Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

03 September 2018

Kementan Genjot Peningkatan Devisa dari Ekspor Krisan

Kementan Genjot Peningkatan Devisa dari Ekspor Krisan
03 September 2018

Kementan Genjot Peningkatan Devisa dari Ekspor Krisan

Pilarpertanian - Pilar – Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman tanaman hias terbesar di dunia. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengarahkan agar memanfaatkan inovasi tehnologi untuk meraih keunggulan komparatif, kompetitif dan menciptakan nilai tambah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Aplikasi inovasi teknologi tanaman hias telah menghasilkan varietas unggul, seperti Krisan, Impatien, Anggrek, Lily, Gerbera dan lainnya. Berbagai varietas tersebut telah dibudidayakan untuk pasar domestik dan ekspor ke berbagai negara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penemuan produk inovasi varietas unggul tanaman hias saat ini juga sejalan tingginya potensi dan peluang pasar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Suwandi saat melakukan kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Kementerian Pertanian di Cipanas dan beberapa lokasi persemaian bibit dan bunga di Kabupaten Jawa Barat, Cianjur, Minggu (2/9/2018) membaca kondisi dan peluang tersebut seperti yang menonjol pada bunga krisan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, dulu krisan atau seruni identik sebagai tanaman hias yang dihasilkan oleh negara empat musim. Jika musim semi tiba, warna warni krisan menghiasi berbagai negara, misalnya Cina, Jepang, Korea dan Belanda.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Indonesia sendiri hanya memiliki varietas lokal yang terbatas tumbuh di daerah sejuk, misalnya di Tomohon (Sulawesi Utara) dan Brastagi (Sumatera Utara),” ujar Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menegaskan, sejak varietas unggul krisan dapat dibudidayakan dan dikembangkan di dalam negeri, maka krisan semakin berkembang pesat di Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, saat ini ada 22 provinsi yang telah mengembangkan berbagai jenis krisan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tidak hanya itu, penjualan krisan, utamanya dalam bentuk bibit, makin berkembang. Bunga krisan yang dihasilkan oleh sentra-sentra produksi tahun 2017 sebanyaj 481 juta tangkai naik 11 persen dari 2016. Krisan juga telah diekspor berbagai negara termasuk ke Jepang,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menambahkan, perdagangan krisan memang strategis jika dilakukan ke negara-negara Asia Timur yang memiliki tradisi kuat dan lekat dengan flora ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Di Jepang misalnya, krisan adalah bunga simbol negara. Pada halaman depan paspor Jepang itu tertera gambar krisan. Di negara matahari terbit ini, krisan digunakan dalam berbagai peristiwa, misalnya dalam upacara adat” jelas Suwandi
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sudah diekspor tahun 2017 sebanyak 61 ton, tahu 2018 ini mudah mudahan naik lagi, sehingga menambah devisa. Neraca perdagangan dari krisan kita surplus, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peluang bisnis inilah yang cerdas ditangkap oleh Indonesia. Momen ini dimulai saat terjadi krisis ekonomi. Saat krisis ekonomi menerpa berbagai negara, serta badai topan di Jepang, ini berbuah manis bagi perkembangan krisan di Indonesia. Sejak 1997-1998, dimulailah kegiatan pemuliaan krisan di tanah air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peneliti dan Pemulia Tanaman Hias Balai Penelitian Taman Hias (BALITHI), Kementerian Pertanian, Prof. Budi Marwoto mengatakan, BALITHI memegang peranan penting dalam upaya pemuliaan krisan ini. Upaya keras para pemulia Indonesia untuk menghasilkan lebih dari 100 varietas krisan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Persilangan dilakukan, lanjutnya, untuk menghasilkan tipe novelty, unik dan tahan hama/penyakit. Sebut saja varietas unggul Krisan Velma, Sintanur, Suciono, Yulimar, Merahayani dan Pasopati telah dilepas dan dikembangkan luas di seluruh sentra produksi di dalam negeri, padahal dulu masih impor 40 jenis krisan dan sekarang dengan teknologi kita memiliki lebih dari 100 jenis krisan. “Proses pemuliaan ini membutuhkan waktu empat tahun,” jelas Prof. Budi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berbagai jenis krisan tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, bisa membalik pola tata niaga bunga dari sebelumnya Indonesia tergantung impor, menjadi ekspor. Kini tercatat Indonesia bisa meraup PDB hampir satu triliun rupiah pertahun dari hasil pengembangan krisan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Neraca perdagangan krisan kita sekarang sudah surplus, ini salah satu sumber devisa dan mensejahterakan petani,” beber dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini peluang investasi dan bisnis yang tetap eksis dan semakin berkembang ke depan,” imbuhnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu eksportir krisan adalah PT Transplants Indonesia, yang berada di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Perusahaan ini menjalin kerjasama permodalan dengan salah satu koperasi di Okinawa Jepang dalam usaha ekspor bibit krisan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perwakilan koperasi Jepang di perusahaan tersebut, Miyazato, menjelaskan bahwa setiap tahun antara 12-13 juta bibit krisan diekspor ke Jepang dan pasar krisan ke negara-negara Asia Timur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pasar bunga Krisan di Asia Timur utamanya, Jepang, tidak akan pernah jenuh mengingat bunga ini sudah merupakan bunga simbol dan budaya di sana,” jelasnya.(RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *