Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

07 July 2019

Modernisasi Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Modernisasi Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian
07 July 2019

Modernisasi Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ketut Kariyasa mengatakan bahwa penggunaan alat mesin pertanian dalam memacu produksi selama empat setengah tahun ini sukses mendongkrak kesejahteraan petani hingga menurunkan kemiskinan penduduk desa secara keseluruhan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Di samping itu, penggunaan Alsintan juga mampu memenuhi kelangkaan tenaga kerja dan mendorong generasi muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian,” ujar Kariyasa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kariyasa menambahkan, hingga saat ini sudah lebih dari 400 ribu unit pemerintah mendistribusikan alsintan ke seluruh pelosok daerah. Jumlah ini bahkan meningkat 500 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bantuan alsintan ini terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Modernisasi dilakukan sebagai persiapan menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kariyasa menjelaskan, modernisasi pertanian ini terbukti mampu menghemat biaya produksi dan mempercepat proses produksi hingga meningkatkan produktivitas lahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sebagai contoh, penggunaan traktor roda-2 dan roda-4 mampu menghemat penggunaan tenaga kerja dari 20 orang menjadi 3 orang perhektare. Belum lagi biaya pengolahan lahan turun sekitar 28 persen,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, ada juga penggunaan rice transplanter yang mampu menghemat tenaga tanam dari 19 orang menjadi 7 orang perhektar. Sehingga, pola ini dapat menurunkan biaya tanam hingga 35 persen serta mempercepat waktu tanam menjadi 6 jam perhektare.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Belum lagi penggunaan Combined Harvester yang bisa menghemat tenaga kerja dari 40 orang menjadi 7 orang. Lebih dari itu, alsintan juga bisa menekan biaya panen hingga 30 persen dan menekan kehilangan hasil menjadi 2 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dari sisi ekonomi, alsintan mampu memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga petani hingga mencapai 80 persen dari Rp 10,2 juta menjadi Rp 18,6 juta perhektar permusim,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kariyasa mengatakan, modernisasi yang dilakukan juga menyebabkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian meningkat tajam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini dapat dilihat, selama periode 2014-2018, dimana tenaga kerja saat itu mencapai 20,34 persen atau meningkat rata-rata 4,79 persen per tahun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pada tahun 2014, produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian sebesar Rp 23,3 juta per orang dan pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp 28,0 juta per orang,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Membaiknya produktivitas ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja yang digunakan pada sektor pertanian semakin produktif. Apalagi mekanisasi yang ada mampu menghasilkan output yang semakin besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Meski demikian, kata dia, semua capaian ini tidak terlepas dari upaya semua pihak dalam mendukung program terobosan dan kebijakan Kementan yang tepat sasaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saat ini kami juga terus mendorong petani untuk menerapkan inovasi teknologi pertanian terkini, seperti penggunaan benih varietas unggul baru, perbaikan manajemen pemupukan dan pengairan, maupun teknologi panen dan pasca panen,” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga menjelaskan, Kementan dalam 4,5 tahun terakhir secara aktif melakukan upaya modernisasi pertanian dengan pengembangan teknologi pertanian, mulai dari perbenihan, cara tanam, perhitungan pola tanam berbasis IT, hingga mekanisasi. Pertanaman dan panen komoditas utama seperti padi dan jagung secara khusus dikembangkan pemanfaatan mekanisasi dengan alat mesin pertanian (alsintan) modern.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kuntoro menjelaskan, mekanisasi pertanian yang telah dilakukan dinilai telah mampu meningkatkan pendapatan petani, meskipun harga yang diterima petani menurun (deflasi) akibat produksi melimpah, akan tetapi karena tambahan penghematan biaya dan kenaikan produksi akibat mekanisasi mampu mengkompensasi turunnya harga yang diterima petani, sehingga tidak berdampak terhadap turunnya Nilai Tukar Petani (NTP).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dijelaskan mekanisasi mampu menghemat penggunaan tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah produksi sehingga menyebabkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian meningkat. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selama tahun 2014-2018, produktivitas tenaga kerja sektor pertanian meningkat 20,35%, dari sebesar Rp 23,29 juta per orang pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp 28,03 juta per orang pada tahun 2018,” jelasnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *