Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

16 July 2018

Kopi Robusta Lamo, Sumber Daya Genetik SDG Lokal Kota Sungai Penuh, Jambi

Kopi Robusta Lamo, Sumber Daya Genetik SDG Lokal Kota Sungai Penuh, Jambi
16 July 2018

Kopi Robusta Lamo, Sumber Daya Genetik SDG Lokal Kota Sungai Penuh, Jambi

Pilarpertanian - Pilar – Kawasan sentra kopi Robusta di Desa Sungai Jernih Kota Sungai Penuh Jambi tumbuh subur sampai saat ini. Ada 4 jenis kopi Robusta yang dikenal oleh petani kopi di daerah ini yaitu kopi Robusta lama, Manak, Glodok dan Ciari. Dari keempat jenis kopi tersebut yang paling disukai oleh masyarakat adalah Robusta Lamo yang telah ditanam secara turun temurun lebih kurang 40 tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hujan di pagi hari Selasa 10 Juli 2018 tidak menyurutkan langkah dan semangat peneliti- peneliti BPTP Balitbangtan Jambi untuk memulai kegiatan survey, inventarisasi dan karakterisasi kopi Robusta Lamo di Desa Sungai Jernih Kota Sungai Penuh. Diawali dengan mengunjungi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Bomberdir beserta Kabid Maifendri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peneliti dan teknisi BPTP Balitbangtan Jambi yang berjumlah 4 orang diterima dengan baik oleh Kadis beserta staf. Koordinasi ini dilakukan dalam rangka pendaftaran varietas tanaman lokal atau sumber daya genetik (SDG) asal Kota Sungai Penuh dan salah satunya adalah Kopi Robusta Lamo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kadis sangat mendukung dan bersedia untuk memfasilitasi kegiatan ini khususnya dalam pengumpulan data di lapangan dan tenaga pendamping.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menururt peneliti SDG BPTP Jambi keunggulan Kopi Robusta lamo ini lebih tahan terhadap penyakit dan memilki cita rasa yang excellent dibandingkan kopi robusta lainnya. Petani juga telah melakukan budidaya yang baik seperti pemangkasan dan pemberian pupuk NPK sebanyak 250 g/pohon/tahun, dengan cara dibenamkan kedalam tanah melingkar tajuk dan sampai saat ini kopi yang telah berumur lenih kurang 40 tahun masih bernilai ekonomis. Sedangkan petani dapat memanen 2 kali dalam setahun dengan produksi rata-rata 3,6 ton/ha/tahun. (DH)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *