Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

26 August 2020

“Saung Hijau” BPP Cigalontang Tasikmalaya Dukung Program Kostratani

“Saung Hijau” BPP Cigalontang Tasikmalaya Dukung Program Kostratani
Foto : Saung Hijau Sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan untuk Petani dan Masyarakat Desa Pasirmalang, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya, Jawa Barat.
26 August 2020

“Saung Hijau” BPP Cigalontang Tasikmalaya Dukung Program Kostratani

Pilarpertanian - Saung Hijau merupakan wahana edukasi yang dirintis secara swadaya di BPP Cigalontang Tasikmalaya, dan ditujukan sebagai salah satu cara penguatan fungsi BPP seperti di ceritakan oleh Ujang Rukman koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, Senin (24/08/2020).

“Pada tahun 2015, saya diberi amanah sebagai koordinator di BPP Cigalontang, saat itu kami berpikir bahwa untuk memajukan pembangunan pertanian, yang diperlukan adalah menguatkan BPP dan menguatkan kelembagaan petani karena BPP adalah ujung tombak pembangunan pertanian di kecamatan”, papar Ujang.

Sebagai upaya penguatan BPP, Saung Hijau dibangun diatas lahan BPP Cigalontang. “Saung Hijau” dibangun secara mandiri dari hasil demplot BPP sebesar 9 juta dan dibantu kelompok tani. “Saung Hijau” memiliki motto “peduli terhadap bumi, peduli terhadap masyarakat, peduli terhadap masa depan, menuju hidup lestari”.

“Saung Hijau” menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi petani dan dilengkapi klinik konsultasi agribisnis dan hama penyakit, perpustakaan, demplot sayuran, demplot tanaman buah, tanaman herbal perikanan, peternakan, diversifikasi pangan dan kedai kopi.

“Hingga saat ini, sudah banyak masyarakat yang belajar ke “Saung Hijau”, baik dari kalangan pelajar bahkan peserta pelatihan dari luar negeri pernah belajar pertanian di “Saung Hijau”, jelas Ujang.

Dalam hal kelembagaan petani, BPP Cigalontang yang berlokasi di Desa Pasirmalang Kecamatan Cigalontang dan memiliki wilayah binaan 16 desa dengan luas areal persawahan 2.509,42 hektar dan lahan darat 13.960,58 hektar dikaruniai sumber daya melimpah di sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, terus mendorong petani untuk berkelompok dengan cara terus menerus membangun kesadaran petani.

“Saat ini sudah 25 kelompok tani yang juga memiliki “Saung Hijau” dan kami mengumpulkan iuran wajib dengan tujuan suatu saat harapan kami kelembagaan petani ini mampu menjadi Badan (BUMP), jadi ada lembaga keuangan yang diurus oleh petani, dana dari petani, dikelola petani untuk petani juga”, jelas Ujang.

Tahun 2019, BPP Cigalontang dikukuhkan menjadi BPP Kostratani, dan hingga saat ini terus berupaya menjalankan 5 fungsi, baik sebagai pusat data dan informasi (tersedianya data simluhtanan, data kartu tani, data kelembagaan kelompok tani), menjadi pusat pembelajaran (adanya demplot, screen house, hidroponik), menjadi pusat jejaring kemitraan (pernah bekerjasama dengan BBPP Lembang dalam hal pelatihan, CV Bimandiri Lembang dalam hal pemasaran, Puskesmas Cigalontang untuk mensukseskan kampung KB kampung sehat dan bekerjasama dengan SMK pertanian untuk mendorong regenerasi petani, menjadi pusat pembangunan pertanian (kegiatan pupuk bersubsidi, benih, alsintan, irigasi untuk pembangunan pertanian di wilayah Kecamatan Cigalontang) dan menjadi pusat konsultasi agribisnis (petani berkonsultasi tentang pengendalian hama penyakit dan budi daya).

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) merupakan program strategis yang di gagas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk memodernisasi pertanian Indonesia. Pembangunan pertanian Indonesia dirancang melalui pendekatan teknologi informasi dan mekanisasi pertanian.

Kegiatan yang dilakukan adalah optimalisasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang menjadi pusat kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan, BPP Kostratani harus menjadi pelopor gerakan pembangunan pertanian.

“Dan setiap BPP harus mampu menyediakan data dan informasi pertanian yang terhubung dengan Agriculture War Room (AWR)”, jelas Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *