Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

07 March 2019

Bersama Petani Milenial, Kementan Fokus Bikin Petani Sayuran Cianjur Maju

Bersama Petani Milenial, Kementan Fokus Bikin Petani Sayuran Cianjur Maju
07 March 2019

Bersama Petani Milenial, Kementan Fokus Bikin Petani Sayuran Cianjur Maju

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus mendorong pengembangan komoditas hortikuktura khususnya sayuran Kabupaten Cianjur yang lebih maju. Budidaya sayuran lebih banyak digeluti generasi muda dan sistem budidaya dilakukan secara modern yang ramah lingkungan hingga pemasaran melalui sistem korporasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, petani sayuran Indonesia khususnya Cianjur kami harapkan naik kelas. Caranya petani harus efisienkan biaya produksi, bangun koperasi dan bermitra dengan eksportir sehingga petani tidak lagi berpikir jika harga turun, maka merugi. Jadi kami ingin petani sayuran Cianjur harus lebih maju,” demikian diungkapkan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi pada kegiatan pembinaan petani sayuran di Sekretariat Gabungan Kelompok Tani Mujagi, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Cianjur, Rabu (6/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hadir Kepala Dinas Pertanian Cianjur, Muhamad Nano, Sekretaris Dinas Pertanian Cianjur, Kodrat Nugratama, penyuluh, petani dan pemuda tani serta wanita tani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan data Dinas Pertanian Cianjur, luas lahan sayuran 17.000 ha. Tanaman sayuran di antaranya cabai, bawang daun, wortel, tomat, buncis, kol, pepaya dan jagung manis. Komoditas sayuran tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Cianjur, juga sebagian besarnya disuplai ke pasar-pasar yang ada di Jabodetak dan Bandung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Data BPS, di bulan Februari 2019, bahan pangan mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Andil deflasi ini sebagian besarnya disebabkan harga komoditas sayuran. Deflasi ini sebenarnya menunjukan produksi sayuran kita melimpah. Petani khususnya di Cianjur sangat tangguh ketika harga turun,” ujar Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karenanya, lanjut Suwandi, petani jangan terus berpikir pada turunnya harga yang menyebabkan merugi. Sebab harga merupakan akibat yang sebabnya karena berbagai faktor. Mulai dari sistem produksi karena panen melimpah dan biaya yang tinggi. Kemudian harga naik disebabkan juga faktor distribusi, logistik atau penyimpanan yang belum memadai dan tata niaga atau prilaku pasar itu sendiri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kementan sudah jalan mengurai masalah ini. Misal terkait logistik, Kementan telah memberikan bantuan gudang pendingin. Masalah distribusi telah bangun pasar lelang,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk mensiasati harga turun dan tingkatkan produksi, ini sangat bisa dilakukan petani sendiri. Pertama, efisienkan biaya produksi dengan menggunakan benih unggul dan pestisida maupun pupuk organik dari buatan sendiri. Efisiensi biaya pun melalui sistem budidaya ranch shelter,” pintanya
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kedua, yakni melakukan budidaya sayuran dengan sistem tumpang sari, sehingga petani tidak bergantung pada satu komoditas saja. Ketiga, langkah untuk mensiasati harga yakni membentuk koperasi dan sejenisnya. Dengan koperasi, ibarat sapu lidi, petani bersama-sama akan menjadi kuat, sehingga petani setelah berkelompok menjadi naik kelas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Koperasi bisa melayani input sehingga benih unggul, pupuk, pestisida seragam diterima petani dan untuk transfer teknologi sehingga sayuran dihasilkan berkualitas tinggi yang seragam,” sebutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Petani pun mudah bermitra mendapatkan akses pembiayaan, kredit, asuransi dan pemasaran bersama pelaku pasar modern hingga eksportir. Mendapatkan akses hilirisasi pun juga mudah. Petani tidak hanya jual dalam bentuk sayuran segar, tapi bentuk olahan,” pinta Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten, Muhamad Nano mengatakan Kabupaten Cianjur merupakan sentra produksi sayuran. Pengembangan sayuran tidak lagi dilakukan secara tradisional, tetapi sudah modern hingga penanganan pemasarannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami sudah rangkul pelaku usaha yang merupakan petani. Petaninya anak muda. Pemasaran sayuran sudah tidak lagi lewat tengkulak, tapi langsung dipasarkan sendiri door to door ke konsumen, hotel dan rumah makan dengan kemasan menarik bahkan dipasarkan secara online,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Nano, terobosan ini tidak terlepas dari dukungan Kementan dalam mendorong pemerintah daerah dan petani untuk membangun pasar lelang. Apalagi di era pemerintahan Jokowi-JK ini, minat pemuda untuk menjadi bertani sudah mulai masif dilakukan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ke depan, kami akan perluas lagi pasar online ini. Sehingga tidak hanya konsumen di Cianjur dan sekitar, tapi konsumen di Jakarta pun bisa memesannya. Ini sangat memotong rantai pasok, petani tidak pusing kalau harga turun,” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perlu diketahui, pada kegiatan ini Direktur Jenderak Hortikuktura memberikan bantuan benih sayuran kepada petani dan melepas sayuran seperti paprika, cabai, kol dan terong yang langsung ke pembeli secara door to door. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *