Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 December 2019

Kementan Dorong Perlakuan Benih Padi Sebelum Penanaman Agar Menghemat Ongkos Produksi

Kementan Dorong Perlakuan Benih Padi Sebelum Penanaman Agar Menghemat Ongkos Produksi
Foto: Kegiatan Uji Direct Seed di Lahan Percobaan Balai Besar Peramalan OPT bersama Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Karawang.
12 December 2019

Kementan Dorong Perlakuan Benih Padi Sebelum Penanaman Agar Menghemat Ongkos Produksi

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pengendalian hama atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak harus selalu dilakukan pada saat pertanaman sudah tumbuh. Akan tetapi bisa dilakukan juga pada benih padi sebelum ditanam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Demikian dikatakan Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai Besar Peramalan OPT, Sendy, pada kegiatan uji direct seed di lahan percobaan Balai Besar Peramalan OPT bersama Balai Besar Mekanisasi Pertanian di Karawang, Rabu (11/12).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sendy menjelaskan, dengan melakukan perlakuan benih (seed treatment) kemunculan hama dan penyakit di lapangan dapat dikurangi serangannya. Penyakit yang terbawa benih ini dapat ditekan kemunculannya kalau benihnya diperlakukan terlebih dahulu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan melakukan deteksi dini, penanganan penyakit otomatis berkurang dan tidak perlu lagi membeli pestisida atau obat-obat kimia yang harganya mahal saat pertanaman,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu seed treatment yang sedang diuji coba adalah iron coating. Kegiatan yang dilakukan bersama Balai Besar Mektan ini sebagai tindaklanjut hasil penelitian yang dilakukan di Negara Jepang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penelitian yang dilakukan adalah benih padi yang dilapisi (zat besi) Fe terbukti menekan penyakit yang ditularkan melalui benih seperti : bakteri hawar bibit (Burkholderia plantari), bakteri busuk gabah (Burkholderia glumae), bakteri hawar daun jingga (Acidovorax avenae subsp. avenae), penyakit “Bakanae” (Gibberella fujikuroi), bintik cokelat (Cochliobolus miyabeanus), dan blas (Pyricularia grisea).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pelapisan Fe juga menekan viabilitas nematoda Aphelenchoides besseyi dalam biji dan menekan terjadinya gejala penyakit. Selain dapat menekan serangan penyakit terbawa benih, pelapisan menggunakan Fe juga dapat menekan serangan burung pipit saat benih ditabur ke lahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di tempat yang sama, Joko, Perekayasa Madya Balai Besar Mektan menjelaskan, iron coating itu benih pra-kecambah yang digranulasi menggunakan campuran bubuk Fe tereduksi dan gipsum terkalsinasi. Serbuk Fe pada permukaan benih dioksidasi, menghasilkan karat, yang berfungsi sebagai pengikat untuk pembentukan lapisan keras lapisan. Biji yang dilapisi Fe kering dapat disiapkan secara manual atau mekanis dalam jumlah besar dan disimpan lebih dari 1 tahun pada suhu kamar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasil uji direct seed yang dilakukan di Balai Besar Peramalan OPT dengan menggunakan transplanter sistem tanam benih langsung, untuk 1 hektar membutuhkan waktu 3.67 jam dengan jumlah kebutuhan benih 37, 22 Kg/Ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kapasitas waktu kerja alat tanam dipengaruhi oleh keadaan lahan, bila lahan terlalu tergenang maka laju alat tanam akan semakin lambat dan membutuhkan waktu yang lebih lama,” tutur Joko.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jika uji coba ini berhasil dan memuaskan secepatnya Kementan akan menyebarluaskan hasilnya untuk diujicobakan ke Balai Pengajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini untuk mendorong terwujudnya Pertanian Modern dan turut andil menekan biaya produksi yang selama ini memberatkan para petani. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *