Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

21 January 2020

Indonesia Dukung Pemetaan Tanah Global

Indonesia Dukung Pemetaan Tanah Global
Foto: FGD dalam rangka Review Hasil Kegiatan AFACI, kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan AFACI dan FAO 2019.
21 January 2020

Indonesia Dukung Pemetaan Tanah Global

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Indonesia melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian tengah mempersiapkan peta tanah nasional skala 1:500.000 untuk mendukung pemetaan global yang dilakukan Food Agriculture Organization (FAO). Peta tanah akan ditampilkan dengan sistem klasifikasi World References Base (WRB) yang dikembangkan lembaga PBB yaitu FAO dan Unicef.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Indonesia telah memiliki peta tanah skala 1:250.000 dan 1:50.000 untuk seluruh Indonesia, tetapi dengan sistem klasifikasi taxonomy yang dikembangkan USDA,” kata kepala bidang KSPHP, Balai Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Dr. Yiyi Sulaeman, pada Focus Group Discussion (FGD), Senin (20/1).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan demikian, secara prinsip Indonesia tinggal melakukan pemadanan nama-nama tanah pada 2 sistem klasifikasi yang berbeda sekaligus melakukan generalisasi peta. Partisipasi Indonesia penting untuk mendukung kajian sebaran jenis-jenis tanah di dunia. Saat ini negara-negara di Afrika telah lebih dahulu menyelesaikan, sementara negara di Asia Tenggara sedang melakukannya bersama-sama termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Yiyi, komunitas tanah global sepakat untuk menyelesaikan peta tanah dunia karena permintaan masyarakat terhadap peta tanah semakin tinggi. “Dulu ilmuwan ilmu tanah hanya melayani sektor pertanian, kini ilmuwan ilmu tanah juga dituntut melayani sektor lain hingga yang tak pernah terbayangkan seperti sektor kesehatan,” kata Yiyi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Demikian pula informasi tanah sangat bermanfaat untuk mitigasi bencana. Tanah dengan struktur lepas di atas lapisan kedap air ternyata berpotensi longsor ketika berada di daerah bercurah hujan tinggi. “Informasi sebaran mereka sangat berharga untuk para pengambil kebijakan,” kata Yiyi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Yiyi, peta tanah global tersebut di masa depan dapat diakses oleh semua kalangan sepanjang terkoneksi internet. “Peta tanah dapat dibuka seperti layaknya membuka Google Earth,” kata Yiyi. Dengan demikian, informasi tanah semakin terbuka dan bukan monopoli ilmuwan tanah saja.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Output serupa telah dihasilkan oleh Afrika berupa Soil Map of Afrika, dan Indonesia bersama 14 negara lain akan menyusun Soil Map of Asia, ungkap Dr. Husnain dalam kesempatan lain.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inisiasi AFACI dengan menjadikan Indonesia sebagai partner langsung penyusunan peta tanah ini menurut Kepala Badan Litbang, Dr. Fadjry Djufry bahwa AFACI memiliki kepercayaan kepada peneliti-peneliti Indonesia, khususnya Badan Litbang Pertanian, jelasnya dalam kesempatan terpisah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
FGD ini diikuti oleh para pakar pedologi, remote sensing, dan GIS, yaitu, Prof. Budi Mulyanto (Ketua Umum HITI/IPB), Prof. Azwar Maas (UGM), Dr. Sri Rahayu Utami (UB), Dr. Rachmat Haryanto (UNPAD), Dr. Wirastuti Widyamanti (UGM). Dari Badan Litbang Pertanian, peneliti dan pakar yang hadir meliputi, Prof. Irsal Las, Prof. Fahmudin Agus, Prof. Sukarman, dan peneliti senior lainnya. FGD dilaksanakan dalam rangka review hasil kegiatan AFACI, kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan AFACI dan FAO tahun 2019. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *