Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

03 September 2018

Melalui Sistem Usaha Pertanian, Kementan Sukses Kembangkan Lahan Kering di Banten

Melalui Sistem Usaha Pertanian, Kementan Sukses Kembangkan Lahan Kering di Banten
03 September 2018

Melalui Sistem Usaha Pertanian, Kementan Sukses Kembangkan Lahan Kering di Banten

Pilarpertanian - Pilar – Potensi pengembangan lahan kering menjadi area pertanian produktif terus didorong guna menopang target swasembada pangan. Salah satu upaya adalah melalui program Sistem Usaha Pertanian (SUP) Inovatif. Cara ini berhasil di kembangkan di Banten.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Kementan terus menggali potensi ini dan telah mengidentifikasi beberapa wilayah Banten yang potensial untuk dikembangkan. Provinsi penyangga pangan ibukota ini memiliki lahan kering seluas seluas 157.546 hektar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita sudah berhasil mengembangkan pemanfaatan lahan kering di Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang. Sebagai target utama di wilayah Banten, kecamatan ini memiliki total lahan kering seluas 2.683 hektar. Kita dorong melalui Sistem Usaha Pertanian Inovatif,” kata Kepala BBP2TP, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementan Haris Syahbuddin saat dihubungi pada Minggu (02/09/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Haris menyatakan, SUP Inovatif adalah sistem usaha pertanian yang berbasis teknologi, yakni: penerapan mekanisasi pertanian sesuai kebutuhan dan mudah diterapkan. Lalu, pengelolaan lahan dan air yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan iklim, serta dirancang dengan sistim yang dinamis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Desa Cilayang merupakan satu dari lima belas desa di Kecamatan Cikeusal yang menjadi fokus pengembangan SUP Inovatif dengan sasaran utama adalah Kelompok Tani Tunas Harapan I.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“SUP Inovatif yang dikembangkan dengan pengenalan teknologi, antara lain teknologi embung, pompanisasi dan geo-membran, dan teknologi budidaya khususnya budidaya tanaman hortikultura. Selain itu dilakukan pula pendampingan dan bimbingan teknis, hingga bagaimana membangun jaringan bisnis,” kata Haris.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kurniawan (26), salah satu anggota kelompok tani Tunas Harapan I mengaku bahwa dia merasakan berbagai manfaat dari kegiatan ini. Pria yang telah mengikuti program SUP Inovatif sejak tahun 2017 ini menambahkan, budidaya sayuran yang digelutinya bersama dengan anggota kelompok tani lainnya telah mempunyai saluran pemasarannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kurniawan menerangkan produksi anggota kelompok tani itu ditampung dan kemudian dipasarkan ke beberapa tempat bahkan tembus ke Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dan Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Lahan menjadi produktif, produk berkualitas, dan pemasaran produk juga mudah,” ungkap Kurniawan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Haris selaku penanggungjawab kegiatan program berharap, SUP Inovatif dapat menjadi wadah interaksi yang lebih intensif antara Kementan selaku penyedia teknologi, penyuluh sebagai saluran diseminasi serta petani sebagai pengguna teknologi. Kemanfaatan yang dirasakan masyarakat selain mewujudkan peningkatan produksi, juga menciptakan penumbuhan usaha Kelompok Tani serta pengembangan sumberdaya manusia (SDM) Petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami minta juga kepada kelompok tani agar selalu semangat untuk belajar mengimplementasikan teknologi dan menerapkannya secara berkelanjutan,” pinta Haris.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai informasi, Kementan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian sudah mengidentifikasi seluas 24 juta hektar lahan kering yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman pangan. Lahan kering seluas itu tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Pulau Jawa, yang dikenal subur pun terdapat beberapa daerah berlahan kering yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Dengan adanya BPTP di tiap provinsi, maka diharapkan bisa bahu membahu bersama penyuluh setempat dalam mengedukasi serta mendampingi kelompok tani dalam penerapan SUP Inovatif.(RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *