Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

31 January 2019

Optimalkan Pendampingan Babinsa, BPTP Adakan Pelatihan Manajemen Pasca Panen Beras

Optimalkan Pendampingan Babinsa, BPTP Adakan Pelatihan Manajemen Pasca Panen Beras
31 January 2019

Optimalkan Pendampingan Babinsa, BPTP Adakan Pelatihan Manajemen Pasca Panen Beras

Pilarpertanian - Pilar – Kegiatan UPSUS (Upaya Khusus) bagi peningkatan produksi padi dalam upaya pencapaian swasembada pangan selama ini tidak terlepas dari kiprah pendampingan para Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tugas Babinsa berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengerahan serta pengendalian potensi wilayah dengan segenap unsur geografi, demografi serta kondisi sosial untuk dijadikan sebagai ruang, alat, dan kondisi juang demi kepentingan pertahanan dan keamanan Negara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peran Babinsa dalam UPSUS (upaya Khusus) salah satunya selain sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, dinamisator dalam peningkatan produksi, juga dalam rangka mendukung pelaksanaan serap gabah (Sergap). Peran tersebut dijalankan melalui pengawalan dan pendampingan pertanian dengan petani atau kelompok tani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mengoptimalkan pendampingan tersebut, BPTP Balitbangtan Sumatera Selatan (Sumsel) bekerjasana dengan Perum Bulog Divre Sumsel dan Kodam II Sriwijaya mengadakan pelatihan mengenai Manajemen Pascapanen untuk Memperbaiki Kualitas Gabah dan Beras pada Rabu (30/01/2019).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pelatihan diikuti oleh sebanyak 25 orang Babinsa yang berasal dari beberapa wilayah Komando Distrik Militer (KODIM) yakni Banyuasin, Musi Banyuasin dan OKI. Pelatihan juga dihadiri Kepala BPTP Balitbangtan Sumsel, Ir. Amirudin Pohan, MSi, Kepala Bulog Divre Sumsel yang diwakili Kepala Bidang Pengadaan, Ninik Laswiati, SP, serta para narasumber yang berasal dari BPTP dan Bulog.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam sambutannya, pihak Divre Bulog Sumsel menyatakan target SERGAP wilayah Sumsel serta kriteria mutu gabah maupun beras yang bisa diserap oleh Bulog. Menurutnya, demi keamanan stok yang disimpan sebagai cadangan, gabah atau beras yang akan diserahkan ke Bulog dihasruskan memiliki mutu sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2015. Untuk gabah GKG, syarat mutu yang harus dimiliki yakni KA 14%, persentase hampa/kotoran 3%, sedangkan beras harus memiliki kriteria KA 14%, derajat sosoh 95%, butir patah 20% dan menir 2%.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ditambahkan pula untuk tahun 2019 ini Bulog Divre Sumsel-Babel ditargetkan dapat menyerap sebanyak 70.571 ton setara beras, dimana sebanyak 56.514 ton setara beras ditargetkan bisa diserap pada periode Januari-Maret 2019. Saat membuka acara, Kepala BPTP Balitbangtan Sumsel, Ir. Amirudin Pohan, M.Si. menyatakan harapannya agar setelah diadakannya pelatihan ini, peserta bisa memahami mengenai syarat mutu serta prosedur penanganan gabah/beras agar bisa memenuhi standar yang dipersyaratkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Peserta selaku pendamping di tingkat lapang, dapat meminimalisir serapan gabah/beras yang masih di bawah standar, sehingga saat pengambilan sampel maupun pemilihan sampel gabah/beras di tingkat lapang dapat lebih akurat (sesuai persyaratan),” ujar Amir. “Selain itu, diharapkan serapan gabah yang ditargetkan Bulog dapat terpenuhi,” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Materi pelatihan mencakup penanganan pascapanen padi dengan narasumber Dr. Budi Raharjo, STP, M.Si. serta materi mengenai Tata Cara Pemeriksanaan Gabah Beras dengan narasumber Yuli Suharni, SE.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada pelatihan tersebut, peserta secara rinci dijelaskan mengenai proses penanganan pascapanen padi mulai dari penentuan saat panen, Pemanenan, Penumpukan Sementara di Lahan Sawah, Pengumpulan Padi di Tempat Perontokan, Penundaan Perontokan Perontokan, Pengangkutan Gabah ke Rumah Petani, Pengeringan Gabah, Pengemasan dan Penyimpanan. Ditambahkan Budi, mutu gabah/beras yang dihasilkan akan sangat terkait dengan proses panen maupun pascapanen. Proses panen dan pascapanen yang tidak sesuai dengan Good Handling Practices (GHP) akan berdampak pada menurunnya kualitas maupun kuantitas gabah/beras.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait tata cara pemeriksaan gabah beras, narasumber Bulog menjelaskan prosedur pemeriksaan kualitas beras/gabah PERUM BULOG (PD-04/DO200/01/2017) yakni merupakan serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan sampel sampai dengan pelaporan hasil analisa kualitas pada kegiatan pengadaan gabah/beras, kegiatan pengolahan, dan apabila diperlukan untuk kegiatan lainnya sesuai tata cara pemeriksaan kualitas gabah/beras/komoditas yang ditetapkan oleh Perum BULOG. Secara lengkap dijelaskan mengenai prosedur pemeriksaan kualitas gabah dan beras, yakni mulai dari 1) jenis peralatan yang dibutuhkan untuk uji kualitas gabah dan beras, 2) tata cara pengambilan contoh (di atas alat angkut atau di penggilingan), 3) pelaksanaan pengambilan contoh dan pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif, 4) tata cara pemeriksaan kualitas gabah dan beras yang meliputi persyaratan umum, khusus dan bagan tata laksana serta 5) penetapan hasil pemeriksaan kualitas gabah/beras.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Para peserta juga diberi kesempatan untuk praktik penentuan mutu gabah dan beras yang dipandu langsung oleh Tim Jastama Bulog Divre Sumsel. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok kecil dan secara bersama-sama melakukan analisa mutu terhadap sampel gabah atau beras.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pihak Kodam II Sriwijaya menyatakan apresiasinya dan mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya acara pelatihan ini. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan dapat diaplikasi langsung ke lapangan. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *