Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

17 June 2019

Produksi Cabai dan Pasokan Bawang Merah Pasca Lebaran Hingga Kini Tetap Aman

Produksi Cabai dan Pasokan Bawang Merah Pasca Lebaran Hingga Kini Tetap Aman
17 June 2019

Produksi Cabai dan Pasokan Bawang Merah Pasca Lebaran Hingga Kini Tetap Aman

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan saat ini ketersediaan aneka cabai aman. Salah satu indikatornya, Jawa Timur sebagai sentra produksi budidaya “Si Pedas” tersebut terpantau sedang melimpah karena petani sedang panen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, menegaskan di lapangan produksi cabai secara nasional memadai. Hingga saat ini, panen masih terus berlangsung di sentra produksi, bahkan di Jawa Timur kemarin berlimpah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bulan Juni ini saja secara nasional kita surplus banyak. Cabai merah surplus sampai 36 ribu ton dari kebutuhan 65 ribu ton. Produksinya sampai 101 ribu ton. Untuk rawit merah kita surplus sampai 37 ribu ton dari kebutuhan 77 ribu ton. Produksinya sampai 115 ribu ton,” demikian dikemukakan Suwandi di Jakarta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, Suwandi menekankan kalau memang kekurangan produksi, harga sudah mahal terus sejak sebelum Ramadhan kemarin hingga saat ini. Bahkan Lebaran bisa melambung tidak terkontrol harganya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tapi faktanya harga cabai secara nasional normal. Pertanaman dan tata niaganya telah diatur sehingga ketersediaan dan harga cabai aman,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab menambahkan pihaknya telah mengawal ketat pengaturan pola tanam cabai di semua daerah terutama sentra produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketersediaan produksi cabai untuk Lebaran ini sudah diatur sedemikain rupa 4 bulan kebelakang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi kita sudah prognosakan, kebutuhan nasional butuh berapa ton, terus kita proyeksikan, harus ada pertanaman berapa hektar 3 sampai 4 bulan sebelumnya,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ismail menjelaskan kalau bulan Juni 2019 ini prognosa produksi cabai merah 115 ribu ton, maka harus ada cabai yang ditanam seluas 43 ribu ha periode Januari sampai April.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Cabai rawit merah pun seperti itu, yakni kalau bulan Juni prognosa produksi 101ribu ton, maka harus ada yang ditanam seluas sekitar 38 ribu ha periode Januari sampai April.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Cabai kan bisa dipanen berulang. Itulah cara kami menstabilkan pasokan. Padahal secara kebutuhan jauh dibawah prognosa produksi. Jadi tidak ada kekurangan produksi karena tidak ada pertanaman untuk dipanen,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Faktanya, sebut Ismail, dalam dua bulan terakhir ini yaitu Mei-Juni 2019, rata-rata pasokan cabai yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) yaitu cabai merah keriting 22 ton per hari dan cabe rawit merah 34 ton per hari. Kemudian pasokan bawang merah pun aman yakni mencapai 50 ton per hari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dan hari ini tanggal 17 Juni 2019 pasokan cabai merah masuk ke PIKJ, cabai merah besar 5 ton per hari, cabai merah keriting 35 ton per hari, cabai rawit merah 59 ton per hari, dan cabe rawit hijau 16 ton per hari. Begitu pun pasokan bawang merah sangat memadai kebutuhan yakni 66 ton per hari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jumlah pasokan tersebut meningkat dari biasanya. Terpantau beberapa hari terakhir ini bahwa pasokan cabai dan bawang merah stabil dan tidak terjadi penurunan dalam jumlah yang berarti,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pasokan cabai di PIKJ sebagai konsumsi untuk warga DKI Jakarta dan sekitarnya, pasokan selalu stabil berkat upaya Pemerintah salah satunya yaitu sudah terlaksananya penambahan sentra-sentra wilayah produksi cabai dan bawang merah yang menyebar di seluruh pulau Indonesia,” pinta Ismail.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, Juhara, salah satu seorang champion cabai asal Bandung menuturkan bahwa Bandung sebagai salah satu buffer zone cabai jabodetabek terus ada panenan. Pola Tanam Nasional diatur oleh Ditjen Hortikultura, petani yang eksekusi di lapangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi tidak ada masa produksi yang terputus. Baik off season maupun musim tanam secara umum. Kami champion koordinasi aktif dengan dinas dan penyuluh pertanian lapangan,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Juhara menegaskan hal ini dapat dicek di lapangan, di mana Bandung selalu ada pertanaman cabai. Jadi kebiasaan petani harus bisa rubah, jangan giliran harga bagus baru ramai-ramai tanam. Kalau pertanaman sudah diatur, harga juga akan stabil, karena pasokannya juga stabil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hari ini cabai keriting tingkat petani sekitar Rp 18 ribu per kilogram. Kalau rawit merah sekitar Rp 10 ribu per kilogram,” akuinya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal senada juga disampaikan Suyono, Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia Kabupaten Kediri. Ia mengatakan menjaga stabilisasi pasokan kuncinya ada di kepatuhan dalam pelaksanaan Manajemen Pola Tanam Cabai. Sudah tiga tahun petani berusaha keras menjaga pola tanam yang sudah diatur oleh Ditjen Hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Alhamdulillah, hasilnya sangat memuaskan. Konsumen bisa memperoleh cabai dengan harga yang bersahabat, petani juga bisa menikmati keuntungan. Bahkan saat ini panenan cabai di Jawa Timur melimpah,” sebutnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *