Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

23 January 2020

Lebih Dekat Dengan Vetiver, Tanaman Dengan Beragam Manfaat

Lebih Dekat Dengan Vetiver, Tanaman Dengan Beragam Manfaat
Foto : Tanaman Vetiver atau Akar Wangi yang Memiliki Segudang Manfaat
23 January 2020

Lebih Dekat Dengan Vetiver, Tanaman Dengan Beragam Manfaat

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Awal tahun 2020 dikagetkan dengan banjir bandang disertai longsor yang melanda beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya yang sangat parah terdampak adalah di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak, Banten.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sesaat setelah turun dari helicopter usai meninjau langsung dampak bencana menginstruksikan BNPB untuk melakukan penanaman vetiver sebagai upaya pencegahan longsor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai informasi, Vetiver atau sering disebut dengan akar wangi memiliki nama latin Vetiveria zizanioides dan ada juga yang menyebut sebagai Chrysopogon zizanioides. Tanaman ini telah dikembangkan oleh lebih dari 100 negara, sebagai penghasil minyak atsiri, untuk konservasi tanah dan air maupun untuk fitoremediasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Indonesia, tanaman ini lebih dikenal sebagai penghasil minyak atsiri, dan dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama Java Vetiver Oil. Akar wangi dikenal ada dua tipe yaitu tipe India Utara yang umumnya tumbuh liar dan berbiji dan tipe India selatan yang tidak berbiji atau steril.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Akar wangi yang banyak dibudidayakan untuk diambil minyak atsirinya berasal dari tipe India Selatan. Balittro sebagai Lembaga penelitian yang mendapat mandat meneliti dan mengembangkan akar wangi, memiliki lebih dari 40 nomor aksesi akarwangi dengan karakter dan morfologi tanaman yang berbeda. Setelah diseleksi dan uji adaptasi, pada tahun 2011 telah dilepas dua varietas akar wangi yaitu Verina 1 dan Verina 2 dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 581/Kpts/Sr.120/2/2012 dan Nomor 582/Kpts/Sr.120/2/2012 dengan sifat keunggulan pada potensi produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Verina 1 memiliki produktivitas akar basah diatas rata-rata (10,37 ton/ha), dan akar kering 3,72 ton/ha, dan menghasilkan minyak sekitar 66,38 kg/ha, serta kadar veticerol diatas standar SNI (50,38%). Verina 2 memiliki produksi akar basah 10,61 ton/ha, akar kering 3,85 ton/ha, kadar minyak 1,772%, dan 60.46 kg ha minyak akar wangi dengan kadar vetiverol 55,48%. Kedua varietas ini memiliki beberapa karakter yang dapat digunakan sebagai pembeda atau penciri seperti warna batang, bentuk habitus, perakaran panjang dan lebar daun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Akar wangi diperbanyak dengan tunas anakan, dan ditanam secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman semusim lainnya seperti sayuran. Untuk diambil minyaknya, tanaman ini akan dipanen pada umur 12 bulan dengan cara dibongkar perakarannya. Bila tidak dilakukan pemanenan, akan wangi ini akan tetap tumbuh bertahun-tahun dengan akar yang panjang dan kuat mengikat tanah sekitarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Indonesia sendiri, akar wangi juga sering dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan seperti dibuat tas, dompet, topi, hiasan, dll. Akar wangi yang didiamkan tidak diambil minyaknya pada umur 10 dan 25 bulan, akar wangi dapat mencapai panjang masing-masing 4 dan 5 m. Bahkan di Thailand dapat mencapai 7 m pada umur 34 bulan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Semakin panjang akarnya maka kandungan minyak atsirinya juga cenderung menurun. Umumnya akar wangi banyak dikembangkan didaerah terbatas dengan tanah berpasir dan remah seperti di Garut, sehingga memudahkan dalam pemanenan akar. Didaerah lain seperti Bogor, untuk produksi minyak atsirinya dibudidayakan dalam polybag dengan media yang remah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Akar wangi selain memiliki sistem perakaran yang lebar, dalam dan kuat, juga pertumbuhan cepat dan biomassa yang banyak, adaptif terhadap kondisi yang ekstrim, mudah dibudidayakan, tidak berpotensi menjadi gulma, dan mampu mengakumulasi logam berat disekitarnya. Dengan keunggulan tersebut, akar wangi sangat baik digunakan untuk mencegah erosi dan konservasi lahan dan air, maupun fitoremediasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penanaman akar wangi untuk fungsi konservasi dilakukan dengan menanam secara rapat dengan jarak 10-15 cm pada lereng pegunungan. Penanaman harus disesuaikan dengan kontur lereng. Penanaman yang rapat ini akan mencegah terjadinya erosi dan lama kelamaan akan membentuk terasering yang lebih landai secara alami. Akar dari akar wangi yang menghujam ke dalam tanah juga akan berfungsi seperti kolom kolom beton yang mampu menahan tanah agar tidak longsor dan tanah menjadi lebih stabil. Penanaman akar wangi di bibir sungai atau danau juga mencegah terkikisnya lapisan tanah sehingga menghambat erosi dan sedimentasi di badan air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Akar wangi ini juga sangat toleran pada cuaca ekstrim, pH tanah, tahan hama penyakit, sangat efisien menyerap nutrisi tanah dan toleran ditanah dengan kandungan logam berat sehingga sering dimanfaatkan untuk fitoremediasi lahan bekas tambang. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *