Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

19 November 2022

Kementan – HA PSL IPB Perkuat Ketahanan Pangan Hadapi Krisis Global

Kementan – HA PSL IPB Perkuat Ketahanan Pangan Hadapi Krisis Global
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi Saat Mengikuti BTS Propaktani dan Seminar Nasional serta Rapat Kerja Himpunan Alumni PSL IPB di Bogor, Jawa Barat.
19 November 2022

Kementan – HA PSL IPB Perkuat Ketahanan Pangan Hadapi Krisis Global

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Himpunan Alumni Program studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (HA PSL IPB) mendorong ketahanan pangan berbasis komoditas guna menghadapi ancaman krisis global. Kolaborasi ini penting mengingat sektor pertanian memiliki kontribusi besar terhadap perubahan iklim yang diakibatkan oleh efek gas rumah kaca.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menjelaskan saat ini sudah banyak penggunaan produk pertanian yang ramah lingkungan. Kemudian banyak produk limbah produksi yang dikembalikan ke alam hingga dapat dijadikan energi dengan menggunakan prinsip 3R, yaitu reduce, recycle, reuse.

“Disarankan untuk membentuk Badan Usaha Pertanian Kampus. Kita perluas jangkauannya dari Sabang hingga Merauke. Kita ajarkan bagaimana menghasilkan produk pertanian yang sehat. Kita membangun pertanian tidak hanya melihat motif dari segi ekonominya saja, tapi juga lingkungan dan sosialnya untuk pertanian yang keberlanjutan,” ujar Suwandi dalam BTS Propaktani yang sekaligus merupakan Seminar Nasional dan Rapat Kerja Himpunan Alumni PSL IPB dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan terhadap perubahan iklim berbasis komunitas di Bogor, Sabtu (19/11/2022).

Selain itu, Suwandi mengatakan dengan memperbaiki aspek sosial dan ekonomi, akan terjadi kepaduan dari masing-masing aspek sehingga nilai keberlanjutan itu merupakan resultant dari perbaikan aspek-aspek tersebut. Sebagai contoh di lapangan, sudah cukup lama mengenal biosaka yang bisa digunakan di berbagai daerah, yang berasal dari rumput yang dianggap gulma, tapi ternyata bisa menjadi sahabat petani.

Rumput yang diramu menjadi biosaka ini, lanjutnya, bukan pupuk atau makanan tanaman, juga bukan pestisida. Tapi merupakan elisitor yaitu bahan-bahan yang bermanfaat untuk memberi sinyal pada tanaman sehingga bisa merangsang pertumbuhan tanaman.

“Kita uji lab kandungan hormone pada biosaka ini dan hasilnya semuanya bagus. Kandungan fungi, spora dan sejenisnya juga tinggi. Begitupun kandungan bakterinya semua tinggi,” terangnya.

“Kita wujudkan tanah nusantara sebagai land of harmony. Harmoni dalam ilmu ekologi bukan hanya lahannya tapi juga manusia dan lingkungannya sehingga seluruh tanaman yang ditanam di Indonesia akan menghasilkan produk yang sehat untuk dikonsumsi dan ke depannya diharapkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” imbuh Suwandi.

Ketua Umum Ecologica PSL IPB, Mohamad Jakaria mengatakan pihaknya mendukung langkah Kementan dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia. Pasalnya, peran pertanian terhadap ketahanan pangan dan ketahanan iklim sangat penting sehingga perlu dicarikan solusi-solusi dalam mengatasi perubahan iklim.

“Perlu untuk mempertahankan ketahanan pangan dan menumbuhkan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan melalui produksi pertanian berbasis komunitas, karena ketersediaan pangan ini sangat penting dan berhubungan dengan pemenuhan gizi dari masyarakat tersebut,” ujar Jakaria.

Sementara itu, Ketua Prodi PSL IPB, Hadi Susilo Arifin, mengatakan kegiatan seminar nasional dan rapat kerja ini merupakan momentum yang baik. PSL ini merupakan prodi yang besar dengan menggunakan kurikulum 2020 dan mempunyai 3 peminatan serta memiliki struktur organisasi program S2 dan S3.

“Alumninya sangat kompak. Saya bangga pada alumni PSL. Kegiatannya pun luar biasa, dan seminar ini adalah langkah yang sangat baik,” kata Hadi.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *