Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

27 January 2020

Tanam Bawang Merah Ribuan Hektare Saat Off Season, Amankan Pasokan Lebaran

Tanam Bawang Merah Ribuan Hektare Saat Off Season, Amankan Pasokan Lebaran
Foto : Megahnya Lahan Bawang Merah di Pamekasan, Amankan Pemasokan Saat Lebaran.
27 January 2020

Tanam Bawang Merah Ribuan Hektare Saat Off Season, Amankan Pasokan Lebaran

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Berbeda dengan daerah sentra umumnya, para petani di Pamekasan justru beramai-ramai menanam bawang merah pada puncak musim penghujan. Bagi petani Pamekasan, saat penghujan menjadi waktu terbaik untuk menanam dengan menerapkan sistem budidaya di luar musim (off season). 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Data Januari – Februari tahun lalu, tidak kurang dari 2.000 hektare bawang merah ditanam oleh para petani di Pamekasan. Diperkirakan pada panen 2-3 bulan lagi, atau Maret-April nanti akan memasuki panen raya. Sehingga pasokan menjelang hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang, diprediksi aman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan, Nolo Garjito mengatakan, data yang sudah dihimpun petugas di lapangan sampai dengan Minggu ke-3 Januari, luas bawang merah sudah mencapai 800 hektare dengan umur tanam 0-25 hari setelah tanam (HST). Penanaman bawang merah di Pamekasan banyak dilakukan pada lahan tegalan, bisa sampai 3 kali setahun untuk lahan yang cukup tersedia air. Bulan Januari-Februari menjadi waktu puncak para petani menanam bawang merah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Paling luas penanaman di Kecamatan Batumarmar. Sekarang ini banyak petani yang sudah olah lahan dan siap tanam. Perkiraan kami, sampai akhir bulan ini saja penanaman sudah mencapai 1.500 hektare. Dari luasan tanam tersebut, kami perkirakan produksi bulan Maret – April mencapai 16 ribu ton. Prediksi kami harga akan stabil pada bulan itu karena sudah banyak panen,” jelas Nolo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ditemui di lahan miliknya, Bukhori ketua Gapoktan Melati Putih di Desa Lesong Laok, Kecamatan Batumarmar mengatakan bahwa saat panen raya kelompoknya memasok bawang merah ke Pasar Induk di Surabaya dan sebagian langsung ke Jakarta dan Kalimantan. Rata-rata pasokannya 10 ton setiap hari. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Biasanya petani di sini menanam bawang setelah jagung, namun tahun ini musim hujan nya telat datang, jadi kami lewatkan untuk tanam jagung dan lebih milih tanam bawang agar waktu tanam nya pas,” kata Buchori dengan logat khas Madura. Varietas bawang yang banyak ditanam adalah Manjung dan Tajuk dengan produktivitas mencapai 6-10 ton per hektare. “Nanti Maret-April banyak panen disini, mudah-mudahan harga tidak anjlok,” tukasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dihubungi terpisah, Pelaksana Tugas Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Sukarman, mengatakan pihaknya telah memetakan sentra terutama untuk mengamankan pasokan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami bergerak ke lapangan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Bapak Dirjen Hortikultura untuk memastikan ketersediaan dan pasokan bawang merah aman, khususnya menjelang peringatan hari besar keagamaan,” kata Sukarman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pamekasan sudah lama dikenal sebagai kawasan offseason sehingga menjadi perhatian khusus. Biasanya, lanjut Sukarman, jarang petani mau menanam bawang merah saat musim penghujan terlebih di lahan persawahan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Adanya kawasan off season sangat membantu mengamankan pasokan nasional,” tandasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sukarman menyebut musim hujan dengan intensitas tinggi berpotensi berdampak pada pasokan bawang merah, khususnya yang berasal dari sentra-sentra di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kementan akan terus mendorong penumbuhan daerah baru yang memungkinkan dilakukannya pertanaman luar musim (off season). Kuncinya agroklimat harus sesuai, lahan berlereng lebih bagus. Benihnya harus unggul dan budidayanya juga harus intensif,” terangnya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut pria yang akrab disapa Karman tersebut, Kementan saat ini aktif melakukan pengawalan penerapan manajeman tanam di sentra – sentra produksi. Kementan juga telah  mengembangkan instrumen yang mampu memprediksi ketersediaan dan harga bawang merah dan cabai selama tiga bulan ke depan, yang dikenal dengan Early Warning System (EWS). 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Fokus kami adalah memastikan produksi aman supaya masyarakat bisa lebih tenang menjalani puasa hingga lebaran nanti,” pungkasnya. (MA)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *