Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

10 April 2020

Lockdown di Cina Berakhir, Jangkos asal Sumut Kembali Berlayar

Lockdown di Cina Berakhir, Jangkos asal  Sumut Kembali Berlayar
Foto : Produk Pertanian Janjang Kosong (Jangkos/ Plam Fiber)
10 April 2020

Lockdown di Cina Berakhir, Jangkos asal Sumut Kembali Berlayar

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pemberlakuan Karantina Wilayah atau “lockdown” di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, resmi dicabut oleh Pemerintah Cina pada hari Rabu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini disambut suka cita oleh masyarakat yang telah mengalami masa karantina selama 76 hari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak hanya itu, pelaku agirbisnis sektor Pertanian juga menyambut baik kondisi ini mengingat Cina merupakan salah satu pasar besar bagi produk Pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Alhamdulilah, dengan kondisi yang mulai membaik permintaan ekspor ke Cina yang sempat terpukul, kini permohonan pemeriksaan karantina mulai masuk kembali” ucap Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian melalui keterangan tertulisnya dari ruang monitoring sistem informasi perkarantinaan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini, pihaknya mencatat terdapat permohonan pemeriksaan di Karantina Pertanian Belawan untuk produk samping kelapa sawit berupa janjang kosong, jangkos atau Plam fiber ke Cina.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jangkos asal Sumut ini dikenal berkualitas tinggi, dan merupakan bagian limbah dari hasil pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit. Di Negara tujuan ekspor biasanya jangkos ini digunakan sebagai bahan baku tali kapal, pengisi matras dan jok mobil hingga pesawat terbang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari data Karantina Pertanian, di tahun 2019 jangkos asal Sumut berhasil membukukan lebih dari 7,5 ribu ton dengan nilai ekonomi mencapai 9,5 miliar rupiah lebih. Selain Cina, 9 negara lain juga jadi pelanggannya seperti Perancis, Saudi Arabia, Malaysia dan lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada awal April ini, sebanyak 681 ton dengan kisaran nilai Rp 933 juta dinyatakan telah sesuai dengan persyaratan Otoritas Karantina Cina dan siap diberangkatkan ke pelabuhan Xingang, Huangpu dan Shanghai.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut staf PT.UKIP, Pardede mengungkapkan bahwa produk ekspor ini sempat tertahan 2 minggu akibat penutupan pelabuhan. Dan kini, dengan berakhirnya masa karantina wilayah di Cina permintaan kembail berdatangan, tambah Pardede.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Masa Karantina Wilayah
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berbeda dengan di Indonesia, pemberlakukan masa karantina wilayah akibat Covid-19 masih diberlakukan. Hal ini mengingat karena peningkatan jumlah yang terinfeksi Covid-19 masih menunjukkan angka peningkatan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk itu, sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), yang memberlakukan layanan perkarantinaan tetap berjalan, maka Barantan menerapkan protokol kewaspadaan pencegahan penyebaran Covid-19 bagi Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Layanan PPK secara daring digencarkan, pemeriksaan dan tindakan karantina memperhatikan jarak dan juga penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas juga terus dipantau.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kebijakan lain yang diambil adalah produk Pertanian yang dihasilkan difokuskan untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya yang strategis seperti beras dan jagung. Sementara produk pertanian yang surplus produksinya dan dibutuhkan dunia kita dorong juga untuk diekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain membantu negara lain yang terdampak, juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani karena bernilai tambah sekaligus membantu dalam menambah devisa negara,” tutup Jamil.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *