Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

15 May 2019

Mentan Amran Bertekad Wujudkan Kemandirian Pakan

Mentan Amran Bertekad Wujudkan Kemandirian Pakan
15 May 2019

Mentan Amran Bertekad Wujudkan Kemandirian Pakan

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk menciptakan teknologi dan inovasi agar kemandirian pakan dapat terwujud khususnya pakan ayam kampung atau petelur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Amran, hal ini penting guna mendukung Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) yang sudah berjalan, sehingga kebutuhan pakan ayam petelur yang telah dibagi ke masyarakat dapat dipenuhi secara mandiri oleh masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Intinya sekarang kita sudah bagi ayam ke masyarakat dan ayamnya sudah bertelur. Kita akan melakukan pendampingan dan memberikan pakan gratis sampai 6 bulan. Sekarang kita sudah melakukan pendampingan untuk membuat pakan secara mandiri, supaya masyarakat bisa membuat sendiri pakannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Itu target kita, sehingga nanti tidak ada ketergantungan dari pemerintah kemudian ketergantungan dari luar negeri apalagi barang-barang impor,” demikian dikemukakan Mentan Amran di sela-sela acara peresmian Unit Perbanyakan Bibit Sumber (UPBS) di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
UPBS merupakan unit pembibitan ayam kampung untuk memperbanyak bibit ayam kampung unggul yang dikembangkan hingga ke masyarakat. Melalui UPBS ini pun, Kementan akan mencetak masyarakat yang dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan pakan ternaknya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, Amran menekankan Kementan sangat serius menjadikan masyarakat untuk benar-benar mandiri dan bisa menghasilkan semuanya dari sumber daya yang dimiliki sendiri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mulai dari pakan, bibit ayam dan seterusnya dihasilkan sendiri sehingga biaya yang dikeluarkan masyarakat relatif sedikit, namun pendapatannya cukup besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami ingin mencetak mereka menjadi manusia-manusia mandiri dan bisa menghasilkan semuanya dari mereka sendiri. Mulai pakan, ayamnya dan seterusnya. Dengan upaya ini, kita yakin kemiskinan atau gizi buruk di pedesaan bisa kita tekan seminimal mungkin. Sebab mimpi kita adalah Indonesia menjadi negara yang besar,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di tempat yang sama, Kepala Balitbang Kementan, Fadjry Djufry menjelaskan UPBS merupakan pembibitan ayam kampung unggul yang dibangun Balitbangkan dalam tiga strata. Strata 1, UPBS dibangun di tujuh provinsi utama dengan menyediakan indukan sebanyak 2.000 ekor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tujuh provinsi tersebut yakni Sulawesi Selatan, NTB, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Jawa Timur, dan Gorontalo. “Selain strata 1, kami juga membangun strata 2, ayamnya kurang lebih 300 ekor yang tersebar di 17 provinsi. Strata 2 ini tahap pembibitan atau pengembangan di tingkat peternak yakni peternak inti dan plasma. Kemudian strata 3 untuk pengembangan tingkat rumah tangga, ayamnya 100 ekor per rumah tangga peternak,” jelas Fadjry.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menjamin Ketersediaan Pakan
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam program BEKERJA, Kementan telah menyalurkan ayam petelur di tahun 2019 sebanyak 20 juta ekor. Dengan demikian, untuk menjamin kesuksesan dan keberlanjutan program tersebut, Badan Litbang Pertanian mendorong inovasi dan teknologi untuk menjamin ketersediaan pakan di seluruh Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita sudah punya potensi pakan di setiap provinsi. Pak Menteri Pertanian minta agar kami di Badan Litbang agar membuat pakan berdasarkan potensi lokal yang ada di setiap provinsi, sehingga tidak tergantung pada pakan di pasar,” kata Fadjry.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jika pakan tersedia, lanjutnya, harapannya potensi di masing-masing bisa muncul dan peternak terus memelihara ayamnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Apalagi Indonesia masih ada beberapa provinsi yang masyarakatnya gizi buruk, sehingga harapannya dengan beternak ayam, konsumsi telur dan daging bisa memenuhi protein masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan demikian, ke depan, kemiskinan di Indonesia khususnya di pedesaan dipastikan menurun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Makanya masalah pakan harus kita pastikan tersedia dan masyarakat bisa mandiri membuatnya. Ini yang menjadi kunci keberhasilan program menurunkan kemiskinan,” pungkas Fadjry.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *