Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

05 October 2017

Kementan Kawal Bersama Bulog dan Mitra SerGab Karanganyar

Kementan Kawal Bersama Bulog dan Mitra SerGab Karanganyar
05 October 2017

Kementan Kawal Bersama Bulog dan Mitra SerGab Karanganyar

Pilarpertanian -  Pilar-Jelang akhir tahun, serapan gabah dari petani semakin dipercepat. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Bulog serta Mitra komitmen lakukan percepatan sergab di Kabupaten Karanganyar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Momon Rusmono melanjutkan kunjungan percepatan Sergab di Jawa Tengah. Kali ini bersama Tim Sergab Pusat Kementan, langsung mengunjungi Kab. Karanganyar. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Alasan dipilihnya kabupaten yang letaknya tak jauh dari Surakarta ini karena serapan gabah Provinsi Jawa Tengah merosot di kuartal II dan III ini secara nasional, Kabupaten Karanganyar pun termasuk rendah. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau melihat dari Bulog Subdivre Surakarta, untuk cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) ditargetkan 20 ribu ton sedangkan hingga sekarang (realisasi) baru 5 ribu. Masih ada kurang 15 ribu yang harus dikejar tiga bulan ini,” cerita Momon ketika mengunjungi mitra pengadaan beras Bulog, PT Jaya Mas, Rabu (4/10).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Guna mengejar ketinggalan tersebut, Bulog minimal harus menyerap 250 ton. Momon menyebutkan target tersebut masih mungkin dikejar karena beberapa wilayah di Karanganyar akan panen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bulan Oktober, November dan Desember, Karanganyar merupakan salah satu daerah yang luasan panennya masih banyak (lebih dari 25 ha). Untuk Oktober saja ada sekitar 4 ribu ha, ini peluang,” urai Momon.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Karanganyar, Supramnaryo menyambut peluang tersebut dan akan bekerja sama.  
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Diusahakan sekitar 10-20% untuk setor ke Bulog. Kalau produksinya sekitar 5 ton beras per ha, bisa kita setor 2000 ton beras ke Bulog,” ungkap Supamnaryo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jejaring penggilingan padi kecil pun diharapkan bisa berkembang di Kab. Karanganyar guna memasok dan menumbuhkan mitra beras Bulog. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Karenanya, Supamnaryo akan berusaha untuk mendekati penggilingan padi kecil di daerahnya. Untuk diketahui, Kab. Karanganyar memiliki 17 kecamatan dan terdapat 700 penggilingan padi kecil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita dorong untuk penggilingan padi kecil agar bisa jual gabah kering giling (GKG) ke mitra Bulog,” tutur Supamnaryo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tak hanya itu, ruang di gudang beras Bulog pun masih ada karena dari kapasitas 5 ribu ton baru terisi 1700 ton. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk diketahui, Subdiv Surakarta memiliki 6 gudang beras yang tersebar di Karesidenan Surakarta yaitu Gudang Karanganom, Gudang Meger, Gudang Banaran, Gudang Ngabean, Gudang Telukan, Gudang Triyagan, Gudang Gedong, Gudang Krikilan dan Gudang Dayungan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita akan tingkatkan peran serta Satker bekerjasama dengan penyuluh di daerah yang potensial,” tutur Wakil Kepala Subdivre Surakarta, Sasmito Ariyan Mujiarjo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ada strategi yang ternyata diterapkan oleh Bulog untuk menyerap beras dari gabah petani. “Apabila ada harga yang sesuai Inpres 5/2015 (antara Rp 3750- Rp 4125) di tingkat petani maka satker akan serap langsung. Namun jika tidak bisa masuk harganya (lebih dari itu), maka kita akan serap dari penggilingan padi atau mitra” urainya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bulog sendiri memiliki Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB) yang berkewajiban untuk mendukung kegiatan penyerapan beras dalam negeri BULOG, baik untuk kepentingan pelayanan publik maupun komersial. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
UPGB memperoleh bahan baku Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), dan beras asalan dari tiga sumber utama, yaitu on farm yang dilakukan oleh Perum BULOG baik melalui kegiatan On Farm Mandiri, Kemitraan dan Sinergi, petani/kelompok tani/Gapoktan dan mitra kerja penggilingan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasil proses produksi UPGB berupa beras medium dengan kualitas PSO Bulog dipasarkan ke PSO sedangkan kualitas medium lainnya dan premium dipasarkan ke pasaran umum secara ritel, dan grosir atau melalui Perdagangan antar pulau, antar Divre/Subdivre dan UPGB.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perbanyak Mitra
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Guna menyerap dan mempercepat serapan, Bulog pun diharapkan bisa memperbanyak mitra. Hingga saat ini, Subdivre Surakarta baru memiliki 6 mitra.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu mitra Bulog yang aktif di Karanganyar adalah PT Jaya Mas yang sudah menyuplai ke Bulog hingga 6800 ton beras ke Bulog Nasional. Rata-rata suplai khusus Bulog Subdivre Surakarta adalah 60 ton dan tahun ini baru mencapai 200 ton. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selama ada barang, harga cocok, kami pasti Merah Putih (setor beras ke Bulog),” tegas owner PT Jaya Mas, Hari Cahyono. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirinya pun mengaku membuka kerjasama dengan penggilingan padi kecil untuk menjual beras hasil mereka kepada PT Jaya Mas untuk bersama disetorkan ke Bulog. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Harga beras yang disetorkan ke Bulog pun dinaikkan menjadi Rp 8030 dari Rp 7300 dengan standar kualitas yang ditingkatkan yaitu tidak lagi ada menir, broken maksimal 20% dan kadar air tetap 14%. Dari warna pun tidak boleh ada kekuningan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *