Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

15 September 2022

Kementan Panen Kedelai Produktivitas Tinggi Guna Percepatan Peningkatan Produksi Kedelai

Kementan Panen Kedelai Produktivitas Tinggi Guna Percepatan Peningkatan Produksi Kedelai
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo Saat Melakukan Panen Kedelai Produktivitas Tinggi Varietas Dega 1 dan Migo 2 di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.
15 September 2022

Kementan Panen Kedelai Produktivitas Tinggi Guna Percepatan Peningkatan Produksi Kedelai

Pilarpertanian - Upaya peningkatan produksi kedelai nasional telah dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui berbagai strategi, guna mengurangi impor kedelai sehingga dapat menghemat devisa negara guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Bertempat di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Menteri Pertanian bersama Bupati Serang didampingi Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen Prasarana Sarana Pertanian, Dirjen Hortikultura, Tenaga Ahli Kementan, Direktur Aneka Kacang dan Umbi (AKABI), Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktur Perbenihan Perkebunan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Provinsi Banten serta unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian Banten dan seluruh stakeholder Kementan, telah melakukan panen kedelai produktivitas tinggi varietas Dega 1 dan Migo 2 yang berikan pemupukan pupuk organik hayati dan POC Migo, Rabu (14/9/2022) di lahan milik Pusat Penelitian.

Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi yang dipimpin Prof. Dr. Ali Zum Mashar. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Ditjen Tanaman Pangan dikontrol langsung Direktorat Akabi dengan Pusat Penilitian Migo yang bertujuan mendapatkan teknologi produksi kedelai dengan produktivitas diatas 3 ton per ha, sehingga sasaran peningkatan produksi menuju swasembada kedelai dapat dicapai. Lahan yang digunakan untuk kegiatan pengembangan kedelai produktivitas tinggi seluas 1 ha, terdiri varietas Dega1 seluas 0,97 Ha dan Migo 2 = 0,65 Ha. Umur Dega 172 hari dan Migo 2 umur 90 hari. Rata-rata jumlah polong Dega 1 sebanyak 80 polong per batang dan Migo 2 sebanyak 300 polong per batang. Sedangkan varietas umumnya sebanyak 60-70 polong per batang. Dari hasil panen diperoleh produktivitas kedelai Dega 1 rata-rata 2,6 ton/ha, dan Migo 2 rata-rata 6 ton/ha. Biaya produksi rata-rata Rp15 jt/ha dengan harga jual Rp12 ribu/kg maka akan diperoleh penerimaan kurang lebih Rp48 juta/ha dengan keuntungan Rp33 juta per ha.

Hasil panen Migo 2 seluas 1 ha dapat dijadikan benih kurang lebih sebanyak 3 ton dan dapat ditanam pada areal seluas 86 – 100 ha (kebutuhan benih 30-35 kg per ha).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyayangkan bahwa selama ini kedelai menjadi kebutuhan namun masih import, “Migo itu hasil panen hari ini luar biasa sampai diatas 4 ton sudah sama dengan produksi kedelai dari luar, oleh karena itu kita harus yakin, harus percaya, bahwa bangsa ini bisa dan kita buktikan hari ini. Saatnya kita bangkit. Kita satukan idealisme dan romantisme kebangsaan. Untuk meningkatkan produksi kedelai perlu dipastikan jaminan pembelinya, varietas kedelai memiliki potensi provitas tinggi, input produksi antara lain pupuk harus sesuai rekomendasi teknologi spesifik lokasi serta perlu dikembangkan varietas kedelai ini ke seluruh daerah dan tidak hanya di Cinangka saja,” ucapnya.

Direktur Akabi, Yuris Tiyanto menambahkan, “perlakuan pertanaman kedelai ini di harapkan dapat mendorong peningkatan produksi kedelai, sehingga kita bisa mengurangi import kedelai, dengan harapan ke depan kita bisa swasembada kedelai,” jelas dia.

Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah menerangkan, “apa yang menjadi varietas kedelai temuan Prof Ali Zum ini akan disebarkan di Kabupaten Serang, tugas saya dalam waktu sebulan ini menyiapkan lahan untuk kedelai, Insya Allah bisa”, terangnya.

Calon varietas atau Galur kedelai MIGO 2 dalam pertanaman di lapangan memiliki keunikan yaitu batang yang besar, tahan naungan, tahan gulma, tahan virus TMV (Tobacco Mozaik Virus), warna daun lebih hijau tinggi 90 – 120 cm, banyak cabang dan buah antara 238 – 400 polong. Kedelai tersebut diharapkan dapat dilepas menjadi varietas kedelai baru untuk mendukung peningkatan produksi kedelai menuju swasembada kedelai.

Menurut penemu mikroba google Prof. Dr. Ali Zum Sumashar, di negara sub tropis kedelai yang dihasilkan hanya dapat mencapai 2,7 hingga 3 ton per ha dan hanya panen satu tahun sekali. Ali Zum Mashar juga menambahkan “pusat penelitian yang kami pimpin sudah berhasil mengembangkan kedelai yang probilitasnya sangat tinggi di atas 4,5 ton per hektar, dan ini menjadi solusi nasional, untuk swasembada kedelai kita ke depan, jadi sudah tidak ada alasan lagi kita mempertanyakan apakah kita mampu swasembada apa tidak”.

Teknologi Migo adalah penggunaan pupuk hayati dengan mikrobia yang hidup tanpa tergantung dengan tanaman kedelai, namun mendukung peningkatan produksi kedelai.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *