Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

09 April 2019

Kementan Bangun Kejayaan Baru Dewi Sri Papua di Sarmi Dengan Teknologi

Kementan Bangun Kejayaan Baru Dewi Sri Papua di Sarmi Dengan Teknologi
09 April 2019

Kementan Bangun Kejayaan Baru Dewi Sri Papua di Sarmi Dengan Teknologi

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – “Sarmi, Si Kota Ombak”. Begitulah orang mengenal kota kecil yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik ini. Asal usul nama Sarmi ini berasal dari singkatan 5 nama suku terbesar di daerah ini yakni suku Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem, dan Isirawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua tahun ini memiliki kegiatan perbenihan kelapa dalam di Sarmi. Kepala BPTP Balitbangtan Papua, Dr. Ir. Muhammad Thamrin, M.Si selaku penggungjawab UPSUS Papua sekaligus berkesempatan untuk melakukan survey potensi LTT Upsus Pajale dan koordinasi program strategis Kementerian Pertanian lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kunjungan pada 6-8 April 2019 ini menjadi kunjungan pertama Kepala BPTP Papua sampai di Sarmi Kota, Distrik Sarmi Kab. Sarmi. Saat ini akses jalan sudah lebih bagus. Kepala BPTP di tahun-tahun sebelumnya hanya bisa sampai di Distrik Bonggo karena untuk menuju Sarmi Kota belum ada akses jalan yang memadai. Bahkan di tahun lampau, di beberapa titik mobil harus menggunakan perahu karena harus melewati sungai besar yang jembatannya belum rampung dikerjakan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Memang Sarmi selain terkenal sebagai kota ombak juga biasa disebut kota seribu jembatan karena untuk menuju Sarmi harus melalui jembatan-jembatan dari yang kecil sampai jembatan besar karena banyaknya sungai, kali, selokan dan jalur air sepanjang perjalanan Jayapura – Sarmi. Perjalanan yang ditempuh cukup panjang (>300 km) dengan estimasi waktu tempuh 6-8 jam. Sampai di Kota Sarmi, Thamrin bersama Tim disambut dengan ramah oleh Kepala Dinas Pertanian Sarmi, Lukas Jakarimilena, SP. bahkan diajak menikmati hidangan laut khas Sarmi, ikan tenggiri dan udang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sarmi, Raja Kelapa Papua
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sarmi menyimpan potensi besar dari komoditas kelapa. Sarmi adalah penghasil kopra paling besar di Papua. Di daerah ini terdapat sekitar 50.000 hektare lahan kelapa yang ada sejak zaman belanda. Pohon-pohon kelapa dibiarkan tumbuh tak terawat. Kelapa-kelapa yang tua kemudian runtuh dan tumbuh lagi. Akhirnya daerah ini menjadi hutan kelapa yang sangat padat dengan jarak tanam yang tidak beraturan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
BPTP Balitbangtan Papua mencoba mendukung potensi ini dengan melakukan kegiatan perbenihan kelapa pada tahun ini. Bekerjasama dengan Dinas, BPTP berkomitmen untuk mendistribusikan sebanyak 2.500 bibit yang akan dibagikan kepada masyarakat yang terdaftar sebagai CPCL Dinas secara gratis. Terdapat 2 BPT (Blok Penghasil Tinggi) Kelapa Sarmi yakni di Kampung Anus dan Podena Distrik Bonggo. Pohon induk terpilih (PIT) untuk kegiatan perbenihan terdapat 300 pohon yang telah tersertifikasi. Penanggungjawab kegiatan, Ghalih Dominanto, MP berharap melalui peremajaan tanaman kelapa dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kelapa Sarmi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sarmi dan UPSUS Pajale
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berbicara program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung, Kedelai (UPSUS Pajale) yang digalakkan Kementerian Pertanian (Kementan), Papua menyimpan potensi besar sebagai provinsi terluas di Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, selalu menyebut Papua sebagai masa depan pertanian Indonesia. Berada di daerah terluar, di ujung timur Indonesia Papua memiliki Merauke yang menjadi penyuplai pangan hampir seluruh provinsi Papua bahkan hingga Papua Barat. Namun letak geografis yang terbentang jauh antara Merauke di selatan dan Jayapura di utara mendorong untuk dibangunkan sentra padi di wilayah utara provinsi Papua.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai penyangga ibukota Jayapura, dan bersama Keerom menjadi satu-satunya kabupaten yang sudah bisa dilewati jalur darat, Sarmi perlu didorong sebagai penyuplai pangan ibu kota Papua. Jika masa depan pertanian Indonesia ada di Papua, maka masa depan pertanian Papua membutuhkan Sarmi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berangkat dari hal tersebut, Sarmi dengan luas wilayah mencapai 17.740 km2 masih menyimpan potensi lahan yang luas, namun sampai dengan saat ini luas lahan baku areal pertanian Sarmi hanya 224 ha dengan mayoritas lahan merupakan lahan tadah hujan sehingga tidak semua lahan digarap maksimal oleh petani karena ketiadaan air. Petani hanya mengandalkan air hujan maupun sumur-sumur kecil sekitar lahan. Di beberapa tempat, lahan baku ini bahkan telah menjadi range peternakan sapi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Sarmi, BPTP Balitbangtan Papua telah beberapa kali melakukan kegiatan pengkajian dan pendampingan. Salah satu kajian yang saat ini dijadikan acuan pemda Sarmi yakni ujicoba varietas tebu yang dilakukan Peneliti Afrizal Malik, dkk pada tahun 2012. Hal ini terkait rencana Bupati Sarmi untuk mengembangkan tebu di Distrik Pantai Timur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, BPTP juga telah mengintroduksi VUB Padi dan Kedelai spesifik lokasi. Tahun 2017, Bupati Sarmi, Drs. E. Fonataba bahkan turut serta memanen VUB Balitbangtan dalam kegiatan IP BPTP di Distrik Bonggo – Sarmi. Kegiatan Indeks Pertanaman dengan pola tanam (padi-kedelai-padi) saat itu sukses menerapkan IP 300 (3x tanam setahun) menggunakan beberapa varietas padi Balitbangtan. Adapun varietas yang diintroduksi diantaranya Inpago 4, Inpago 5, Inpago Unsoed dan Situ Patenggang untuk padi gogo dan kedelai varietas Anjasmoro, Burangrang, Argomulyo dan Gema.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Badan Litbang Pertanian, melalui BBSDLP pada tahun lalu (05/18) melakukan survey lahan gambut di daerah Sarmi meliputi Bonggo Timur, Bonggo, Tor, dan Pantai Timur hingga Pantai Barat. Hasil yang didapatkan bahwa di daerah-daerah tersebut tidak ditemukan lahan gambut sehingga akan berpotensi jika dilakukan cetak sawah baru. Namun yang tidak kalah penting, optimalisasi lahan yang sudah dicetak, pendampingan kepada petani dalam teknologi, alsintan dan saprodi hingga akses pasar yang jelas, harus terus dilakukan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ghirah petani Sarmi harus terus dipupuk. Dengan segala potensi dan dukungan alam yang tersedia, sektor pertanian harus menjadi katrol pengungkit kesejahteraan masyarakat Sarmi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Disini, di Sarmi melalui inotek Balitbangtan, BPTP bersama seluruh stakeholder terkait membuat Kelapa kembali berdiri dan membuat Padi Merunduk. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *