Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 January 2018

Padi Sleman Surplus Petani Berharap Tak Perlu Impor

Padi Sleman Surplus Petani Berharap Tak Perlu Impor
12 January 2018

Padi Sleman Surplus Petani Berharap Tak Perlu Impor

Pilarpertanian - Pilar- Di Bulan Januari ini, alokasi panen untuk di DIY ada 31.712 ha dan alokasi panen di Kabupaten Sleman ada 2.604 ha, mampu menyediakan beras untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Sehingga pasokan beras cukup sekaligus harga beras stabil. Fenomena kekurangan pasokan beras yang biasanya terjadi di bulan Januari dan Februari tidak akan terjadi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Demikian dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Momon Rusmono usai panen di Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, 11/1/2018, didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo, Staf Ahli Mentan Ani Andayani, Dandim 0732 Sleman Letkol (Arm) Joko Sudjarwo, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Gunawan Yulianto, Kepala Dinas Pertanian Yogyakarta Maman Suherman, dan Kepala Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Ali Rachman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Momon Rusmono menjelaskan, total luas panen Januari 2018 di Yogyakarta mencapai 30.000 hektar, dan 5.000 hektar di antaranya berada di Sleman. Khusus di desa Madurejo yang siap panen ada 100 herktar dari total luas panen 300 hektar. Produktivitas padi lokal yang dipanen di Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan adalah 7,4 ton gabah kering panen (GKP) atau 6,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan produksi padi dan stok beras di Yogyakarta dipastikan aman hingga Maret ke depan, setelah seluruh kabupaten menyatakan mulai panen bulan ini hingga panen raya pada Maret 2018, dengan estimasi lahan siap panen rata-rata 30.000 per bulan yang berlangsung mulai Januari ini. Sedangkan di Jawa Tengah pada Januari 110.000 ton, di Februari 340.000 ton. Dengan demikian persediaan stok beras hingga bulan Maret aman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Momon Rusmono menegaskan, bahwa ketersediaan produksi beras tersebut akan diserap oleh Bulog dengan harga komersial, dimana harga di tingkat petani gabah kering panen Rp 4.200,- dan pihak Bulog siap untuk melakukan penetrasi pasar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketersediaan produksi padi bagi petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tanirejo, Lipur Dwianggono mengatakan, sebaiknya pemerintah tidak perlu mengimpor beras, karena kebijakan tersebut akan merugikan para petani di Yogyakarta dan seluruh Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lipur Dwianggono juga mengemukakan bahwa, panen kali ini dilakukan di tiga tempat dengan total lahan setidaknya 21 hektare. Untuk satu kelompok tani direncanakan memanen sekitar 15 hektare, dan pagi yang dipanen berjenis varietas PP. “Untuk hasil ubin sekitar 59 kilo atau 9,4 ton,” ujar Lipur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Momon Rusmono juga menambahkan, terkait dengan terjaganya produksi padi di Kabupaten Sleman dan Provinsi Yogyakarta, karena sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin dan meningkatkan produksi padi. Misalnya, untuk mengantisipasi dampak paceklik, pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pendampingan dan terjun kelapangan pun dilakukan secara masif untuk memantau perkembangan tanaman padi. Kementan bersama pemerintah daerah terus memberikan bimbingan dan pengawalan serta usaha peningkatan produksi dan peroduktifitas padi. Jadi proses produksi berjalan lancar,” kata Momon Rusmono.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perlu diketahui, berdasarkan data Kementan, luas tanam pada secara nasional pada Juli – September 2017 mencapai 1,0 – 1,1 juta hektar perbulan. Ini berarti naik dua kali lipat dari tahun sebelum ada program Upsus hanya 500 ribu hektar perbulan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Total panen padi di bulan Desember 2017 ini seluas 1,1 juta hektar dengan hasil mencapai 6 juta ton GKG atau 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton dan berarti surplus 0,4 juta ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peningkatan luas tanam musim kering Juli -September naik dua kali lipat merupakan solusi permanen dari dampak Program Upsus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3,4 juta hektar atau 113%, pembangunan 2.278 unit embung/dam parit/ long storage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektar, pengembangan lahan rawa 367 ribu hektar, mekanisasi dengan bantuan alsintan traktor, pompa, rice transplanter, combine harvester 284.436 unit naik 2.175 persen dari tahun 2014. Kemudian, bantuan benih 12,1 juta hektar, pupuk bersubsidi 27,64 juta ton serta asuransi usahatani padi 1,2 juta hektar. (EQ)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *