Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

30 April 2020

Petani Program Readsi Poso Panen Cokelat Di Tengah Pandemi Covid-19

Petani Program Readsi Poso Panen Cokelat Di Tengah Pandemi Covid-19
Foto : Petani Komoditi Cokelat
30 April 2020

Petani Program Readsi Poso Panen Cokelat Di Tengah Pandemi Covid-19

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan mengatakan untuk mengajak para Gubernur, Bupati, dan pemangku kepentingan lainnya punya cara pandang yang sama untuk memajukan sektor pertanian, karena masalah pertanian adalah masalah perut dan ketahanan pangan menyangkut pertahanan negara, jangan sampai kita biarkan ada kelaparan di tengah wabah global seperti Covid-19 ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa kegiatan pertanian seperti olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini, “Karena masalah pangan adalah masalah yang sangat utama dan mempengaruhi hidup matinya suatu bangsa,” ungkap Dedi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di samping bahan pokok yang menjadi sorotan sekarang, komoditi dengan permintaan tinggi juga terus diupayakan agar tetap berjalan, salah satunya kakao. Selain memiliki rasa yang disukai banyak orang, kandungan yang terdapat pada kakao juga dapat meningkatkan hormon dopamin dan serotonin di dalam otak. Kedua hormon ini memiliki peran memberikan rasa senang dan nyaman. Terkait hal tersebut, Kementerian Pertanian mendorong petani cokelat untuk dapat memaksimalkan hasil panennya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu bentuk dukungan terhadap peningkatan produksi cokelat adalah dari Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) yang juga menyasar kelompok komoditi cokelat di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Surahan, pemilik lahan cokelat yang juga anggota Kelompok Tani Bakti Jaya Desa Uranosari Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso menuturkan manfaat sekolah lapang dari READSI bagi petani cokelat. “Alhamdulillah, di lahan saya yang luasnya 3 hektare mampu menghasilkan 420 kg kalau biji basah, setelah dikeringkan sekitar 140 kg, dengan harga per kilo nya Rp. 32.000,” ujar Surahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan adanya panen tersebut Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul Arifin Caya, selaku Direktur Program READSI, berpesan dan mengingatkan kepada semua Fasilitator Desa yang bertugas untuk tetap menjaga semangatnya dan agar selama melaksanakan pendampingan ke petani, dapat menjaga kesehatan diri dan melakukan social distancing serta physical distancing.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jangan lupa cuci tangan dan konsumsi makanan yang sehat serta seimbang, karena kalau kita sehat maka kita dapat berkontribusi lebih dalam memastikan keamanan ketersediaan pangan,” tegas Bustanul. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *