Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

07 March 2020

Tingkatkan Produktivitas dan Menjadi Petani Modern, Kunci Sukseskan Pembangunan Pertanian Indonesia

Tingkatkan Produktivitas dan Menjadi Petani Modern, Kunci Sukseskan Pembangunan Pertanian Indonesia
Foto: Sosialisasi program BPPSDMP Kementan pada Penyuluh dan Petani Provinsi Lampung di Aula Badan Pelatihan Pertanian Lampung.
07 March 2020

Tingkatkan Produktivitas dan Menjadi Petani Modern, Kunci Sukseskan Pembangunan Pertanian Indonesia

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam membangun ekonomi nasional. Meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengubah pola pikir bertani dari tradisional menjadi modern adalah kuncinya, agar tercapai tujuan menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa penduduk Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Begitu kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi saat memberikan arahan dan sosialisasi program BPPSDMP di Aula Balai Pelatihan Pertanian, Lampung, Jumat (6/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dedi juga menambahkan, kunci sukses pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas. Jika produktivitas padi hanya sekitar 5 ton/ha gabah kering giling (GKG), maka tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk meningkatkan produktivitas tidak lagi dengan cara konvensional, tapi harus dengan cara yang modern sesuai dengan logo Kementan, maju, mandiri dan modern. “Dulu sistem pertanian kita masih konvensional, belum maju dan berkembang, produksinya juga masih rendah, tapi sekarang ada inovasi varietas, didampingi dengan alat-alat modern sehingga proses produksi lebih cepat, mudah dan murah,” ungkap Dedi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam hal ini, Dedi juga memaparkan proses yang baik dan benar dalam bertani, untuk meningkatkan produksi mulai dari pra tanam sampai pasca tanam serta pasca panen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelum tanam petani harus memperhitungkan, memikirkan dan mengatur mulai dari modal, mengolah tanah, cara tanam, petani harus tahu hasil tanamnya, bisa menargetkan panennya, dan kemana petani harus menjual. “Petani harus mengerti supply dan demand,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam proses penanaman tanaman, Dedi memberikan kunci agar tumbuhan yang ditanam dapat memberikan hasil maksimal yakni dengan merawat tanaman layaknya merawat bayi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Merawat Tanaman sama dengan merawat bayi. Bedanya tanaman tidak ngomong. Untuk itu, petani harus senyawa dengan tanaman, apa yang dirasakan tanaman harus sama dengan apa yang dirasakan petani,” pesannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Layaknya bayi, tanaman harus terus dijaga jangan sampai ada hal yang mengganggu pertumbuhannya. Sebelum diserang hama penyakit, maka kita harus tau cara mencegahnya,” tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Begitu juga dengan petani padi. Petani harus mengetahui cara agar bisa mengurangi kehilangan pasca panen yang selama ini mencapai 20%. Petani padi tidak menjual dalam bentuk gabah, tapi sudah diolah terlebih dahulu menjadi beras, sehingga mendapat harga tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau nilai gabah hanya Rp 4.000/kg, maka dengan menjual beras bisa mencapai Rp 9.000/kg. Apalagi kemudian dijual dengan kemasan yang bagus, pasti akan menambah harga yang tinggi, itu baru petani yang komplit,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Soal permodalan, petani bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya rendah. Bahkan pinjaman di bawah Rp 50 juta, petani tidak perlu mengeluarkan jaminan (agunan). “Petani bisa mengakses pinjaman KUR tersebut. Nah penyuluh juga harus tahu mengenai hal itu,” ucapnya dengan ramah. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *