Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

03 March 2020

Mentan Lepas Ekspor Larva Kering Dari Bogor Tembus Inggris

Mentan Lepas Ekspor Larva Kering Dari Bogor Tembus Inggris
Foto : Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Bersama Wakil Walikota Bogor Dedie A Rachim Melepas Ekspor Larva Kering ke Inggris
03 March 2020

Mentan Lepas Ekspor Larva Kering Dari Bogor Tembus Inggris

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana komoditas larva kering jenis Black Soldier Flies (BSF) Ke Negara Inggris sebanyak 7 ton. Kegiatan ini sebagai bagian upaya Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot PDB Indonesia dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekspor berbagai komoditas pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini luar biasa, menembus Inggris itu adalah pride sebuah negara, dan tidak gampang menembus Inggris. Bogor hari ini mencetak sebuah arah seperti itu. Biasanya kita bisa tembus Inggris setelah melalui Italia atau Jerman, Roma, kalian sudah tembus langsung berarti itu pintu yang bagus untuk pintu pertanian Indonesia kedepan” kata Syahrul saat memberikan sambutan di lokasi pelepasan ekspor di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor Barat, Selasa (3/03/20).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mentan mengatakan, Indonesia memerlukan pelaku usaha yang terus melakukan inovasi untuk menumbuhkan produk ekspor baru atau emerging seperti larva kering ini. Tidak hanya itu, negara tujuan baru pun perlu terus diperluas. Menurutnya, berkoordinasi dan bersinergi memperkuat jejaring antara pemerintah pusat, daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong potensi ekspor pertanian dalam memasuki pasar global.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hari ini Bogor membuktikan ada komoditas yang bisa diekspor dan itu tidak ada dinegara lain. Larva kering ini menjadi contoh bahwa sebenarnya kemampuan produk negeri ini menembus kebutuhan dunia sangat terbuka luas,”ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, produk pertanian yang di ekspor sedapat mungkin sudah dalam bentuk olahan agar dapat memberikan nilai tambah. Manfaatkan fasilitasi KUR yang tersedia, selain untuk meningkatkan pengolahan sehingga dapat diekspor dalam bentuk jadi, atau minimal setengah jadi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalo begitu mari kita rencanakan supaya pengembangannya lebih cepat,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Syahrul menegaskan ekspor larva ini menjadi bukti nyata untuk membangkitkan minat generasi muda terjun ke sektor pertanian. Ia menilai, ekspor ini mampu menghadirkan kemampuan-kemampuan anak bangsa guna mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mengapa demikian? Karena ekspor larva kering ini adalah sesuatu yang tidak dimiliki negara lain. Oleh karena itu, pasti Bogor akan makin memiliki kemampuan untuk menghadirkan masyarakat yang makin baik,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain itu, produk pertanian memiliki potensi ekspor. Oleh karena itu ini menjadi peluang bagi anak-anak remaja kita, pemuda kita. Pokoknya pertanian itu adalah sesuatu yang pasti, pertanian menjadikan sesuatu agar mereka bisa hidup lebih baik bahkan pertanian adalah solusi dari lapangan kerja yang tersedia di setiap momentum,” pintanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Syahrul mencontohkan bungkil sawit dapat dijadikan pakan ternak, kemudian larvanya menjadi makanan yang nilainya sangat mahal di luar negeri. Di sisi lain komoditas larva sangat dibutuhkan oleh seluruh dunia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau begitu tinggal anak-anak mau berada dalam posisi apa, mau dia menjadi off taker dari pembeli saja atau mau dia menjadi pembudidaya. Kemudian bisa juga menjadi trading. Kalau begitu tinggal mereka (anak muda, res) memilih konsep-konsep yang sudah tersedia,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada pelepasan ekspor ini hadir Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan jika ingin anak anak muda saat ini dapat mencontoh apa yang sudah dilakukan PT Bio Cycle Indo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mudah-mudahan apa yang sudah di contohkan oleh teman-teman Biocycle bisa menginspirasi kita semua bahwa ada sesuatu yang positif dari kreatifitas anak muda,” kata Dedie.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dedie juga mengatakan jika kebanyakan pendapatan kita Bogor ada dari sektor jasa didalamnya restoran, hotel, kuliner tetapi dengan tambahan adanya satu kreatifitas tentunya akan memberikan harapan kota Bogor mendapatkan PAD yang lain yang lebih termasuk juga penyerapan tenaga kerja untuk masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tentunya akan memberikan harapan kota Bogor mendapatkan PAD yang lain yang lebih termasuk juga penyerapan tenaga kerja untuk masyarakat kota Bogor
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dikesempatan yang sama Budi Tanaka, Owner PT Bio Cycle Indo selaku eksportir mengatakan larva kering BSF ini diekspor ke negara industri pakan ternak sebagai sumber protein campuran bahan pembuatan pakan ternak antara lain seperti pakan unggas dan ikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya industri ini sangat menjanjikan dan prospektif serta menjadi peluang bagi perusahaan pakan ternak Indonesia lainnya untuk mengembangkan di pasar lokal maupun menembus pasar dunia, mengingat terjaminnya ketersediaannya setiap saat dengan harga realtif lebih murah dibanding sumber protein lainnya, dengan demikian dapat menekan biaya pakan dalam industri peternakan, yang berkontribusi sekitar 70-75% dari total biaya produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk memenuhi target ekspor dalam tiga tahun ke depan sebesar 24.000 ton/tahun dengan total nilai penjualan 1,3 Triliun rupiah, perusahaan ini mengembangkan produksinya di Pekanbaru,” kata Budi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Budi mengatakan jika saat ini PT Bio Cycle Indo sedang melakukan pengurangan izin untuk negara Amerika yakni FBA dan Kanada CFIA , Ia berharap semoga semua regulasi segera lengkap dan Indonesia bisa menjadi raja daripada magot.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sampai tahun ini kita mempunyai pengiriman yang cukup bagus, permintaan yang luar biasa, kenapa kita punya belatung atau magot kelas dunia yang tidak bisa negara lain kalahkan,” pukasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perlu diketahui, sebelumnya larva yang merupakan komoditas pertanian ini juga berhasil diekspor ke negara tujuan Jepang maupun Uni Eropa (Belanda) oleh perusahaan yang sama dengan jumlah 59,113 ton dan total nilai penjualan Rp 3,31 miliar dalam kurun waktu tahun 2018-2019.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengiriman ekspor dilaksanakan melalui pelabuhan Tanjung Priok dan disertai penjaminan kesehatan dan keamanannya dengan Sertifikat Kesehatan oleh Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, dimana sebelumnya tempat produksi telah ditetapkan sebagai Tempat Tindakan Karantina oleh Menteri Pertanian serta disertifikasi dengan Nomor Kontrol Veteriner. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *