Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

30 March 2020

Sumber PAD, Penyuluh Milenial Sukses Integrasi Pertanian dan Pariwisata Banyuwangi

Sumber PAD, Penyuluh Milenial Sukses Integrasi Pertanian dan Pariwisata Banyuwangi
Foto. Penyuluh Milenial Sukseskan Integrasi Pariwisata dan Pertanian Banyuwangi
30 March 2020

Sumber PAD, Penyuluh Milenial Sukses Integrasi Pertanian dan Pariwisata Banyuwangi

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Tidak banyak daerah yang menjadikan pertanian sebagai sumber pendapatan asli daerah [PAD] maka di antara yang sedikit tersebut adalah Banyuwangi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kabupaten di ujung timur Jawa ini sukses integrasikan pertanian dan pariwisata menjadi agrowisata.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pariwisata mendorong petani meningkatkan nilai tambah hasil produksi pertanian menjadi produk olahan. Tahan lama, harga pun tinggi lantaran dibeli wisatawan sebagai oleh-oleh khas dari Bumi Blambangan. Bukan lagi sekadar produk pertanian yang harganya anjlok akibat mekanisme rantai pasok.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Itulah tugas utama penyuluh pertanian, mengubah perilaku petani, bukan lagi sekadar panen lalu jual kepada tengkulak, tapi mampu mengolah hasil pertanian bernilai tambah menjadi produk olahan maka harganya pun berlipat ganda di pasaran,” kata I Wayan Ediana, Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan – Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] di Jakarta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, keberhasilan Banyuwangi mengembangkan penyuluh milenial menjadi poin penting dari Rumusan Rapat Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian 2020 di Kota Bogor pada 22 – 28 Januari lalu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Leli Nuryati mengunjungi BPP Glagah sebagai balai penyuluhan pertanian [BPP] pilot project program Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani] dikembangkan Kementerian Pertanian RI, untuk revitalisasi peran BPP di kecamatan sebagai fokus pembangunan pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi mengembangkan penyuluhan pertanian melaksanakan fungsi pelayanan publik melalui BPP kepada petani dengan tiga pendekatan: penguatan SDM, pembenahan infrastruktur, dan layanan berbasis teknologi informasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penguatan SDM dimulai sejak 2015 dengan merekrut 64 penyuluh honorer [THL] melalui seleksi ketat. Syarat utama sarjana pertanian, usia di bawah 30 tahun, indeks prestasi kumulatif [IPK] minimal 3,0. Imbalannya, honor sesuai UMK dan tunjangan berbasis kinerja, seperti halnya penyuluh ASN sehingga input sarjana mendorong inovasi penguatan pelayanan publik penyuluhan pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini tersebar 20 BPP di 25 kecamatan yang layak secara fisik untuk kenyamanan dan lengkap sebagai sarana dan prasarana. Pemkab yang mengedepankan pariwisata sebagai PAD, mewajibkan BPP menjadi destinasi wisata.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Setiap akhir tahun, Distan Banyuwangi memberikan reward and punishment melalui kegiatan 'BPP Award' untuk memilih tiga BPP terbaik dan tiga BPP terburuk, sehingga ke-20 BPP terdorong to be the best.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Teknologi informasi penopang utama layanan publik cepat dan terukur, maka sejak 2017 hingga saat ini terus menyempurnakan layanan aplikasi digital e-Bilaperdu [mobile pelayanan terpadu].
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemkab Banyuwangi juga memfungsikan BPP sebagai pos simpul pelayanan dan penyuluh sebagai unit quick response. Tiap BPP dilengkapi sarana WiFi, kendaraan roda tiga dan satu unit smartphone.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penguatan database petani dengan pemetaan seluruh lahan pertanian berbasis Geographic Information System [GIS] sehingga mulai 2019 seluruh sawah milik petani Banyuwangi sudah terpetakan secara digital 'by name dan by address'.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam layanan aplikasi e-Bilaperdu sudah tersaji informasi harga pasar, harga tingkat petani, layanan konsultasi, layanan gesah produk dan informasi seputar pertanian. Ke depan, aplikasi tersebut dikembangkan menjadi layanan penyuluhan masa depan dengan mengadopsi model layanan ojek online.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Maksudnya, penyuluh di BPP sebagai unit quick response dan petani sebagai customer. Dengan demikian kinerja penyuluh dan kecepatan penanganan masalah dapat terukur serta menjadi bahan evaluasi untuk terus berinovasi meningkatkan layanan publik sektor pertanian.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *