Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

29 September 2018

Indonesia Pimpin Proyek Pengelolaan dan Pemanfaatan SDG Padi FAO Asia Tenggara

Indonesia Pimpin Proyek Pengelolaan dan Pemanfaatan SDG Padi FAO Asia Tenggara
29 September 2018

Indonesia Pimpin Proyek Pengelolaan dan Pemanfaatan SDG Padi FAO Asia Tenggara

Pilarpertanian - Pilar – Kenaikan produksi beras perlu terus dilakukan untuk memenuhi peningkatan konsumsi penduduk. Masalah yang dihadapi dalam meningkatkan produksi pangan beras adalah ketersediaan lahan, kelangkaan air dan tenaga kerja, serta dampak buruk dari perubahan iklim.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Padi memiliki ekosistem luas. Padi di Asia Tenggara dijumpai mulai dari dataran rendah beririgasi hingga dataran tinggi, baik irigasi teknis, tadah hujan, lahan kering, maupun perladangan berpindah. Selain itu juga terdapat keragaman budaya maupin tipe padi yang ditanam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Variasi ini menciptakan keragaman genetik padi yang luas. Asia Tenggara merupakan salah satu pusat keragaman genetik padi yang penting. Karena itu, kawasan ini memiliki kelimpahan ras lokal (landraces) dengan potensi tinggi menghasilkan aksesi-aksesi unggul berbagai karakter baik ketahanan biotik, abiotik, produktivitas tinggi, nilai fungsional dan gizi unggul, dan lain – lain.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berbagai aksesi tersebut mengandung alel-alel penting yang mengendalikan toleransi terhadap tekanan abiotik dan biotik tertentu, memiliki kualitas dan gizi tertentu karena disukai oleh konsumen/petani lokal. Keragaman genetik tersebut merupakan material penting sebagai model esensial dalam merakit varietas unggul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Beras yang diproduksi dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Asia saat ini berasal dari varietas unggul modern yang dirakit dari hasil pemuliaan yang didukung material genetik padi lokal. Beberapa varietas unggul lokal memiliki umur panjang, daun terkulai, dan tinggi, sehingga kurang menguntungkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Produktivitas beberapa varietas lokal relatif rendah dibandingkan dengan varietas modern. Namun karena adanya varietas lokal yang mampu beradaptasi dengan baik dan toleran terhadap tekanan biotik dan/atau abiotik tertentu, maka peranannya dalam perakitan varietas unggul mutlak diperlukan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam rangka peningkatan produktivitas dalam mendukung ketahanan pangan di beberapa negara Asia Tenggara khususnya, maka peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya genetik dan pemuliaan padi sangat mendesak dan penting dilakukan. Badan Litbang Pertanian telah menginisiasi sebuah kegiatan besar yang memanfaatkan sumber daya genetik (SSG) padi beberapa negara Asia Tenggara sejak tahun 2016. Ini didanai melalui Benefit Sharing Fund dari Perjanjian Internasional tentang Sumber Daya Genetik untuk Pangan dan Pertanian (ITPGRFA), Organisasi Pangan dan Pertanian, PBB (FAO). Dalam kegiatan tersebut, Indonesia menjadi “pemimpin” dalam proyek FAO “Pengembangan bersama dan transfer teknologi padi” beberapa negara ASEAN terutama Malaysia, Laos dan Pilipina.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegiatan tersebut meliputi peningkatan ketersediaan dan transfer teknologi berupa galur hasil persilangan dengan karakter yang diinginkan tiap negara mitra berupa Near Isogenic Lines (NILS), galur hasil silang balik, dan aplikasi marka molekuler sebagai pemandu seleksi dalam program pemuliaan yang akan memberi keuntungan nyata dalam pengembangan bersama untuk percepatan pemuliaan padi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Teknologi berbasis genomika sangat membantu dalam mengidentikasi marka molekuler yang terkait dengan banyak sifat penting seperti ketahanan terhadap hama penyakit dan toleransi terhadap lahan marjinal. Banyak gen berguna yang tersimpan dalam varietas padi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk pemuliaan. Karena itu , pertukaran dan pemanfaatan varietas lokal dan modern merupakan langkah ilmiah penting dalam perbaikan pemuliaan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan mutu padi negara-negara di ASEAN. Pertukaran varietas tersebut mengikuti skema perjanjian material standar (sMTA) dari ITPGRFA dan peraturan lainnya yang berlaku di masing-masing negara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari kegiatan ini, Balitbangtan menjadi sentral yang mengkoordinasikan pencapaian output penting seperti gene pool padi lokal lengkap dengan informasi pertanian penting, pengembangan varietas padi baru berbasis padi lokal dan memaksimalkan partisipasi petani dalam seleksi untuk pengembangan padi modern unggul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Diitekankan oleh Direktur General NAFRI, Dr. Bounthong Bouahom bahwa transfer teknologi padi yang dipimpin oleh Balitbangtan Indonesia sangat mendukung program nasional Laos dalam pemuliaan padi kedepan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mendukung kagiatan besar ini, sejumlah workshop berseri telah diselenggarakan dengan pimpinan Balitbangtan mulai dari Indonesia 2016, Filipina 2017 dan Laos tanggal 19-23 September 2018 lalu. Workshop ke-3 di Laos diselenggarakan oleh panitia lokal dari NAFRI yang merupakan salah satu mitra.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasil penting dari kegiatan ini adalah komitmen semua negara anggota untuk mencapai output sesuai yang direncanakan tepat waktu dengan melakukan revisi action plan dan result framework berdasarkan hasil workshop ke-2 bulan Oktober 2017 di Pilipina dan workshop ke-1 di Lombok, Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sejumlah tulisan ilmiah yang akan dipublikasikan dalam level regional/internasional dan 3 buku menjadi target yang harus dicapai oleh empat negara. Selain itu juga dihasilkan galur harapan yang siap dilepas dan menjadi materi pemuliaan lanjutan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada penutupan acara, Mastur, PhD, Kepala ICABIOGRAD, IAARD juga menyampaikan “agar kegiatan ini tidak hanya berkontribusi pada aktivitas dan komunitas keilmuan tetapi juga harus mampu menghasilkan output riil baik berupa galur harapan, varietas unggul lokal maupun varietas unggul hasil pemuliaan sehingga berkontribusi nyata untuk memperkuat pertanian negara ASEAN dalam menghadapi tantangan peningkatan konsumsi dan dampak iklim global. (Penulis Dr Puji Lestari, Editor Mastur, PhD)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *