Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

10 December 2016

Rp 1,8 Miliar Untuk Irigasi Di Gunung Kidul

Rp 1,8 Miliar Untuk Irigasi Di Gunung Kidul
10 December 2016

Rp 1,8 Miliar Untuk Irigasi Di Gunung Kidul

Pilarpertanian - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) menganggarkan Rp 1,8 miliar untuk membangun jaringan irigasi air tanah (JIAT) di Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan JIAT ini bertujuan untuk menjamin debit air agar optimal kembali, menjaga agar fungsi sarana dan prasarana jaringan irigasi tetap optimal serta tercukupinya kebutuhan air.

Pilar Pertanian – Jaringan irigasi air tanah (JIAT) Desa Bandung di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta mengalami kekurangan pasokan air. JIAT tersebut mengambil sumber air dari sumur bor yang dibangun sejak 1982. Awalnya sumur bor tersebut mampu mengalirkan air dengan debit 20-25 liter per detik, tetapi saat ini sudah mulai berkurang.

Dengan minimnya debit air, baru ada 28 hektare sawah yang dapat diairi dengan potensi hingga 50 hektare. Itu artinya ada sekitar 30 hektare lagi yang memerlukan air irigasi. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan, akan mengganti pompa tua tersebut tahun depan.

Pengeboran sumur baru juga akan segera dimulai setelah penandatanganan kontrak yang rencananya akan dilaksanakan pada 30 Januari 2017. “Januari penandatanganan kontrak lalu lanjut pengeboran. Kita sudah ada lelang dini, salah satu yang sudah lelang dini adalah sumur bor.

Pemasangan sumur bor itu merupakan pelaksanaan program Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Bandung. Program JIAT sebetulnya bukan pertama kali karena sudah berjalan sejak sejak 1982. Hanya saja, sumur pompa yang dimiliki Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) sudah tidak berfungsi dengan baik karena sudah tua.

“Saya tanya P3A punya tabungan? Ada Rp20 juta, itu menunjukan kekompakan P3A, mereka merasa butuh air dan mereka bisa mengoperasikan (pompa) sendiri. Saya kira organisasinya cukup tertib. Makanya saya akan bantu lagi satu sumur dan ganti pompanya pada tahun 2017,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengutip laman http://pu.go.id.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Tri Bayu Adji mengatakan, wilayah Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang sampai saat ini masih membutuhkan pasokan air baku cukup besar untuk pertanian, salah satunya di Desa Bandung. Seiring dengan waktu, kata dia, terdapat beberapa sarana dan prasarana JIAT yang mengalami kerusakan. Pada 2016 BBWS Serayu Opak pun melaksanakan rehabilitasi JIAT Kabupaten Gunung Kidul.

“Kegiatan rehabilitasi JIAT tahun ini yg dilakukan Kementerian PUPR di Kabupaten Gunung Kidul dengan alokasi anggaran Rp 1,8 miliar,” ujar dia.

Angka tersebut disalurkan ke beberapa desa seperti Desa Bandung Kecamatan Playen (439 meter), Desa Duwet Kecamatan Wonosari (1.465 meter), dan Desa Bloroblarangan Kecamatan Ponjong (1.957 meter). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menjamin debit air secara optimal, menjaga fungsi sarana dan prasarana jaringan irigasi tetap optimal juga tercukupinya kebutuhan air.

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *