Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

19 October 2020

Mentan Bahas Ketahanan Pangan Hingga Strategi Pemimpin di PKN Tk II Kementan

Mentan Bahas Ketahanan Pangan Hingga Strategi Pemimpin di PKN Tk II Kementan
Foto : Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo Saat Memaparkan Mengenai Ketahanan Pangan dan Strategi Menjadi Pemimpin di Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XVII Kementan.
19 October 2020

Mentan Bahas Ketahanan Pangan Hingga Strategi Pemimpin di PKN Tk II Kementan

Pilarpertanian - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), memaparkan mengenai ketahanan pangan dan strategi menjadi pemimpin di Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XVII Kementerian Pertanian (Kementan). Kegiatan ini digelar oleh Pusat Pelatihan manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor secara virtual, Jum’at (16/10). Pelatihan ini diikuti 59 peserta dari berbagai kementerian dan lembaga negara.

Mengenai ketahanan pangan, Mentan SYL menyampaikan Pandemi Covid-19 memberi makna yang berbeda bagi perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun ini. Menurutnya, tantangan pangan kian kompleks. Peran petani dalam pemenuhan pangan bagi lebih dari 268 juta jiwa (data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil semester I 2020) masyarakat Indonesia pun kian meningkat.

Mentan SYL pun mengajak masyarakat agar dapat memberi energi untuk berkontribusi bersama dalam menghadirkan sistem produksi hingga pola konsumsi pangan yang lebih bertanggung jawab.

“HPS 2020 ini harus memberi artikulasi yang baik terhadap pangan, kita harus secara bersama-sama menghadirkan pangan bagi masyarakat Indonesia, dengan membangun sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih maju, mandiri dan modern,” terang Syahrul di Agriculture War Room (AWR) Kementan, Jakarta.

Tahun ini, tema HPS adalah Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Syahrul pun mendorong semua pihak, termasuk para peserta PKN Tingkat II Angkatan XVII Kementan yang berasal dari lintas kementerian dan lembaga untuk menjadi pelopor kemajuan pertanian dan turut bersinergi untuk ketahanan pangan.

“Karena pembangunan pertanian kedepan, dilakukan tidak hanya oleh Kementan, tetapi bersama – sama,” katanya.

Program kegiatan ketahanan pangan dilakukan Kementan dengan peningkatan kapasitas produksi diantaranya dengan pengembangan lahan rawa di Kalimantan Tengah seluas 164,598 ha, diversifikasi pangan lewat penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern serta pengembangan food estate berbasis korporasi petani.

Langkah ini diharapkan mampu melahirkan pahlawan – pahlawan pangan baru yang turut berperan menghadapi tantangan pemenuhan pangan di Indonesia.

Mentan SYL juga menambahkan, terwujudnya ketahanan pangan dan kesejahteraan petani tak lepas dari kepemimpinan yang baik dan bertanggung jawab. Keberhasilan merupakan akumulasi dari hasil kerja semua yang terlibat dan pemimpin adalah dirigennya, yang mengambil keputusan. Untuk itulah, seorang pemimpin yang baik tegas Mentan dituntut bisa mengambil keputusan yang cepat dan tepat, tidak ragu.

“Memimpin itu tanggung jawabnya tidak kecil. Tugas pemimpin itu mengambil keputusan, kalau ada pemimpin yang keputusannya berlarut – larut dan tidak jelas, itu tandanya bukan pemimpin yang baik,” tegasnya.

Menurutnya, seorang pemimpin harus sigap menentukan arah tujuan organisasi. Perbanyak duduk bersama, berdiskusi dan berdialog. Pemerintahan yang baik, ujar Mentan, dibangun dari diskusi ke diskusi dan dialog.

“Rumus dialog listen to something maybe you don’t like to listen. Mendengarkan sesuatu yang tidak enak didengar, jangan mau mendengar yang enak – enak saja. Karena dari sana kau belajar menilai apakah arah yang ditentukan sudah sesuai atau tidak,” ujarnya.

Mentan mengamanatkan bahwa tugas pemimpin adalah membagi – bagi tugas dengan adil dan baik sesuai kapasitas.

“Membagi tugas tentunya harus dengan seni, dengan teori. Tidak bisa ada yang dikasih tugas banyak, ada yang sedikit, adil lah,” ujarnya.

Memikirkan kesejahteraan semua yang terlibat juga menjadi tanggung jawab pemimpin dan harus melibatkan idealisme, realisme serta romantisme.

“Realisme dan idealisme bumbui dengan romantisme. Ada feel disana. Tak ada manusia sempurna, benar terus, saya selalu good thinking, good feeling. Jika ada anak buah yang salah, saya cari kebaikannya dulu, jagalah wajah anak buah, karena wajah anak buah adalah wajahmu sebagai pemimpin,” tegasnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi berharap pelatihan ini bisa menghadirkan sosok pemimpin yang kompeten.

“Pertanian membutuhkan sosok berkualitas. Sosok yang bisa mengambil keputusan dan inovasi. Karena inovasi dibutuhkan untuk menjaga serta meningkatkan produktivitas,” katanya.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *