Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

10 March 2021

Pemerintah Jabar Dukung Program Petani Milenial Kementan

Pemerintah Jabar Dukung Program Petani Milenial Kementan
Foto : Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo Saat Memberikan Sambutan pada Acara Program Milenial Smartfarming di Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
10 March 2021

Pemerintah Jabar Dukung Program Petani Milenial Kementan

Pilarpertanian - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah mengembangkan petani milenial sebagai bentuk dukungan kepada Kementerian Pertanian dalam upaya melakukan regenerasi petani yang berkelanjutan.

Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Biro Perekonomian, Beni Ahmad Bachtiar, menyampaikan sudah ada 8 petani milenial yang diharapkan menjadi motivator.

“Kami laporkan Pak Menteri, tanggal 7 sampai 14 Februari, kami membuka seleksi untuk mengolah lahan tidur seluas 152 hektar. Tercatat, 9 ribu pendaftar dan terseleksi menjadi 2.420 petani muda,” ungkap Beni saat menyampaikan sambutan pada Program Milenial Smartfarming kerja sama PT BNI dengan Kementerian Pertanian, yang dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto, Komandan Korem (Danrem) 062/Tarumanagara, Muchidin, di Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/3).

Tujuan lain program ini menurut Beni adalah untuk menahan urbanisasi dan memberi kesempatan bagi mereka yang bekerja di manufaktur yang terdampak pemutusan hubungan kerja.

Selain menghadiri penandatanganan kerja sama antara Kementan dengan BNI, dilakukan juga panen jagung pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi bersama petani milenial.

Sementara itu, Drektur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan bahwa terdapat 30 hektar areal jagung yang dipanen hari ini.

“Kelompok Tani Mekarsari III di sini menggunakan varietas BISI 99 dan BISI 18 dengan produktivitas per hektar mencapai 7,32 ton. Korporasi Jagung juga sudah ada dalam Koperasi yaitu Koperasi Sinar Jagung Priangan. Di Kabupaten Bandung, total KUR BNI yang telah dicairkan Rp. 2,5 M” kata Suwandi.

Suwandi melanjutkan bahwa kedepan, direncanakan pengembangan jagung di Kabupaten Bandung seluas 15 ribu hektar.

“Saat ini sedang dilaksanakan penataan untuk kawasan penanganan panen dan pasca panen jagung yang akan dihibahkan ke Pemkab Bandung seluas 5 hektar di Nagreg,” imbuhnya.

Sebagai informasi, harga jagung panen kering yaitu Rp 4.000 per kg dengan biaya produksi per hektar mencapai Rp 11,3 juta. Pendapatan petani Rp 29,28 juta per hektar, jadi keuntungan petani per hektar sebesar Rp. 17,98 juta. Beberapa mitra pasar yang siap menyerap hasil panen tercatat, PT. HARIM, Charoen Pokphand, Bahuma, Malindo.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa di saat seperti ini yang bisa menyelamatkan negara adalah kebersamaan.

“Perut rakyat itu penting. Vaksin bisa disuntikkan. Tapi kalau perut rakyat lapar, bisa jadi “monster” semua. Dan agar itu tidak terjadi, kita semua hadir dan lakukan hal ini,” kata Mentan SYL.

Mentan SYL menjelaskan bahwa dulu, anak-anak muda pergi ke kota untuk cari uang. Tapi sekarang menurutnya sudah berbeda.

“Itu jawabnya adalah pertanian. Oleh karena itu, pertanian tidak boleh macet. Pertanian yang terancang dengan baik. Anak-anak milenial harus turun,” pungkasnya.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *