Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

02 June 2020

Langkah Tepat Sektor Pangan, Inflasi Mei 2020 Rendah

Langkah Tepat Sektor Pangan, Inflasi Mei 2020 Rendah
02 June 2020

Langkah Tepat Sektor Pangan, Inflasi Mei 2020 Rendah

Pilarpertanian - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menuturkan inflasi pada Mei 2020 berada pada pada posisi rendah angka 0,07% karena berbagai faktor. Beberapa diantaranya yaitu kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi permintaan pangan untuk Hari Raya Lebaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Salah satu faktornya pemerintah sudah bersiap jauh-jauh hari sehingga pasokan pangan pada Mei ini relatif terjaga,” ucap Kecuk dalam Konferensi Pers secara virtual pada Selasa (2/6).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjamin ketersediaan pangan khususnya 11 komoditas pangan dasar harganya stabil dan stoknya pun aman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Makanya saya masih harus turun untuk memberikan dukungan agar petani makin kuat menjaga alur-alur ketersediaan pangan,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menghadapi puasa dan menjelang lebaran selama pandemi, Kementan melakukan upaya untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dengan hadirnya Toko Mitra Tani di setiap provinsi. menggandeng layanan transportasi berbasis online serta marketplace dan sejumlah startup bidang pertanian, melakukan operasi pasar dan distribusi bahan pangan dari daerah yang surplus ke daerah yang mengalami keterbatasan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inflasi rendah, menurut Kecuk juga terjadi karena dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) yang menyebabkan adanya penurunan permintaan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga turut mempengaruhi aktivitas ekonomi termasuk permintaan akan barang. PSBB mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Sehingga aktivitas belanja masyarakat ikut menurun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini yang menyebabkan banyak terjadi penurunan permintaan pada bulan Mei di satu sisi dari sisi supply banyak terjadi perlambatan produksi karena PSBB, bahan baku dan melemahnya permintaan,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Guru Besar Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Muhammad Firdaus juga menegaskan bahwa kondisi ketersediaan pangan pokok nasional secara kumulatif mencukupi meskipun sebarannya belum merata.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia juga menegaskan bahwa masing-masing wilayah punya keunggulan dan kapasitas produksi. Yang terpenting, katanya, ketersediaan secara agregat nasional harus mencukupi. Menurutnya, sistem distribusi perlu ditata. Tujuannya adalah mengurangi disparitas harga antar-wilayah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Harga Gabah di Tingkat Petani Naik 6,12 Persen
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Nilai Tukar Pertani (NTP) pada subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen atau 96,66 pada bulan Mei 2020. Padahal sebelumnya, NTP subsektor peternakan tercatat hanya 96,40.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, selain subsektor peternakan, kenaikan juga terjadi pada subsektor perikanan yang naik sebesar 0,41 atau dari 98,70 menjadi 99,11.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dua subsektor tersebut menjadi pembeda dimana beberapa subsektor lainnya mengalami penurunan,” kata Suhariyanto dalam siaran pers yang disiarkan melalui website BPS, Selasa, 2 Juni 2020.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Meski demikian, kata Suhariyanto, ada tiga subsektor pertanian yang mengalami penurunan. Ketiga subsektor itu adalah subsektor tanaman pangan sebesar 0,54 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,58 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,30 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun, Suhariyanto menjelaskan penyebab penurunan NTP pada tiga subsektor tersebut dikarenakan terjadi penurunan harga di beberapa komoditas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Misalnya pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, disebabkan karena harga karet dan minyak sawit merah atau Crude Palm Oil (CPO) juga mengalami penurunan,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, dengan adanya penurunan harga komoditas, membuat NTP Nasional pada bulan Mei 2020 turun 0,85 dibanding NTP bulan lalu. Secara keseluruhan, NTP di bulan ini berada dibawah 100.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Karena adanya penurunan harga komoditas, NTP bulan ini dibawah 100,” tandasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai informasi, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *