Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

30 December 2018

Pengembangan Agnesia Hayati Untuk Pangan Berkualitas

Pengembangan Agnesia Hayati Untuk Pangan Berkualitas
30 December 2018

Pengembangan Agnesia Hayati Untuk Pangan Berkualitas

Pilarpertanian - Pilar – Produk hortikultura sehat dan berkualitas sudah menjadi tuntutan konsumen. Konsumen menghindari produk yang mengandung residu pestisida berbahaya bagi tubuh. Masyarakat memilih untuk mengkonsumsi buah dan sayur berkualitas karena yakin mampu menjadikan tubuh lebih sehat dan kuat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Beberapa petani masih mengandalkan pestisida untuk mengelola tanamannya dari gangguan hama dan penyakit. Beberapa tanaman hortikultura padat modal secara morfologis lebih rentan terhadap gangguan OPT sehingga penggunaan pestisida terkandang menjadi sangat masif bahkan berlebihan, tidak mengindahkan kaidah keamanan dan kesehatan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Produk hortikultura organik semakin dicari konsumen yang peduli dengan kesehatannya. Komoditas ini bebas dari penggunaan bahan kimia baik pupuk pestisida dan bahan tambahan lainnya. Proses produksi tanaman organik diatur dalam Permentan No. 64 tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agensia hayati merupakan bahan tambahan organik yang diizinkan penggunaannya dalam budidaya organik. Agensia hayati mampu meningkatkan vigor tumbuh tanaman, mampu berkompetisi sekaligus terkadang membunuh patogen penyebab penyakit.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai contoh, trichoderma adalah jamur/cendawan tanah yang dapat menjaga lingkungan tumbuh tanaman lebih sehat dan unsur hara lebih tersedia. Jamur ini juga mampu menekan perkembangan jamur/cendawan tanah penyebab penyakit. Dalam rangka mendukung pertanian organik, satuan pelaksana UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura wilayah kerja I Cianjur telah memproduksi berbagai macam agensia pengendali hayati seperti trichoderma, pseudomonas flurescens, paeni bacillus dan lain sebagainya yang diterapkan dalam pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Budi Utoyo, kepala satuan pelaksana UPTD BPTPH wilayah kerja I Cianjur menjelaskan bahwa penggunaan agen hayati telah berhasil mencegah perkembangan penyakit, meningkatkan produktivitas tanaman serta menggurangi penggunaan pestisida kimia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sebagai contoh, panen kentang granola yang menggunakan trichoderma di kecamatan Sukanegara, kabupaten Cianjur bisa meningkat dari produktivitas 25 ton per hektare menjadi 39 ton per hektare”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Arif Akbar Ma'rufah, petugas POPT Direktorat Perlindungan Hortikultura menyarankan agar penggunaan agensia hayati semakin dimasyarakatkan dengan membuat demplot-demplot percontohan. “Sehingga petani dapat langsung melihat dan meniru budidaya tanaman sehat dengan memanfaatkan agensia hayati. Dengan memgembangkan pertanian organik, produk aman konsumsi dapat diwujudkan”, ujar Arif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di tempat terpisah Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf mengatakan Kementerian Pertanian sangat mendorong penerapan budidaya hortikultura ramah lingkungan. “Peran laboratorium agensia hayati di bawah UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang ada di tiap provinsi sangat penting. Kementan bersama Dinas Pertanian Propinsi terus memberdayakan Laboratorium untuk mengembangkan dan menyebarluaskan agens hayati kepada petani hortikultura”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirinya berharap dengan memgembangkan pertanian ramah lingkungan, produk aman konsumsi dapat diwujudkan.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *