Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 December 2018

Perkuat Sinergi, Bangun Pertanian dari Batas Negeri Papua

Perkuat Sinergi, Bangun Pertanian dari Batas Negeri Papua
12 December 2018

Perkuat Sinergi, Bangun Pertanian dari Batas Negeri Papua

Pilarpertanian - Pilar – Keseriusan pemerintah dalam menangani daerah-daerah di perbatasan ini tidak perlu dipertanyakan lagi, telah tertuang sebuah komitmen dalam salah satu nawacita Presiden Jokowi, membangun di wilayah perbatasan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pertanian merupakan salah satu sektor strategis, penggerak ekonomi masyarakat khususnya yang berada jauh dari perkotaan. Untuk mewujudkan itu Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya mendorong kemajuan pertanian daerah-daerah yang secara geografis berbatasan dengan negara lain menuju terwujudnya swasembada pangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil inovasi teknologi pertanian mengemban tugas mulia, mewujudkan swasembada pangan melalui penerapan inovasi teknologi pertanian yang spesifik dan kompatible pada berbagai wilayah. BPTP Balitbangtan Papua sebagai salah satu UPT Balitbangtan, bertanggung jawab hal tersebut di wilayah Papua, khususnya pada lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara PNG, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Pegunungan Bintang, Keerom, Boven Digoel, dan Merauke.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam dua tahun terakhir, BPTP Balitbangtan Papua telah melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung program swasembada pangan di daerah perbatasan berupa diseminasi dan pendampingan teknologi padi organik, jagung hibrida-komposit, ayam KUB serta kegiatan TOT teknologi pertanian pada lima kabupaten yang berbatasan dengan PNG.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 11 Desember 2018 dilaksanakan Rapat Koordinasi dan FGD di Kantor Dinas Pertanian Merauke. Rapat dihadiri oleh Kepala BPTP Papua/Penanggung Jawab UPSUS Pajale (Dr. Ir. Muhammad Thamrin, M.Sc), Kepala Dinas Pertanian Merauke (Edi Santoso, B.Sc), Anggota Tim Perbatasan Nasional (Dr. Ir. Bachtar Bakri), Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Merauke (Ir. Muhammad Musdar), Kepala Sub Divre Bulog Merauke (Ir. Yudi Wijaya), staf dosen Universitas Musamus, Politeknik Yasanto, serta Mantri Tani dari Distrik sentra padi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam sambutannya, Edi Santoso menyampaikan bahwa meskipun Merauke berada di ujung timur Indonesia namun memiliki potensi besar menjadi daerah swasembada pangan karena didukung dengan lahan yang luas, kesuburan tanah, serta spirit para petani. Tahun 2018 produktifitas padi mengalami peningkatan dari 4,36 t/ha menjadi 6,06 t/ha. Peningkatan ini merupakan bukti nyata kontribusi teknologi Balitbangtan berupa introduksi varietas unggul baru (VUB), cara budidaya padi serta teknologi lainnya yang menyertai. Pada sisi lain dukungan Kementerian PUPR dalam membenahi infrastruktur pengairan, semakin mendekatkan terwujudnya upaya peningkatan indeks pertanaman di Merauke.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menjadikan Merauke sebagai daerah lumbung pangan bukanlah isapan jempol, sejarah mencatat perjalanan panjang pertanian semi modern Merauke sejak jaman Belanda melalui Proyek Padi Kumbe yang saat itu menargetkan pemenuhan pangan untuk kawasan Asia Pasifik. “Kita hanya bisa berhasil jika saling berkoordinasi, memperkuat sinergi dan bekerjasama lintas institusi”, demikian pernyataan penutup yang disampaikan Edi Santoso dalam rapat koordinasi dan FGD lumbung pangan berorientasi ekspor. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *