Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

07 February 2017

Kerjasama Balitbang Kementan dan Balitbang Kemenkes Dalam Pengendalian Antraks

Kerjasama Balitbang Kementan dan Balitbang Kemenkes Dalam Pengendalian Antraks
07 February 2017

Kerjasama Balitbang Kementan dan Balitbang Kemenkes Dalam Pengendalian Antraks

Pilarpertanian - Penyakit Antraks merupakan salah satu dari 25 penyakit yang menimbulakan kerugian ekonomi, keresahan masyarkat, dan kematian hewan yang tinggi sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Menteri Pertanian Nomor 4026/Kpts./OT.140/3/2013 tentang penetapan Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Data terakhir yg dimiliki Kementan, saat ini daerah endemis antraks di Indonesia ada di 14 Provinsi dan 37 Kabupaten/Kota, diantaranya, Yogyakarta, Sulewesi Selatan, Gorontalo, Sumatera Barat, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menyikapi hal tersebut, Balitbang Pertanian Kementan dan Balitbang Kesehatan Kemenkes sepakat bergandeng tangan mengatasi penyakit Antraks yang sudah masuk kategori KLB (kejadian luar biasa).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Badan Balitbang Kementan, M. Syakir mengungkapkan pemecahan endemik antraks harus dilakukan secara cepat, karena dampaknya luas. Tidak hanya berdampak pada ekonomi namun juga sosial, kesehatan bahkan keamanan. “Antraks ini sudah masuk KLB dan butuh pengawalan khusus. Kita harus solid mengatasinya. Harus ada tim bersama turun ke lapangan karena memang butuh terapi. Double tracking seperti ini perlu terus ditingkatkan,” kata Kabalitbang Pertanian Kementan Mohammad Syakir usai menandatangani MoU Kerjasama Litbang Pertanian dengan Siswanto Kabalitbang Kesehatan Kemenkes, di Kantor Pusat Balitbangtan, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2017).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut OIE (World Organisation for Animal Health), penyakit antraks juga merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam daftar penyakit penting terkait importasi dalam perdagangan internasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Antraks ini, di beberapa negara dijadikan alat teror, tindak kejahatan. Jadi kita juga perlu menggalang kerja sama dengan pihak keamanan, Bareskrim, Gegana, Forensik,” ujarnya Syakir.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penyakit antraks disebut juga penyakit tanah karena disebarkan oleh spora. Bila keluar dari tubuh inang dan dibawa udara atau jatuh ke tanah, akan berubah menjadi spora. Spora antraks dapat hidup cukup lama sehingga dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia dan hewan. Antraks berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Bila tidak diatasi segera, dapat menimbulkan wabah pada ternak dan manusia dengan persebaran sangat cepat dan mematikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Radang paru, demam tinggi menjadi gejala awal antraks pada manusia. Kepastian bisa diperoleh setelah uji laboratorium melalui darah dan sel paru-paru.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Balitbang Pertanian, melalui Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) telah menghasilkan vaksin antraks yang sudah diproduksi secara massal dan dibagikan gratis ke wilayah-wilayah endemik. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia berharap kerja sama ini sebagai payung kerja sama lainnya, seperti mengatasi penyakit flu burung, zika, demam berdarah dan lain penyakit yang berkaitan dengan hewan. “Butuh pemecahan segera. Harus ada tim bersama yang turun ke lapangan karena proses penanganannya butuh terapi juga. Pendekatan double track perlu ditingkatkan terus,” kata Syakir.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara, Kepala Balitbang Kemenkes, Siswanto berharap kerjasama ini bisa menanggulangi permasalahan tersebut. “Penanggulangannya menjadi prioritas bersama lintas sektor. Pendekatan one health mutlak dibutuhkan. Kita apresiasi kerja sama ini dan ke depannya kita berharap bisa lebih terintegrasi karena dampaknya tidak hanya pada aspek ekonomi namun juga sosial, kesehatan dan keamanan,” ujar Siswanto .

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *