pangan. Berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan), HKTI ikut menyiapkan langkah terkait kesiapan pangan menghadapi pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Benny Pasaribu, anggota HKTI mengatakan perlunya strategi peningkatan produksi berupa stimulus/bantuan, kredit usaha rakyat, dan lain sebagainya untuk kesiapan pangan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, HKTI mendukung langkah Kementan guna menyediakan pangan dalam menjawab tantangan pandemi virus corona, salah satunya Kementan memiliki program yang tepat dalam membantu usaha budidaya pangan dan petani sendiri melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya berharap Pemerintah agar tetap terus memperhatikan kesejahteraan petani, karena petani disaat pandemi seperti ini tidak pernah berhenti bekerja untuk mencukupi kebutuhan pangan rakyat Indonesia,” demikian diungkapkan Benny saat HKTI Pusat dan Daerah berdialog secara virtual dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi kemarin Rabu (3/6/2020).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Benny menegaskan, HKTI mendukung sepenuhnya rencana pemerintah untuk mempercepat musim tanam tahun ini untuk memastikan ketersediaan pangan dapat terjamin pada saat pandemi covid-19. Hal ini menjadi sangat penting mengingat secara global, FAO mensinyalir akan adanya masalah ketersediaan pangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“HKTI mendukung bantuan benih berkualitas dengan melibatkan penangkar lokal. Hal ini dapat menghemat biaya transport dan pendistribusiannya,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Benny menilai dengan benih lokal akan lebih terjangkau bagi petani untuk memperoleh benih unggul yang bersertifikat. Karena itu, pemerintah perlu lebih proaktif membina penangkar lokal, jika perlu dengan sistim pendampingan, agar mampu memproduksi benih berkualitas hingga terdaftar di e-katalog.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pada gilirannya, hal ini akan mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Keamanan pangan juga tidak terlepas dari dihidupkannya kembali lumbung pangan. Berawal dari lumbung pangan keluarga, desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi akan ikut menyangga stok pangan,” pinta Benny.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, HKTI minta ke pemerintah agar tetap terus memperhatikan kesejahteraan petani. Sebab petani disaat pandemi seperti ini tidak pernah berhenti bekerja untuk mencukupi kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain permasalahan budidaya, pemerintah juga perlu memprioritaskan hilirisasi. Nilai tambah itu ada pada produk industrialisasi pertanian. Melalui hilirisasi akan lebih mudah menyerap produk petani terutama saat panen raya,” sebut Benny.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Benny mengatakan penggunaan sistim Resi Gudang sebaiknya ditingkatkan sehingga masalah kesulitan pemasaran produk petani akan sekaligus dapat di atasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hilirisasi ini ujungnya akan meningkatkan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan jauh lebih tinggi,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menanggapi hal tersebut, untuk mengamankan ketersediaan pangan, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah membuat empat skenario. Pertama, menargetkan luas tanam April-September seluas 5,6 juta hektar. Kedua membangun rawa melalui ekstensifikasi dan intensifikasi fokus di Kalteng dan Sumsel. Ketiga diversifikasi pangan lokal Indonesia, dan Keempat yaitu membangun lumbung pangan dari desa sampai Provinsi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Disaat seperti ini, yang dibutuhkan petani yaitu adanya guliran dana dengan bunga rendah dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Mentan SYL untuk kita mulai memanfaatkan sumber pembiayaan di luar APBN,” paparnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait akses pembiayaan usaha tani, Suwandi menegaskan pemerintah telah menargetkan KUR pertanian sebanyak Rp. 50 triliun di tahun 2020. Saat ini realisasi KUR pertanian sangat luar biasa yaitu Rp. 18,35 triliun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini menunjukkan minat masyarakat untuk mengembangkan usaha pertaniannya. KUR dapat dimanfaatkan untuk pertanian mulai dari hulu sampai hilir,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menjelaskan persyaratan KUR sangat mudah dan akan lebih mudah lagi apabila petani/kelompok tani mempunyai avalis/offtaker. Hasil catatan menunjukkan KUR tanaman pangan menduduki peringkat tertinggi, mencapai Rp 5,76 triliun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sampai dengan saat ini, diantaranya KUR untuk program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) mencapai Rp. 282 miliar digunakan modal kerja, upgrade mesin-mesin atau membangun gudang penyimpanan,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam hal pengembangan diversifikasi pangan lokal, Suwandi membeberkan ada beberapa komoditas yang patut dicoba dikembangkan. Indonesia kaya akan jenis tanaman pangan seperti ubi kayu, ubi jalar, talas, ganyong, gadung, gembili, garut, porang, hanjeli, hotong dan lain sebagainya. Banyak jenis produk olahannya, dan bisa sampai ekspor, itu yang mulai sekarang Kementan dorong untuk dikembangkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain diversifikasi pangan, konsep pertanian terpadu juga sangat memberi manfaat. Seperti diterapkan Pak Heri Sunarto Petani milenial dari Desa Jagan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah patut ditiru dan dikembangkan di daerah lain” bebernya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini sebagai solusi permanen dalam mengatasi kekeringan dengan memanfaatkan lahan kering melalui pompanisasi untuk ternak ayam, sapi, ikan, sayuran, dan padi secara integrated farming menuju zero waste,” pinta Suwandi.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *