Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

03 February 2017

Penas Petani dan Nelayan XV Momentum Pembangunan Pertanian

Penas Petani dan Nelayan XV Momentum Pembangunan Pertanian
03 February 2017

Penas Petani dan Nelayan XV Momentum Pembangunan Pertanian

Pilarpertanian - Penas Petani dan Nelayan XV Momentum Pembangunan Pertanian
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pekan Nasional (Penas) Petani  Nelayan merupakan acara rutin yang di selenggarakan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) setiap 3-4 tahun sekali. Penas sebelumnya dilaksanakan di Malang, Jawa Timur pada 2014 lalu. Untuk Tahun ini pada perayaan yang ke XV akan di gelar di Provinsi Aceh serta akan diikuti 35 ribu peserta dari seluruh Tanah Air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Acara tersebut merupakan metode penyuluhan akbar yang digagas oleh para tokoh tani nelayan sejak tahun 1971. Forum ini merupakan sarana bertemunya petani nelayan dan petani hutan utuk saling belajar mengajar , bertukar iinformasi, pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerjasama antara para petani nelayan dan petani hutan, peneliti penyuluh, pihak swasta dan pemerintah. Sarana ini dapat membangkitkan semangat dan tanggung jawab serta kemandirian sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Guna mempersiapkan perayaan tersebut, Kementan beserta KTNA mengadakan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Penas Petani Nelayan XV tahun 2017 di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam sambutannya mengklaim produksi pangan pada awal 2017 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terlihat dari stok Amran mengungkapkan stok beras di gudang Bulog di Jawa Tengah, Jawa Barat maupun Jawa Timur saat ini dalam kondisi penuh bahkan telah dikirim ke beberapa wilayah di Kalimantan dan Sumatera.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tahun lalu pada awal tahun kosong (stok beras di gudang Bulog). (Berkat) suatu perbaikan sistem produksi telah terjadi pada akhir 2016 dan awal tahun 2017 ini, sehingga gudang Bulog di beberapa provinsi penuh seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun demikian, Kementerian Pertanian mengakui, harga gabah di tingkat petani saat ini merosot berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp3.700/kg yakni mencapai Rp2.900 hingga Rp3.300/kg gabah kering panen (GKP).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan data Kementan harga GKP di tujuh Kabupaten per 2 Februari 2017 yaitu di Purworejo berkisar Rp3.300/kg, lalu di Jepara Rp3.400, di Kendal Rp3.600, di Banjarnegara Rp3.500, di Grobogan berkisar Rp3.500, di Rembang Rp3.500, dan di Tuban berkisar Rp3.700.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
menyikapi hal tersebut, Mentan berharap Bulog segera melakukan gerak cepat untuk menyerap gabah petani sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Senada, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir menyatakan, pada bulan November hingga Februari biasanya stok beras sedikit namun pada Januari hingga Februari saat ini justru mencapai dua kali lipat stoknya sehingga gudang Bulog Penuh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu ketika memasuki musim panen raya kali ini pihaknya meminta Bulog segera menyerap gabah petani untuk meningkatkan stok BUMN tersebut. “Kami meminta Bulog supaya menyiapkan gudang-gudang penyimpanan beras dan mengirim kelebihan stok beras ini ke Provinsi yang sedang kekurangan stok beras, sehingga harga petani tidak jatuh. Jangan sampai petani yang sudah susah payah mengurus sawahnya, harus merasakan harga yang jatuh juga,” ujarnya.

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *