Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

29 August 2020

Kostratani Ujung Tombak Ketahanan Pangan di Provinsi Lampung

Kostratani Ujung Tombak Ketahanan Pangan di Provinsi Lampung
Foto : Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung Sebagai Salah Satu UPT Vertikal Kementan.
29 August 2020

Kostratani Ujung Tombak Ketahanan Pangan di Provinsi Lampung

Pilarpertanian - Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang digagas Kementerian Pertanian, menjadi ujung tombak dalam ketahanan pangan di Provinsi Lampung. Kostratani sendiri hadir untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP).

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi pertanian saat ini adalah tercukupinya pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Terlebih di tengah kondisi pandemi yang belum kunjung usai, dimana imunitas tubuh perlu dijaga dengan asupan pangan yang sehat dan bergizi.

“Untuk itu, Penyuluh harus mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” ujar Mentan SYL, Sabtu (29/8).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengutarakan hal serupa.

“Penguatan BPP Kostratani untuk mendukung gerakan pembangunan pertanian dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pendampingan dan pengawalan gerakan pembangunan pertanian dan kolaborasi penyuluh pertanian dan petugas teknis fungsional lainnya,” terang Dedi Nursyamsi.

Menindaklanjuti arahan Mentan tersebut, Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung sebagai salah satu UPT vertikal Kementan bergerak cepat untuk mendampingi 52 BPP dari total 224 BPP yang siap bertransformasi menjadi Kostratani di Provinsi Lampung.

Pendampingan Bapeltan Lampung meliputi BPP yang terdapat di Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu. Seluruh BPP tersebut sudah terkoneksi langsung ke AWR dan sudah mulai melengkapi input data luas tanam, luas panen dan produktivitas untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura serta ternak yang disesuaikan dengan potensi masing-masing kecamatan.

Data yang dilaporkan merupakan data real di lapangan sehingga memudahkan para petani dan penyuluh pertanian menyampaikan perkembangannya baik keberhasilan maupun kendala yang dihadapi.

Transformasi BPP menjadi Kostratani dilakukan agar seluruh program utama Kementan terkawal dengan baik. BPP Kostratani perlu dukungan seluruh elemen pertanian supaya data pertanian bisa mengalir dengan cepat.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *