Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

14 March 2020

Akademisi Minta Pengalihfungsi Lahan Pertanian Dipenjarakan

Akademisi Minta Pengalihfungsi Lahan Pertanian Dipenjarakan
Foto : Alih Fungsi Lahan Dilakukan oleh Oknum Yang Merugikan Petani dan Negara
14 March 2020

Akademisi Minta Pengalihfungsi Lahan Pertanian Dipenjarakan

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Sujarwo, mengungkapkan maraknya alih fungsi lahan yang dilakukan sejumlah pihak tak bertanggung jawab hanya akan membuat para petani sengsara. Kata dia, pengalihfungsi harus ditindak secara tegas dan dipenjarakan sesuai aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya yakin kita belum terlambat untuk berbuat apa yang seharusnya kita lakukan. Artinya kita tidak boleh membiarkan celah sedikitpun bagi mereka yang akan mengalihfungsikan lahan pertanian,” ujarnya, Sabtu (14/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Sujarwo, selama ini ada dua faktor yang membuat alih fungsi lahan begitu deras terjadi. Pertama, pemilik modal memandang tanah sebagai long-term profit perspective (increasing return overtime for the future). Kedua, pemilik lahan memandang area lahan sebagai unprofitable resources dengan pilihan impas, rugi atau untung sedikit.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jika demikian, interaksi kedua agen ekonomi akan menghasilkan transaksi yang jauh lebih mudah, yakni hanya meninggikan harga lahannya di atas ekspektasi petani, kemudian dengan sendirinya alih fungsi lahan akan terjadi,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai tambahan informasi, pemerintah memiliki aturan ketat dalam mencegah alih fungsi lahan pertanian Indonesia, yaitu dengan mencantumkan pasal pidana pada Undang-undang 41 tahun 2009 tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Aturan ini memiliki turunan amanat mendasar yang tertuang dalam Perda RTRW dan RDTR Kabupaten/Kota.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di samping aturan itu, sebenarnya para petani bisa mencegah tingginya laju alih fungsi lahan melalui perspektif long-term profit, dimana pandangan utamanya adalah nilai jual hasil produksi yang masih tinggi. Dengan cara ini, petani mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahataninya menjadi lebih profitable.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini secara otomatis akan mencegah alih fungsi lahan. Karena petani sadar melepas lahannya akan menjadi kerugian jangka panjang bagi diri dan negaranya,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Disisi lain, petani juga harus mendapatkan pertolongan bersama dalam menghadapi ganasnya perubahan. Menolong petani artinya membuat mereka lebih berdaya secara teknologi, lebih baik secara informasi, dan lebih berwawasan bisnis sebagai entitas ekonomi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam hal ini, pemerintah bersama perguruan tinggi, industri, dan pusat-pusat inovasi lainnya harus saling berkesinambungan untuk membantu pahlawan pangan Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tetapi ingat, petani juga harus disadarkan bahwa mereka harus merubah mindset. Jangan hanya suka dibantu pemerintah saja, namun harus memiliki jiwa entrepreneur (menciptakan inovasi dan nilai tambah). Contohnya bagaimana petani di New Zealand dengan pertanian berkorporasinya, lalu petani di Korea Selatan dengan Saemaul Undongnya. Jadi sekali lagi, harus ada pendorong yang membuat petani terinspirasi dengan best practices expose mereka dengan apa yang seharusnya dilakukan,” tutupnya. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *