Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

09 May 2020

Terus Ikhtiar di Saat Pandemi, Poktan Kandang Besar Tetap Tanam Padi

Terus Ikhtiar di Saat Pandemi, Poktan Kandang Besar Tetap Tanam Padi
09 May 2020

Terus Ikhtiar di Saat Pandemi, Poktan Kandang Besar Tetap Tanam Padi

Pilarpertanian - Ditengah rimbunnya hutan beton, ternyata DKI Jakarta masih mempunyai beberapa bidang sawah yang masih terpelihara hingga saat ini. Seperti nampak di daerah Cakung, Jakarta Timur. Disini, Wahono bersama para petani lain yang tergabung dalam Kelompok Tani Kandang Besar tetap melakukan usaha tani, baik budidaya padi ataupun hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Wahono, semangat dan kegigihan mereka tetap menanam padi di tengah kondisi pandemik karena keinginan untuk membantu perjuangan dalam melawan Covid-19. “Usaha yang dapat kami lakukan adalah dengan terus menanam padi untuk menjaga stok pangan masyarakat.” Ujarnya saat ditemui, Kamis (7/5)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
PSBB yang diterapkan oleh Gubernur Jakarta mengharuskan sebagian besar warga untuk beraktivitas dari rumah. Namun, pengecualian bagi mereka yang bergerak di sektor pertanian yang mengharuskan tetap beraktivitas di lahan-lahan untuk melakukan budidaya tanaman demi menjaga ketersediaan stok pangan masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini dikarenakan masyarakat cenderung merasa khawatir jika pandemi terus berlangsung maka akan berpengaruh terhadap ketersediaan stok pangan. “Sehingga, selain untuk memenuhi stok pangan masyarakat, kegiatan petani yang tetap berlangsung ini juga disebabkan karena kebutuhan keluarga mereka sendiri.” Tambah Wahono.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Poktan Kandang Besar Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur memiliki lahan garapan sawah yang berada di tengah-tengah perumahan padat penduduk. Luas lahan garapan sawahnya saat ini kurang lebih 8 ha. Petani penggarapnya sebagian merupakan warga pendatang dari daerah pantura Jawa Barat. Mereka sudah lama menggarap lahan sawah ini. Selain berbudidaya tanaman padi, anggota poktan Kandang Besar juga menanam komoditas hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, salah satu kepanjangan tangan Kementerian Pertanian yang ada di tiap Provinsi turut melakukan pendampingan pada Kelompok Tani ini. Pada musim tanam kali ini, BPTP Jakarta mengenalkan varietas padi Inpari 32 dan Inpari Nutrizinc di Poktan Kandang Besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Inpari 32 merupakan varietas turunan dari Ciherang dan memiliki keunggulan yakni potensi hasil mencapai 8,42 ton/Ha Gabah Kering Giling dan memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri, tahan blas dan agak tahan tungro.” Ungkap Kepala BPTP Jakarta, Arifin Rivaie.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Arifin menambahkan, untuk Inpari Nutrizinc sendiri adalah padi dengan kandungan Zinc yang cukup tinggi. “Kandungan Zn pada varietas tersebut sebesar 34,51 ppm sementara varietas lain seperti Ciherang hanya berkisar 24.06 ppm.” Ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketatnya peraturan PSBB di DKI Jakarta sendiri tidak menghalangi semangat petani di Poktan Kandang Besar untuk melakukan penanaman padi. Pada 26 April yang lalu telah dilakukan kegiatan pindah tanam bibit padi varietas Inpari 32. Selang waktu sepekan, Minggu 3 Mei 2020 juga dilaksanakan pindah tanam padi varietas Inpari Nutrizinc. “Bibit yang digunakan berumur lebih dari 21 hari.” Kata Wahono.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Banyaknya hama keong mas yang menyerang lahan menyebabkan mereka menggunakan bibit tua. Harapannya pada tiga bulan ke depan, bibit-bibit padi yang ditanam tersebut dapat memproduksi hasil panen padi sesuai dengan potensinya yaitu inpari 32 sekitar 8.42 ton/ha dan Nutrizinc mencapai 9.98 ton/ha. Hasil panen ini tentu akan bermanfaat memenuhi kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, Wahono menambahkan bahwa wilayah Jakarta saat ini memiliki lahan garapan sawah yang semakin sedikit. Dengan konsistensi mereka menanam maka usaha tani padi di Jakarta akan terus ada dan berjalan. “Mungkin bertani padi di Provinsi lain yang sawahnya masih luas adalah hal biasa, namun menjadi luar biasa jika dilakukan di kota Metropolitan Jakarta.” Tutup Wahono.(LT)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *