Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

17 October 2020

Permintaan Ekspor Tinggi, Pandeglang Genjot Perluasan Pertanaman Talas Beneng

Permintaan Ekspor Tinggi, Pandeglang Genjot Perluasan  Pertanaman Talas Beneng
Foto : Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Banten Mengambil Langkah Cepat dengan Menggenjot Perluasan Pertanaman.
17 October 2020

Permintaan Ekspor Tinggi, Pandeglang Genjot Perluasan Pertanaman Talas Beneng

Pilarpertanian - Permintaan ekspor talas beneng saat ini begitu tinggi. Untuk menutupinya, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten mengambil langkah cepat dengan terus menggenjot perluasan pertanaman.

Langkah tersebut diwujudkan dengan pencanangan kawasan talas beneng oleh Pjs. Bupati Pandeglang Gunawan Rusminto, di lahan seluas 100 hektare dengan jumlah bibit talas beneng sebanyak 50 ribu bibit.

Selain itu, Distan pun akan melakukan penjajagan dengan administrator Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten tentang perluasan penanaman talas beneng di lahan perhutani dengan melibatkan para petani. Kemudian melaksanakan pertemuan pengembangan agribisnis talas beneng dengan 35 Koordinator Penyuluh Pertanian (Korluh).

Dalam pertemuan tersebut, dibagikan bibit talas beneng untuk seluruh BPP. Langkah ini diharapkan menjadi sebuah gerakan penanaman di seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang serta penguatan peran BPP sebagai Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) dalam pengembangannya.

Gunawan Rusminto mengatakan untuk bisa mencapai kesuksesan dalam mengembangkan talas beneng tidak bisa dijalani oleh sebelah pihak. “Untuk itu, diperlukan kerjasama yang solid serta upaya berkesinambungan dari berbagai stake holder agar talas beneng bisa dijadikan makanan khas Pandeglang,” ujar Gunawan.

“Ini tidak akan berhasil tanpa kerja sama. Meski saat ini gencar promosikan terkait talas beneng. Jangan sampai saat ini penanaman tidak ada kelanjutan lagi, jangan jadikan ini sebagai seremoni saja, dan hasil olahan talas beneng juga harus dijadikan oleh-oleh bagi tamu yang datang,” ujar Gunawan disela kegiatan pencanangan, Senin (12/10).

Pencanangan dilakukan di Kp. Puluku Desa Campaka, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang. Pada saat bersamaan, Budi S Januardi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang mengatakan Pandeglang membutuhkan lahan yang cukup luas untuk memenuhi pasar nasional dan internasional. Talas beneng yang unggul dari segala hal, peluang pasarnya sangat terbuka.

“Konsep ke depannya untuk kawasan talas beneng seluas sekitar 100 ha-an tersebut akan dikembangkan dengan konsep agro-edu-wisata Talas Beneng,” ungkap Budi.

Berbagai kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari implementasi Proyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II yang tengah diikuti oleh Budi S. Januardi sebagai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang yang diselenggarakan Kementerian Pertanian melalui Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP).

Talas beneng telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian sebagai varietas unggul lokal Kabupaten Pandeglang. Talas ini pun dijadikan sebagai salah satu komoditas ekspor untuk mendorong program strategis nasional Gratieks (Gerakan tiga kali lipat ekspor). Komoditas ini sangat berpeluang untuk mendongkrak pendapatan dan kesejahteraan petani serta penumbuhan ekonomi masyarakat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo terus mendorong agar pangan lokal Indonesia bisa lebih banyak ekspor ke luar negeri.

Untuk itu, dia mengajak para pemimpin daerah untuk bisa mendorong produk yang berbasis makanan lokal mereka untuk bisa ekspor.

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan pangan lokal adalah produk pangan yang sudah lama diproduksi dan berkembang di masyarakat.

“Pangan lokal terbuat dari bahan baku lokal, dengan sentuhan teknologi lokal, dan juga pengetahuan lokal.” papar Dedi.

“Pangan lokal berkaitan erat dengan budaya lokal. Pangan lokal Indonesia kaya karbohidrat dan bisa menjadi pengganti beras. Jenisnya banyak, ada ubi kayu, ubi jalar, pisang, jagung, labu kuning, sukun, ganyong, sagu, gembili, empon-empon, umbi garut, talas, gadung dan masih banyak lagi. Ini yang harus dikembangkan terus.” pungkas Dedi.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *