Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

11 January 2018

Impor membuat Petani Kecewa

Impor membuat Petani Kecewa
11 January 2018

Impor membuat Petani Kecewa

Pilarpertanian - Pilar – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir bersyukur Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah memastikan tidak akan melakukan impor beras. Apalagi harga ditingkat petani saat ini sedang manis-manisnya dimana Harga Gabah Kering Panen (GKP) mencapai Rp 5.500/kg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pengalaman lalu-lalu, belum impor saja tapi sudah masuk ke media langsung drop harga. Belum ketok palu sudah jatuh harga. Ini yang dikhawatirkan. Kalau seperti ini petani jadi tidak bergairah. Sekarang harga bagus wajarlah karena kan petani juga berjuang hadapi cuaca, keluarkan biaya ekstra jaga serangan penyakit,  harga bagus ya Alhamdulillah,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Cuma diakui dia, harga yang manis di tingkat petani disisi lain tidak menguntungkan bagi pedagang. Sebab dengan harga GKP Rp 5.500/kg, tidak ada pedagang ataupun penggilingan yang tertarik menjual beras medium. Dengan harga GKP sekarang ini, sulit bagi pedagang untuk menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi Rp 9.500/kg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kondisi inilah yang menyebabkan medium berkurang. Sangat berkurang sehingga pemerintah harus gelontorkan beras medium, tapi kan beras premium di pasaran banyak. Bagi petani berkah bagi pedagang kurang menguntungkan. Sekarang kan (sudah ada) Permendag dan Permentan. Kalau Permendag setiap lewati harga pasar salah satunya impor, tapi di Permentan setiap impor harus ada rekomendasi dari kementan. Jadi harus kompak,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun dia memprediksi manisnya harga gabah di tingkat petani ini tidak akan bertahan lama. Sebab sekitar Februari-Maret hingga April akan kembali panen raya. Menurut dia, ada dua penyebab harga jatuh. Pertama, penyerapan bulog yang terbatas hanya 2.1 juta ton,1 juta CBP dan 1,1 Raskin yang sebelumnya 3,7 juta ton, lantaran pemerintah beralih dari kebijakan raskin ke Bantuan Non Tunai. Kedua, Februari-Maret dan April merupakan musim penghujan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Walau kemampuan semua dryer dikerahkan ini tetap tidak cukup hadapi panen raya makanya ini perlu dibicarakan sebetulnya. Makanya untuk jangka pendek jangan impor. Teman-teman petani jangan dikecewakan lagi karena harga bagus ini akibat impor bisa jatuh. Apalagi kan mau panen raya. Jadi kalau mau impor buat apa, cuma memangn tekanan impor ini dimana-mana,” tambah dia.(JH).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *