Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

11 December 2017

Menjadikan Kedelai Nasional Primadona Melalui Branding

Menjadikan Kedelai Nasional Primadona Melalui Branding
11 December 2017

Menjadikan Kedelai Nasional Primadona Melalui Branding

Pilarpertanian - Pilar – Kedelai nasional non Genetically Modified Organism (GMO) yang dibudidaya oleh petani lokal memiliki potensi untuk diolah dan dikembangkan menjadi primadona melalui branding, sehingga akan memberikan keuntungan ekonomi baik kepada petani maupun pelaku usaha agribisnis. Syaratnya adalah
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Paradigma lama pola pikir tentang kedelai yang hanya diolah jadi tempe dan dijual dipasar maupun diwarung warung kecil, diubah dengan membranding tempe hingga dijual dicafe dan memiliki gengsi tersendiri, tentunya denga proses pengolahan yang higenis dan packaging yang menarik. Sedangkan jika diolah dan langsung dijual hanya memberikan sedikit keuntungan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Nilai tambah produk hasil olahan hanya memberikan peningkatan 5% pendapatan, untuk meningkatkannya ,maka pendekatannya adalah komoditas di branding, branding jauh memberikan keuntungan yang lebih besar, analoginya, jika beli.kopi sekilo harga 50.000 jika kita ke cafe secangkir kopi dihargau 50 ribu artinya yang kita beli adalah brand. Nah yang saya inginkan demikian juga, untuk tempe dari kedelai lokal dinaikan statusnya diolah, packaging dan dibranding, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Gatot Irianto di Festival Produk Olahan Kedelai Nasional yabg diselenggarakan di Jogya Expo Center (10/12).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Gatot menambahkan, “saatnya kita angkat kedelai lokal pendekatannya adalah kita jualan brand. Elit, terbatas dan ini semakin akan dicari orang. Yang harus dilakukan adalah diolah secara higenis, dipackaging yang menarik dan kemudian di branding. Jadi berbicara peningkatan pendapatan maka kita harus jualan brand. Kedelai lokal ini yang akan kita branding,”.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu mewakili gubernur DIY, Assisten bidang keistimewaan , Didiek Purwadi. Mengatakan,Kedelai lokal mempunyai peluang besar karena ada perubahan pola makan masyarakat dari hewani ke nabati, ini peluang bagi dunia usaha dibidang pangan olahan”.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemerintah saat ini menargetkan tanam kedelai seluas 500.000 hektar dengan anggaran APBNP 2017 yang dipusatkan di 20 propinsi mulai dari Sumatera seluas 153.000 hektar, Jawa 130.000 hektar, Kalimantan 27.000 hektar, Sulawesi 110.000 hektar dan NTT dan NTB masing masing 40.000 hektar.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *