Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

09 January 2020

Mentan Syahrul dan Pelaku Usaha Bertekad Pacu Produksi dan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat

Mentan Syahrul dan Pelaku Usaha Bertekad Pacu Produksi dan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat
Foto : Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) Dalam Pertemuan Akselerasi GratiEks Komoditas Perkebunan di Auditorium Gedung D Kementerian Pertanian
09 January 2020

Mentan Syahrul dan Pelaku Usaha Bertekad Pacu Produksi dan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama eksportir sektor Perkebunan bertekad meningkatkan produksi dan mendorong akselerasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Hal ini terungkap dalam pertemuan akselerasi Gratieks komoditas perkebunan di Auditorium Gedung D Kanpus Kementan, kemarin Rabu (08/01).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam 5 tahun ke depan pihaknya akan membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing produksi pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Izinkan saya ikut campur di bawah, teknis dari yang ditanam karena kalau bapak tidak tanam enggak mungkin bisa ekspor,” kata Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Syahrul, eksportir harus memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan produktivitas suatu komoditas untuk mendorong ke tiga kali lipat ekspor. Dalam hal ini, pemerintah siap menjadi partner para eksportir dalam pendekatan-pendekatan di hulu untuk melakukan pengembangan produk–produk khusus komoditas pertanian, kemudian bagaimana membudidayakannya atau menjaganya sampai dengan cara pengolahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Perkebunan kita punya prospek yang luar biasa apalagi kita negara tropis yang memiliki komoditas spesifik. Kalo begitu, itu kita benahi dari dipenanamannya. Tentu saja tidak hanya dengan tangan pemerintah tapi bersama,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia menambahkan bahwa perbaikan mekanisme, sistem dan komunikasi perlu ditingkatkan untuk menjawab tantangan ekspor tiga kali lipat. Menurutnya, penguatan jaringan dan fasilitas ekspor, aksistensi dan mengarah terkait capaian akan dipegang langsung oleh pemerintah. Kemudian para pengusaha dan masyarakat melakukan pengembangan penanaman dari bibit hasil penelitian litbang pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pemerintah tidak sendiri, harus dibantu pemikiran dari pihak lain khususnya para eksportir tetapi kita akan coba melakukan networking pada kementerian-kementerian terkait terutama kementerian luar negeri untuk mencoba menanggulangi kendala ekspor,” tambah Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan akan menaikkan produksi 35% selama 5 tahun atau 7% pertahun. Dengan demikian, ekspor akan naik sampai 300 % sampai 2024, tenaga kerja naik 25% atau 5% pertahun kemudian PDB naik 5% pertahun dan akan membangun milenial untuk menjadi entrepreneur dengan target 525.000 orang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami juga mendapat arahan dari Pak Mentan untuk bisa menekan losses, tidak terkecuali di subsektor perkebunan dan 3 sampai 5% kemudian, UMKM ini penting sekali karena kita akan dorong nanti dengan KUR,” kata Kasdi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia menambahkan kebijakaan Gratieks ini ditetapkan pada hakikatnya dalam rangka memperebutkan dan memenangkan pasar ekspor dunia baik kaitannya dengan daya saing maupun akses pasarnya. Selain mengejar kuantitas tiga kali lipat juga, didorong peningkatan mutu produk, konsistensi dan kontinuitasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bapak Ibu sekalian bisa memberikan dukungan dalam perspektif investasi yang cukup besar karena APBN nya tentu kita semua menyadari hanya sebagai stimulasi,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Data BPS 2018 menunjukkan komoditas perkebunan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar Rp 489,25 Triliun, dengan nilai ekspor mencapai 27,9 milyar USD atau Rp 402,6 Triliun. Selain itu, berkontribusi sebesar 97,4% dari sisi volume terhadap total volume ekspor komoditas pertanian tahun 2018 dan berkontribusi sebesar 96,9% dari sisi nilai terhadap total nilai ekspor komoditas pertanian tahun 2018.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Disamping itu, Mardiana, eksportir kopi Lampung, menyatakan sepakat untuk lakukan tanam sehingga dapat meningkatkan ekspor. Menurutnya, kondisi komoditi saat ini di Indonesia adalah keterbatasan petani dalam skill dan pengetahuan dimana para petani masih orientasi berdasarkan kebutuhan harian sedangkan saat ini pasar industri sudah sangat besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk meningkatkan keingintahuan dari milenial untuk jadi petani saat ini sangat susah sehingga kita bisa menengok semua program sustainability nya dari perusahaan eksportir untuk dikaitkan dengan program Gratieks ini,” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pertemuan ini dihadiri oleh kurang lebih 200 orang yang terdiri 155 orang dari pimpinan perusahaan dan eksportir, 25 orang dari Dewan Komoditas Perkebunan dan Asosiasi Pengusaha atau Eksportir perkebunan serta masing-masing eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian. Perusahaan yang hadir antara lain 26 perusahaan sawit, 13 perusahaan kopi, 10 perusahaan kakao, 12 perusahaan kelapa, 18 perusahaan karet, 18 perusahaan rempah, 7 perusahaan minyak atsiri, 2 perusahaan mete, dan perusahaan komoditas perkebunan lainnya. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *