Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

22 August 2018

Padi VUB Toleran Genangan Air dan Penyakit Blast Cocok Untuk Lahan Rawa

Padi VUB Toleran Genangan Air dan Penyakit Blast Cocok Untuk Lahan Rawa
22 August 2018

Padi VUB Toleran Genangan Air dan Penyakit Blast Cocok Untuk Lahan Rawa

Pilarpertanian - Pilar – Potensi lahan rawa lebak di Indonesia harus terus didorong guna mendukung peningkatan produksi di lahan tersebut. Kendala utama di lahan rawa lebak adalah fluktuasi tinggi muka air yang sulit dikendalikan dan ancaman penyakit blast.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kedua masalah tersebut sangat dirisaukan oleh petani lahan rawa lebak, dan terungkap saat kegiatan temu lapang dengan para kelompok tani, penyuluh, pegawai Dinas Pertanian, dan para peneliti Badan Litbang Pertanian di Desa Hambuku Raya, Kec. Sungai Pandan, Kab. Hulu Sungai Utara (HSU), Kalsel, Kamis (9/8/2018)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi pada kesempatan tersebut menuturkan konsep mini polder dalam pengelolaan tata air di lahan rawa lebak terbukti dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP), dari tanam sekali dalam setahun menjadi dua kali setahun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dedi juga menjelaskan lahan rawa lebak yang luasnya sekitar 25 juta hektar sangat berpotensi ditingkatkan potensinya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk menjawab masalah di atas, Peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Indrastuti A. Rumanti, mengungkapkan padi varietas unggul baru (vub) yang toleran terhadap genangan serta toleran terhadap penyakit blast dapat menjadi salah satu komponen teknologi dan murah untuk mengatasi permasalahan di lahan rawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Indras menjelaskan, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah memiliki beberapa varietas unggul baru yang adaptif terhadap genangan, antara lain Inpari 29 Rendaman, Inpari 30 Ciherang Sub1, Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 8 Agritan. Inpara 3 dan Inpara 4 dapat diperkenalkan pada petani lahan lebak yang membutuhkan umur dalam, kedua varietas ini memiliki umur sekitar 127 dan 135 hari setelah semai (HSS). Sedangkan Inpari 29 rendaman, Inpari 30 Ciherang Sub1 dan Inpara 8 Agritan memiliki umur yang lebih pendek yakni dapat dipanen pada umur 110 – 120 HSS.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Varietas-varietas tersebut toleran terhadap rendaman selama 6 – 14 hari pada fase vegetatif, selain itu dapat bertahan hidup dalam kondisi tenggelam hingga 14 hari berturut-turut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inpara 3 dan Inpara 8 Agritan memiliki sifat istimewa, yakni mampu memanjangkan tinggi tanamannya mengikuti tinggi muka air, sehingga dapat bertahan pada kondisi genangan (stagnant flooding) 60 sampai 80 cm hingga fase generatif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari potensi hasil, Inpari 29, Inpari 30, Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 8 memiliki produktifitas masing-masing 9,5 ton/ha, 9,6 ton/ha, 5,6 ton/ha, 7,6 ton/ha dan 6 ton/ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inpara 8 Agritan dapat ditingkatkan potensi hasilnya jika dibudidayakan dengan baik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yuri, petani di Cilacap melaporkan memperoleh 455 kg per 500 m2 atau hampir mencapai 10 ton/ha di lahan lebakan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Inpara 8 itu bagus, tahan rendaman, toleran pada tanah dengan pH rendah. Produksinya juga tinggi, karena pengisian bulirnya juga bagus. Bisa tumbuh baik di lahan rawa maupun di lahan tadah hujan,” ujar Yuri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yuri berharap Inpara 8 ini tingginya dapat lebih pendek, rasa nasi pulen, batangnya kuat dan anakannya banyak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mengatasi penyakit blast, Inpari 22, Inpari 42 Agritan, Inpari 43 Agritan, dan Inpara 8 dapat diperkenalkan untuk dibudidayakan oleh petani lahan rawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Varietas-varietas tersebut akan diperkenalkan melalui demontration plot (demplot). Demplot berfungsi sebagai upaya seleksi variteas atau Plant Varietal Selection.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Melalui demplot, pemulia padi akan mendapatkan umpan balik guna memperbaiki kekurangan varietas yang dikenalkan, varietas yang terpilih diharapkan dapat diterima dan diadopsi oleh petani lebak, sekaligus dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di lahan lebak.(IN).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *