Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

04 December 2022

Pengusaha Muda Pertanian Buka Rahasia Sukses Promosi Produk Hortikultura

Pengusaha Muda Pertanian Buka Rahasia Sukses Promosi Produk Hortikultura
Talkshow "Promoting Horticulture: Bersama Menembus Pasar Dunia" pada Acara Jambore Hortikultura di Depok, Jawa Barat.
04 December 2022

Pengusaha Muda Pertanian Buka Rahasia Sukses Promosi Produk Hortikultura

Pilarpertanian - Petani Muda, Keren! Itulah semboyan kebanggaan para petani muda Indonesia yang mampu membangkitkan semangat anak muda untuk melakukan usaha tani.

Di Jambore Hortikultura, dua orang petani muda sekaligus pengusaha pertanian hadir berbagi rahasia sukses mempromosikan produk hortikultura hingga menembus pasar dunia lewat talkshow “Promoting Horticulture: Bersama Menembus Pasar Dunia”, Sabtu (3/12).

Narasumber pertama, Direktur PT Bali Organik Subak, AA Gede Agung Wedhatama mengungkapkan bahwa saat ini pertanian yang ramah lingkungan dan produk organik semakin banyak peminatnya, terutama di mancanegara.

“Pertanian organik menjaga diri dan alam kita dari paparan residu kimia, sehingga alam Indonesia terjaga dan produk yang dihasilkan lebih sehat. Ini yang sedang dicari oleh pasar dunia,” ujar pria yang akrab dipanggil Bli Gung ini.

Bali Organik Subak (BOS) yang dipimpin oleh Bli Gung merupakan salah satu komunitas petani dengan komoditas utama buah dan sayur organik. Produk BOS seperti nanas, alpukat, salak, mangga, manggis dan sayuran sudah diekspor ke berbagai negara, yakni Singapura, Malaysia dan Tiongkok.

Bli Gung secara aktif mengkampanyekan pertanian ramah lingkungan kepada para petani milenial karena ini merupakan salah satu cara memajukan pertanian Indonesia.

“Pertanian ramah lingkungan yang minim residu kimia dapat dilakukan dengan cara penanaman produk pertanian tumpangsari. Misalnya, tanaman porang ditumpangsarikan dengan tanaman hortikultura seperti cabai,” jelas Bli Gung.

Narasumber kedua, Direktur CV A&H Fruits Group, Hamdan Taufik Fikri menyampaikan, selain kualitas, packaging atau pengemasan juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan nilai produk hortikultura.

“Selain produksi pertanian, packaging atau pengemasan juga berpengaruh terhadap produk hortikultura. Desain kemasan yang menarik akan meningkatkan nilai jual produk hortikultura,” terang Hamdan.

Hamdan secara terus-menerus mengedukasi petani muda untuk meningkatkan kreativitas, agar produk pertanian tidak kalah dan tertinggal dari negara lain. Kemudian, Hamdan juga menambahkan bahwa petani harus mampu beradaptasi dengan tren digitalisasi.

“Digitalisasi inilah yang akan digaungkan sebagai salah satu alternatif memajukan pertanian Indonesia. Pemasaran produk akan lebih mudah, dengan adanya digitalisasi yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi di sektor pertanian,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Bli Gung mengajak petani milenial untuk bergabung dengan Komunitas Petani Muda sebagai wadah berbagi ilmu.

“Komunitas Petani Muda mewadahi petani untuk berbagi ilmu terkait pertanian dan ini sangat membantu para petani dalam melakukan usaha tani, salah satunya adalah ilmu tentang digitalisasi pertanian,” tutup Bli Gung.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *